Spam next and vote ♥️
🌼🌼🌼
Ara masih senantiasa duduk di sebelah Aliya, dan Aliya pun masih sama. Sepertinya ia masih tak menduga, telat sedikit saja pasti ia sudah tak bisa melihat dunia.
"Tunggu bentar ya, gue beli minum" Ujar Ara, melirik sekeliling lalu menyebrang untuk membeli air minum di sebuah warung.
Hari bahagia mati!!
Tulisan itu terus terbayang-bayang dipikiran gadis yang hampir saja kehilangan nyawanya itu.
"Alka, gue takut" gumam Aliya yang tak bisa didengar siapapun, kucing ia selamatkan tadi sudah pergi entah kemana.
"Nih" Ara menyodorkan sebuah botol minuman ke hadapan Aliya, Aliya menerimanya dengan senang hati lalu meminumnya.
"Lo nggak pa-pa kan?" Tanya Ara, Aliya menggeleng lalu mengusap bibirnya yang basah setelah meminum Air.
"Alka kesini sebentar lagi"
~~~Meong~~~~
Suara kucing kembali terdengar, Aliya dan Ara sama-sama menoleh ke arah belakang. Di belakang mereka ada seekor kucing yang baru saja diselamatkan oleh Aliya sedang membawa sebuah kertas.
Aliya berdiri lalu mengangkat tubuh kecil kucing itu dan kembali duduk di samping Ara.
"Kertas apa tuh?" Tanya Ara sedikit mencondongkan badannya ke arah kucing itu.
Aliya menggeleng, masih belum mengeluarkan suara sepatah kata pun. Mengambil kertas yang berada dalam gigitan kucing Oren di pangkuannya.
Satu jengkal lagi, rencana gue berhasil
Aliya kembali tertegun membaca surat itu, wajahnya seketika pucat mengingat kejadian tadi. Ara yang menyadari perubahan raut wajah Aliya pun segera mengambil alih surat itu dari tangan Sahabatnya.
"Satu jengkal lagi, rencana gue berhasil" Ucap Ara membaca isi dari kertas itu.
"Orang yang sama" Gumamnya.
Tin tin
Sebuah mobil berhenti didepan mereka, bisa dilihat itu adalah mobil Alka. Tak lama Pintu mobil terbuka, Alka Kevin dan Bumi turun bergantian dari mobil.
Aliya segera berdiri dan memberikannya kepada Ara. Alka pun sama, ia berlari kecil lalu merengkuh tubuh mungil Aliya dan memeluknya.
"Liya nggak pa-pa kan?" Tanya Alka hangat, membuat suasana hati Aliya menjadi sedikit lebih tenang.
"Kenapa Ra?" Tanya Kevin kepada Gadis itu. Ara menoleh sebentar ke arah Aliya yang masih memeluk Alka, namun Alka turut menatapnya meminta penjelasan.
"Aliya hampir di tabrak mobil" jawabnya membuat mereka tercengang.
"Mo-mobil?" Tanya Vino, Ara mengangguk.
"Kan gue nyuruh Lo buat pesen taksi, bukan jalan kaki!" Ujar Alka kepada Ara.
"Gue emang udah pesen taksi, tapi ada yang aneh sama sopirnya"
"Aneh gimana?"
"Sopirnya itu pake topi hitam, diperjalanan dia cuma diem aja fokus ke jalan___
"Lah bener dong, kalo nyetir harus fokus" sela Vino membuat Alka menatapnya tajam.
"Iya, tapi gue ngerasa ada yang aneh. Terus tiba-tiba sopirnya ngerem mendadak, pas kita tanya sopirnya cuma nunjuk ke arah depan mobil yang kita tumpangi" ujar Ara lagi.
"Takut" cicit Aliya, Alka langsung mempererat pelukannya dan mengecup rambut Aliya. Menaikkan alisnya ke arah Ara, membuat gadis itu melanjutkan ucapannya.
"Habis itu gue sama Aliya turun ngecek, pas dicek ternyata ada anak kucing yang hampir ketabrak" Ucapnya seraya mengangkat tubuh kucing di tangannya.
"Geliii" Vino bergidik geli saat melihat kucing itu. Ara tersenyum jahil ke arah Vino, namun tangannya di pegang oleh Kevin membuat niatnya tertunda. Kevin mengambil Alih kucing itu dari gendongan Ara.
"Pas kita udah ngambil kucingnya, terus mau masuk ke dalam mobil lagi. Mobilnya malah pergi gitu aja, gue sama Aliya udah teriak-teriak tapi sopirnya tetep ngejalanin mobilnya. Gue ngejar mobil itu terus disusul Aliya di belakang"
"Tapi di tengah jalan tiba-tiba ada mobil yang hampir nabrak Aliya, untuk sopirnya berhasil ngerem ya walaupun nabrak trotoar" ujarnya menunjuk ke bahu jalan yang rusak akibat kecelakaan kecil yang hampir merenggut korban tadi.
Aliya melepaskan pelukannya lalu mendongak menatap Alka.
"Tadi gue lihat ada orang pake baju hitam di mobil yang hampir nabrak gue" Ujarnya kembali membuat mereka terkejut, pantas saja tadi Aliya fokus ke arah mobil saat Ara bertanya bagaimana kondisi gadis itu.
"Setelah kejadian itu kucingnya pergi, nggak tau kemana. Tapi tiba-tiba Dateng lagi sambil bawa kertas" Ucapnya memberikan kertas yang didapatnya kepada Alka.
Kevin dan Vino mendekat ke arah Alka lalu dengan bersama mereka membaca isi dari kertas itu.
"Satu jengkal lagi, rencana gue berhasil"
"Masih orang yang sama" Ujar Kevin kembali mendekat ke arah Ara.
"Pasti orang itu niatnya mau bunuh Aliya dengan cara penabrakan kayak tadi" Tebak Vino, Kevin menggeleng lalu tangannya mengambil kalung dari leher Kucing yang di gendongnya. Kalung berwarna hitam itu ia angkat tinggi-tinggi.
"Mereka mau main-main dulu, dan gue yakin ini semua udah direncanakan" ujarnya lalu melempar kalung itu ke aspal dan menginjaknya hingga hancur.
"Kenapa di hancurin?" Tanya Aliya tak terima, ia langsung merebut anak kucing itu dan menggendongnya.
"Ada alat penyadap suara di kalung itu" Kevin berjongkok lalu memunguti kepingan kalung serta alat penyadap itu.
"Berarti kucing ini juga bagian dari rencana mereka?" Tanya Ara, Kevin mengangguk lalu menatap Aliya.
"Lebih baik Lo lepas kucingnya, jangan dibawa pulang" ujarnya membuat Aliya cemberut.
"Tinggal aja, nanti gue beliin lagi!" Sahut Alka, nada bicaranya menjadi lebih tegas berharap Aliya menurut.
Aliya mencebikan bibirnya kesal, berjalan ke arah kursi tadi lalu menaruh kucing itu diatasnya. Berbalik lalu menarik lengan Ara, mengajak gadis itu masuk kedalam mobil.
"Kita harus lebih waspada"
"Demi Aliya"
🌼🌼🌼
Bersambung ....
••••
Yuhuu, up nya telat lagi 🙁
Maaf ya, ya udah selamat membaca dan jangan lupa vote nya ya kak
Ika Putri, 11 November 2021
04:10
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKALIYA [ TAMAT ]
Mystery / ThrillerGenre : Fiksi remaja + romansa + misteri [Slow Update] Aliya Anandhita Pertiwi gadis SMA yang baru saja berusia tujuh belas tahun harus menjadi korban penculikan yang didasari oleh sakit hati dan balas dendam. Aliya dibawa kabur oleh penculik Ke tem...