Spam next and vote ❤️
🌼🌼🌼••••
Baik keluarganya dan orang-orang terdekat masih tak menyangka hal itu akan terjadi. Vino yang biasanya banyak tingkah kini telah hilang, bak di telan bumi.
Andai saja Nando tak terjatuh saat itu, mungkin ia bisa menyelamatkan Vino. Dan andai Ara datang lebih cepat, semuanya tidak akan terjadi.
Dan andai saja ibunya tidak meninggalkan Vino sendirian di rumah, itu semua tidak akan terjadi. Vino Mahendra dinyatakan telah sadarkan diri, setelah dilakukan pendonoran darah.
Semuanya kini berdiri di depan ruang UGD, rumah Sakit Abadi. Setelah menunggu lama, akhirnya Dokter keluar dan mempersilahkan keluarga untuk masuk ke dalam.
"Vino," ujar Meysa, ibunda Vino dengan lirih. Ia menghampiri anaknya, dan mengusap kepala anaknya yang di perban.
"Kamu beneran mau bunuh diri? Kamu udah nggak sayang lagi sama mama?" Tanyanya terisak.
Sedangkan yang lainnya hanya diam, memberi waktu untuk ibu dan anak itu berbincang. Menunggu beberapa menit, akhirnya Vino benar-benar membuka matanya dan yang pertama ia lihat adalah wajah ibunya yang memerah dan juga teman-temannya.
"Tenang aja, gue nggak mati kok." Celetuknya lalu disambut kekehan kecil dari mereka.
"Lo bikin gue jantungan tau nggak?!!" Sentak Ara kesal bercampur lega, bagaimana tidak.
Ia tiba-tiba di telfon dan setelah sampai di rumah Vino ia disuguhkan oleh pemandangan tak mengenakan, Vino terbaring lemah di atas tanah dengan kepala yang bercucuran darah. Siapapun yang melihatnya pasti akan beranggapan kalo Vino itu korban Bunuh diri.
"Kamu udah nggak pa-pa kan? Masih ada yang sakit?" Tanya Meysa menatap putra sulungnya. Vino tersenyum lalu menggeleng, ia menarik lengan Meysa dan memeluknya.
"Maafin Vino, udah buat mama khawatir." Ujarnya pelan, Meysa mengangguk lalu mengecup kening putranya.
Brak
Pintu ruangan terbuka dengan cara di tendang, ada seorang laki-laki dengan setelan jas nya yang sudah kusut dan wajah penuh amarah.
Laki-laki itu berjalan cepat menghampiri Vino dan langsung memberikan tamparan keras di pipi kanan laki-laki itu.
"MAS!!" Bentak Meysa kepada suaminya.
Air mata Vino jatuh, ia memegang pipi nya yang terasa panas akibat tamparan itu. Kepalanya mulai berdenyut dan pusing ikut menyerang kepalanya. Ia menunduk, tak berani menatap wajah laki-laki didepannya yang berstatus sebagai ayah kandungnya.
"KAMU ITU MEMANG ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG!!" Teriak Melviano kepada anaknya.
"Kurang baik apa Papa sama kamu? Kenapa kamu malah bunuh diri?!!"
"Kamu mau mati? IYA?!!"
Nando yang tak tega pun ingin angkat bicara, namun terkejut kala Melviano kembali mendaratkan tamparan di pipi kiri Vino.
"MAS UDAH!!" Teriak Meysa menarik lengan suaminya agar menjauh dari Vino.
Alka yang mulai geram pun mendekati Melviano dan memberikan Bogeman mentah kepada laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKALIYA [ TAMAT ]
Mystery / ThrillerGenre : Fiksi remaja + romansa + misteri [Slow Update] Aliya Anandhita Pertiwi gadis SMA yang baru saja berusia tujuh belas tahun harus menjadi korban penculikan yang didasari oleh sakit hati dan balas dendam. Aliya dibawa kabur oleh penculik Ke tem...