Spam next and vote ❤️
🌼🌼🌼Bugh
Bugh
Brak
"MAKSUD LO APA KAL? LO YANG UDAH NYULIK ALIYA? IYA, HAH?!!" Alka yang geram meninju rahang Haikal dan menendang perutnya membuat Haikal jatuh tersungkur menabrak meja di belakangnya.
Nando mengusap bahu lebar Alka, menyalurkan kesabaran agar Alka tak kalab untuk membunuh Haikal saat ini juga.
Haikal bangkit sembari mengusap sudut bibirnya yang robek akibat tinjuan dari Alka."Gue bisa jelasin,"
"APA LAGI?!!"
"Tenang Ka, lo bikin pengunjung yang lain gak nyaman." Nando menarik lengan Alka yang hendak melayangkan pukulan kepada Haikal.
"Kita selesaiin ini di luar, gak enak sama yang lain!" Ujar Nando lagi lalu mengajak keduanya pergi dari cafe yang tadi mereka datangi.
Sebelum benar-benar pergi, Nando menyempatkan bertemu dengan manager cafe itu untuk bertanggung jawab atas ketidak nyamanan yang ditimbulkan akibat perkelahian Alka dan Haikal tadi. Setelahnya, ia membawa Alka dan Haikal ke taman terdekat.
Alka berhenti dibawah pohon yang cukup rindang, diikuti Haikal dan Nando dibelakang serta sampingnya.
"Jelasin!" Perintah Alka lebih tenang dari sebelumnya.
"Gue dijebak Siska,"
Hening.
Pernyataan dari Haikal berhasil membuat Alka maupun Nando terdiam membisu."Siska?" Sebelah Alis Alka terangkat ke atas.
Haikal mengangguk."Gue harap Lo gak bakal marah setelah denger penjelasan gue nanti." Pintanya.
"Maksud Lo apa?!" Tanya Alka yang mulai terpancing emosi.
"Jangan bunuh gue kalo Lo tahu fakta ini Sekarang."
"Tergantung." Balas Alka seadanya.
"Jelasin yang sebenarnya terjadi, jangan ada satupun yang kelewat!" Kata Nando menyisir rambutnya ke belakang. Matanya menatap tajam kearah Haikal.
"Sebenarnya, yang neror Aliya selama ini itu gue--
Bugh
"ALKA!!"
Haikal kembali meringis saat kembali mendapatkan Bogeman mentah yang lebih keras dari sebelumnya. Ia menatap Alka yang juga menatapnya datar, namun di matanya terlihat kobaran amarah yang kapan saja bisa meledak.
"Dengerin penjelasan dia dulu, percuma kalo Lo pukul dia. Lo gak bakal dapet penjelasan kalo Haikal mati, Ka!" Peringat Nando lebih tegas. Ia paham betul peringai sahabatnya itu, jika sudah marah susah untuk dikendalikan.
"Lanjutin, jangan sampe Lo mati duluan sebelum jelasin yang sebenarnya!"
"Yang neror Aliya itu, gue sama Siska. Semua itu atas perintah Siska, gue diajak kerja sama dengan iming-iming gue bakal dapetin Aliya dan Siska bisa dapetin Lo." Haikal memandang Alka tenang, ia sudah siap jika harus mati di tangan teman satu sekolahnya itu.
"Atas dasar apa Lo pengen dapetin Aliya? Sampe pake cara murahan kayak gitu?!!" Desis Alka tajam.
"Gue suka sama Aliya, sejak kelas 10. Lo tau itu, gue udah pernah nyoba nembak dia. Dan dia nolak gue, kalian tahu bahkan satu sekolah tahu kejadian itu." Haikal menghela nafasnya gusar sebelum akhirnya melanjutkan pembicaraannya.
"Dari situ gue coba buat ikhlasin Aliya, tapi bukannya hilang. Rasa itu semakin lama semakin dalam, gue selalu bikin Aliya marah, selalu cari masalah sama dia, selalu jahilin dia, itu semua gue lakuin semata-mata biar bisa Deket sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKALIYA [ TAMAT ]
Mystery / ThrillerGenre : Fiksi remaja + romansa + misteri [Slow Update] Aliya Anandhita Pertiwi gadis SMA yang baru saja berusia tujuh belas tahun harus menjadi korban penculikan yang didasari oleh sakit hati dan balas dendam. Aliya dibawa kabur oleh penculik Ke tem...