Spam next and vote❤️
🌼🌼🌼Waktu bergulir dengan cepat. Pagi ini Alka dan Ayahnya serta Om Dimas sudah berada di kantor polisi. Subuh tadi polisi berhasil menemukan jejak sang penculik, aksi penculik yang terekam lewat cctv disebuah rumah dekat dengan gedung itu menjadi bukti.
Namun polisi tidak mengetahui orang tersebut karena orang itu memakai pakaian serba hitam. Tetapi ada sebuah titik terang, mobil yang di kendarai pelaku berhasil dilacak, mobil itu diketahui berhenti di sebuah apartemen tak jauh dari sana. Saat diperiksa polisi tidak menemukan pemilik mobil dan bukti yang cukup.
Masih di tempat yang sama, Alka duduk di bangku taman dekat apartment Husada. Keadaannya cukup berantakan, wajahnya merah dan rambut yang tak tertata.
"Lo dimana, Al." Lirihnya sendu.
Baru beberapa jam memang, namun itu semua berhasil membuat mental Alka down, ibunda Aliya pun sampai harus di rawat di rumah sakit karena penurunan imun.
Alka memejamkan matanya dan bersender di bangku taman. Wajahnya yang memerah terlihat tenang, rambutnya sedikit berterbangan karena tertiup angin.
🌼🌼🌼
Waktu terasa sangat singkat tanpa kehadiran satu sahabatnya. Ara, gadis itu menunduk lesu di ayunan sebuah taman. Gadis itu bersama Vino, keduanya sama-sama diam, tak tahu untuk mulai berbicara apa.
"Gimana sama Aliya ya? Apa dia baik-baik aja?" Gumam Ara sedih.
Vino yang juga ikut duduk di ayunan sebelah Ara menatap gadis itu lekat. Dimata Ara tersirat rasa rindu yang sangat dalam, tangannya tergerak untuk mengelus punggung gadis itu.
"Aliya pasti baik-baik aja, secepatnya kita akan nemuin dimana keberadaan Aliya." Katanya lembut.
"Gue bener-bener ga nyangka, ada orang yang tega nyulik Aliya. Dan, kenapa harus tadi malam? Kenapa harus disaat hari bahagia Aliya?!" Tanya Ara menggebu-gebu.
"Eh- Lo masih ingat kan tentang teror yang waktu itu?"
Pertanyaan dari Vino membuat Ara menatapnya intens, Ara menunggu lelaki disampingnya untuk lanjut berbicara.
"Hari bahagia, mati!" Ujar Vino mengulangi perkataan itu.
"Satu-satunya cara buat kita tau dimana Aliya itu lewat surat terakhir kali yang kita temuin, Lo ada fotonya kan?"
Vino mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya dan mencari foto yang seingatnya masih ia simpan di album.
"Ketemu," serunya lalu menunjukkan foto itu kepada Ara.
"Udara sejuk, angin sepoi-sepoi, dan gelombang laut." Ara dan Vino kembali membaca isi surat itu, lalu tatapan mereka beradu, seutas senyuman terbit di bibir keduanya.
"Pantai!"
🌼🌼🌼
Di suatu tempat....
"Eughh," suara lenguhan terdengar lirih disebuah ruangan. Mata orang itu bergulir menatap sekeliling.
"G-gue dimana?" Tanya orang itu yang merasa asing dengan tempatnya sekarang. Ia mencoba menggerakkan tangan dan kakinya, namun tidak bisa. Saat dia melihat ternyata kedua tangan dan kakinya terikat dengan kursi yang sekarang ia duduki.
"Arghh!"
"LEPASIN GUEE!!!" Teriaknya.
Krekk
Mata orang itu menatap ke asal suara, dilihatnya sebuah pintu yang usang terbuka dan mulai menampakkan seseorang berdiri di sana.
"Siapa lo?!"
"Hahaha."
Suara tawa mendominasi ruangan itu saat ini, membuat suasana menjadi lebih menyeramkan. Orang yang muncul dari balik pintu tadi berjalan menghampiri seorang gadis yang yang terikat di kursi dengan keadaan yang bisa dibilang cukup baik.
"Udah bangun ya? Gimana, nyenyak?" Tanya orang misterius itu.
"Suara Lo?"
"Kaget ya? Hmm, kasian." Orang misterius itu berjalan memutari gadis yang masih diam di tempatnya.
"Gue udah kasih peringatan sama Lo buat jauhin Alka! Tapi apa? Nggak Lo lakuin kan?" Orang misterius itu mengambil sesuatu dari saku celananya.
"L-lo mau ngapain?!" Sentak gadis itu saat melihat orang misterius tadi mengeluarkan sebuah cutter lipat dari saku celananya.
"Tenang aja, gue cuma mau main-main sebentar." Orang misterius itu menyeringai dari balik topeng yang ia kenakan.
"Jangan macem-macem!!"
Orang misterius itu kembali tertawa, tawa sumbang yang mengerikan. Ia mendekati gadis itu dan mulai menggoreskan cutter yang ia bawa ke leher jenjang gadis itu.
"Akhh!!" Gadis itu memekik kesakitan saat darah mulai mengalir dari lehernya.
"S- stop, jangan sakiti gue." Pinta gadis itu sesekali meringis kesakitan.
"Kenapa? Takut? Tapi gue mau!"
Sret
Orang misterius itu kembali menggoreskan cutter nya ke lengan gadis itu. Membuat goresan panjang tercipta di lengannya.
"Plis le-lepasin gue!"
"Oke, Lo gue lepasin."
"Tapi setelah gue bikin Lo gak bisa lihat dunia ini!!" Lanjut orang misterius itu membuat si gadis terkejut.
"Siapa Lo sebenarnya? Kenapa Lo bawa gue kesini?!!" Teriak gadis kecil itu. Bukannya merasa terintimidasi, orang misterius itu malahan terkekeh sinis, siapapun yang melihatnya orang itu akan terlihat seperti seorang psikopat.
Orang misterius itu membuka topeng yang dikenakannya. Membuat sang gadis tahanan menggeleng tak percaya.
"Siska?"
🌼🌼🌼
Bersambung....
Woah, Siska siapa tuh?
Iya tau alurnya ga jelas dan gak terlalu menantang.
Aku cuma mau cepet namatin cerita ini, dan aku mau fokus sama satu cerita aku.
Semoga suka
Jangan lupa vote
See you.
Ika Putri, 19 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKALIYA [ TAMAT ]
Misteri / ThrillerGenre : Fiksi remaja + romansa + misteri [Slow Update] Aliya Anandhita Pertiwi gadis SMA yang baru saja berusia tujuh belas tahun harus menjadi korban penculikan yang didasari oleh sakit hati dan balas dendam. Aliya dibawa kabur oleh penculik Ke tem...