chap 5

23.7K 184 0
                                    

Setelah aku berganti pakaian aku langsung membuatkan kopi untuk pak dede.

"Seperti biasanya kan pak" tanyaku

"Iya yang kental dan ngak manis" ucapnya sambil fokus dengan hp nya.

"Baik pak "

Setelah kopinya sudah jadi aku segera bergabung ke ruang tamu bersama pak dede.

"Ini pak kopinya diminum selagi panas enak " ucapku

"Iya bentar " ucapnya sambil mematikan rokok nya sudah habis dihisapnya

"Tumben sibuk pegang hp " ucapku . Entah dapat keberanian darimana hal itu terucap sebab pak dede jarang banget pegang hp lama lama kecuali nonton bokep.

"Ini kasih kabar istri tadi nanya . Bapak jawab saja dirumah reyhan ini malah minta video call takut suaminya ke rumah bini muda " ucapnya sambil cengengesan

"Ya sudah pak video call saja biar ibuk percaya" ucapku sambil ketawa.

Dalam hati aku sebenarnya senang memang lagi dirumah bini mudanya. Tunggu saja entah itu kapan hehehe.

Setelah video call dengan istrinya pak dede. Beliau langsung to the point tentang masalah yang ingin dia ketahui. Setelah meminum sedikit kopi buatan ku

"Han akhir - akhir ini bapak melihat kamu kurang konsentrasi kurang fokus saat kerja sebenarnya ada apa? Kamu ada masalah apa cerita ke bapak . Bapak ingin kerjaan bapak selesai tanpa ada masalah seperti kemarin. Kalau bapak ada salah bapak minta maaf" ucapnya

Akupun kaget dengan pertanyaan pak dede. Aku tidak bisa menjelaskan secara langsung tentang apa yang aku rasakan. Tapi dalam diriku juga aku merasa bersalah sudah merepotkan pak dede. Sudah membuat marah pak dede karna diriku yg tidak fokus. Lidah dan bibirku serasa kaku saat itu

"Ngak pak ngak ada masalah apa apa rehan hanya capek saat itu" kilahku. Tuhan maafkan aku yang berbohong kali ini ucapku dalam hati.

"Tidak mungkin han. Bapak sudah mengenalmu tidak seperti biasanya. Ada yang kamu sembunyikan dari bapak ! Apalagi bapak sering lihat kamu mencuri pandang ke bapak. Seperti mengintai. ya bapak salah sering marah marah ke kamu tapi itu untuk kebaikan kerja kita"

"Rehan pengen jujur ke bapak. Tapi takut bapak marah" ya aku memang bukan orang yang pandai berkilah pasti kalau aku berkilah seperti orang panik ekspresi di wajahku

"Bapak ngak akan marah le" ucapnya

"Rehan cuma merasa bersalah waktu memecahkan gelas di meja bapak tempo hari. Rehan takut jika bapak marah karna hal itu . Rehan jadi anak yg kurang ajar" ucapku sambil meneteskan air mata.

"Bapak ngak marah le. Cuma bapak waktu itu reflek ngomong kasar. Maafin bapak" ucapnya sambil berusaha memelukku dan menenagkan ku.

Entah perasaan apa walau berkeringan seharian badan pak dede masih terkesan wangi. Dan aku merasa sangat nyaman dipeluknya saat ini.

"Jadi anak laki laki jangan cengeng bapak ngak suka. Air mata laki laki itu berharga jangan mudah untuk diteteskan" ucapnya.

Walau aku masih menyimpan semua nya tapi aku anggap masalah ini selesai. Dan kami lanjut untuk mengobrol.

Hujan di luar masih sangat deras. Ditambah pak dede lupa bawa jas hujan jadi aku punya alasan untuk menahan dia agak sedikit lama untuk berada disini sehari ini saja cukup bagiku merasa senang.
Tak lupa aku menawarkan menu andalan disaat hujan yakni mie rebus ditambah telur

"Pak mau rehan bikin kan mie rebus? " Ucapku saat melihat jam 6 sore.

"Bapak belum makan dari pulang kerja tadi" imbuhku sedikit memberi perhatian

"Boleh juga han tapi kamu harus kewarung hujan hujan lagi nanti bapak harus melihat laki laki telanjang lagi walau hanya sebagian yang terlihat " jawabnya terkekeh.

"Jadi tadi bapak lihat aku telanjang?"

"Itu pintu saja ngak ditutup rapat bapak lagi balas wa saja langsung ngelihat di depan mata bagaimana menolak. Kalau yang telanjang cewek mungkin bapak akan berfikir lain" ucapnya

Aku langsung tersipu malu dengan ucapan pak dede . Ya aku yakin pak dede bukan orang spt ku. Dia masih normal .

"Tapi badan mu putih mulus tanpa bulu begitu han. Wanita saja pasti kalah pasti iri dengan tubuhmu" ucap pak dede sambil ketawa puas.

Karna aku tidak bisa membalas aku putuskan untuk menyalakan kompor dan bikin mie rebus untuk kami berdua. Suasana kembali hening sesaat sampai akhirnya aku selesai membuat mie. Saat aku tengok pak dede ternyata dia sudah tertidur pulas sambil terdengar dengkuran halus.

Aku berniat untuk membangunkan pak dede sebab mie nya keburu dingin nanti tidak enak. Tapi ada hal yang membuatku sedikit menunda. Dengan posisi terlentang ada bagian yang sedikit menggunung di celana pak dede. Bagian yang membuat diriku bener bener terdiam. Terlihat ada yang bangun dan mengeras disana. Kulihat wajah pak dede saat tertidur pulas. Wajah penuh kedamaian wajah wibawanya. Ada semburat putih di bagian kumis dan rambutnya. Namun masih terlihat ketampanan khas bapak bapak jawa.

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang