chap 37

10.5K 131 5
                                    

Sebenarnya aku merasa kesal. Tapi dalam hatiku senang .aku berfikir positif mungkin pak dede minta jatah lebih karna akan aku tinggal lama.

Setelah kontol pak dede lemas dan sudah bersih pejuhnya dia memasukkan kontolnya ke dalam celana.

"Makasih ya nduk . Kamu sangat pintar memuaskan bapak. Bapak sangat sayang sama kamu nduk". Ucapnya sambil mencium keningku.

"Kita berangkat ya nduk. Bapak antar kamu sekarang".

Kamipun segera keluar dari kamar mandi. Aku langsung bersiap memastikan semua barang yang aku bawa setelah selesai aku merapikan tempat tidur dan memasukkan semua barang pak dede ke tas dan membawanya keluar bersama barang bawaan ku kemudian mengunci pintu. Sedangkan pak dede sedang sibuk manasi motornya. Kulirik jam sudah pukul setengah delapan pagi.

"Rokok dompet dan hp bapak sudah nduk". Tanya pak dede

"Sudah ini di dalam tas kecil. Baju bapak yg kotor di kantong plastik tas besar " ucapku.

"Makasih nduk" jawabnya sambil mengelus elus kepalaku.

"Berangkat sekarang ya nduk. Bapak agak ngebut ngejar waktu". Ucapnya.

"Salah siapa. Katanya cium tapi.. "ucapku kesal.

"Iya iya bapak salah. Ayok berangkat nanti kamu boleh pegangan meluk bapak. Keburu siang".

"Kalau begini ke tempat kerja dulu saja. Bapak absen nanti baru antar reyhan sekalian langsung kirim" ucapku kesal.

"Bener juga nduk. Anak gadis bapak sudah lebih cermat sekarang. Pegangan bapak ngebut".

Akupun langsung memeluk pak dede karna ini motor tidak ada pegangan belakang. Sengaja pak dede menarik gas agak kenceng walau jarak rumah dan kantor hanya 5 menit.

Sesampainya dikantor keadaan masih sepi dan hanya beberapa pegawai pak dede kemudian absen dan mengambil catatan di meja dia memilih tempat yang lokasi pengiriman searah dengan terminal kemudian  mengambil kunci box dan segera keluar. Sedangkan aku hanya menunggu diluar. Aku tak perlu risih melihat beberapa orang yg memandangku sedikit jijik dan sinis saat di depanku. Aku tidak perlu menjawab rumor yg cepat beredar bahwa aku selingkuhan pak dede yang membuat pak dede berubah seperti ini.

"Ayo le berangkat" ucap pak dede.

"Iya pak" jawabku menunduk.

Sepertinya pak dede mengetahui kegelisahnku saat ini dia trus menuntunku tak memperdulikan mata yang mengawasi kami.

"Ndak usah dipikir le . Mereka hanya iri pada kita" ucap pak dede.

Kamipun segera masuk ke mobil box dan segera meninggalkan gudang.

Saat perjalanan ke terminal pak dede sering menatapku sepintas sambil fokus ke jalan.
Aku hanya bisa menunduk.

"Sudah nduk jangan dipikirkan. Percaya bapak semua baik baik saja". Ucapnya sambil memegang tanganku.

"Kamu disana jaga diri baik baik ya nduk. Jangan lupa kalau ada apa apa kabari bapak. Bapak akan selalu ada untukmu jika kamu membutuhkan bapak".

"Iya pak terimakasih . Reyhan selalu menyusahkan bapak. Selalu merepotkan bapak".

"Kamu istri bapak nduk. Bapak tidak merasa di repotkan olehmu".

Pak dede kemudian melepas tanganku dan mencari sesuatu di tas kecilnya.

"Nduk ini ada sedikit uang dari bapak. Kamu terima ya ".

"Ngak pak reyhan masih punya ongkos dan simpanan" ucapku.

"Kamu terima ini nduk bapak mohon walau uangnya ndak seberapa tapi bisa untuk ongkos atau beli oleh oleh. Ini uang pribadi bapak"

Dengan berat hati aku menerima uang pak dede. Beliau langsung tersenyum.

"Nitip kost ya pak. Tapi jangan dipakai untuk bawa istri muda" ucapku lirih.

Pak dede pun menggenggam tanganku lagi dan mengarahkan tanganku ke selangkangan

"Percaya sama bapak nduk. Bapak sudah merasa cukup untuk saat ini memiliki mu. Bapak ndak mau cari yang lain. Takut penyakit".

Ucapan pak dede membuatku tenang. Aku rasa senang dicintai oleh pak dede.

"Jangan lupa kalau sudah sampai di rumah kabari bapak. Jangan sungkan sungkan untuk menelpon atau chat ke bapak"

"Ya pak terimakasih banyak. Beruntungnya reyhan kenal dan memiliki bapak".

Kamipun sampai ke terminal pak dede memarkirkan mobil box di tempat yang disediaka.

"Hati hati ya nduk di bis barang berharga dan uang di jaga baik baik. Maaf bapak ndak bisa ikut denganmu. Bapak kerja dan masih ngurus anto dan ibuk".

"Iya pak reyhan tau ini saja sudah lebih dari cukup".

"Ingat pesen bapak tadi".

"Iya pak reyhan pasti ingat. Reyhan pamit dulu" ucapku sambil mencium punggung tangan pak dede lama.

Saat aku hendak menutup pintu mata kami saling bertemu ada sorot mata kesedihan di mata pak dede. Air matanya seakan tertahan.

"Jangan lupakan bapak ya le " ucapnya

Aku hanya mengangguk dan berjalan ke tempat pemberhentian bis. Namun saat aku menengok pak dede masih memandangku dan diam disana.

Aku segera mengambil hp dan mengirim pesan ke pak dede

"Pak reyhan pasti baik baik saja bapak ngak usah khawatir. Reyhan akan ingat semua pesen bapak dan akan kasih kabar ke bapak. Percaya reyhan pak. Sambil aku kasih emot love dan senyum".

Tak berapa lama pesan di baca dan pak dede segera menyalakan mobil dan keluar terminal.
Aku mengirimkan pesan begitu karna aku tau mobil itu dipasang gps. Takut jika terlalu lama disana terdeteksi gps dan membuat pak dede kena score.

Walau sebenarnya hatiku berat berpisah dengan pak dede begitupun sebaliknya tapi mau tidak mau sebab ibuku dikampung juga sedang sakit menunggu kedatangan ku.

Tuhan mudahkan lah semua urusanku saat ini.  Doaku dalam hati.

Akupun segera mencari tempat duduk menunggu bis tujuan kotaku datang.
Akupun membuka hp setelah ada beberapa pesan dari pak dede.

"Bapak sayang kamu nduk. Bapak tunggu disini jangan lupakan bapak. I love you. "

Aku hanya tersenyum melihat isi pesan pak dede.

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang