chap 30

14.2K 138 1
                                    

Setalah sarapan di salah satu warung makan aku dan pak dede akhirnya berangkat kerja sikap pak dede kepadaku sangat berbeda kali ini beliau benar benar memanjakan ku. Entah ada apa aku sendiri kurang mengerti tapi aku merasa senang diperlakukan seperti ini oleh pak dede. Mungkin sedikit berlebihan pak dede hari ini kepadaku.

"Ingat ya le . Tinggal hari ini kamu bantu kerja bapak. Bapak ndak mau marah marah sama kamu. Kamu harus fokus. Nanti antar barang yg deket rs tempat kamu test saja dulu. Biar masih pagi.  Nanti hasilnya berapa lama le? Bisa ditinggal atau?" Tanya nya.

"Jadwal nya jam 9 nan. Hasilnya bakal di kirim lewat email pak"

"Lebih bagus kalau seperti itu. Ya sudah kita berangkat antar yang searah dengan rs."

"Siap bos laksanakan 86" ucapku.

Ya seharian ini bakal jadi hari terakhir ku bekerja sebelum aku ambil cuti atau bahkan aku dikeluarkan. Sebenarnya aku masih belum tenang masih kepikiran ibuku yang sakit. Tapi karna sikap pak dede hari ini yang terlalu perhatian kepadaku membuat aku sedikit melupakan.

Saat perjalanan ke salah satu toko aku sibuk memandangi wajah pak dede yang sibuk dengan kemudinya.

"Kenapa nduk memandangi bapak terus seperti itu"

"Ngak papa pak. Katanya pengen diperhatikan tadi ya sudah aku memperhatikan bapak gantengku" ucapku cengengesan.

"Bapak  sudah tua ditambah ketutupan masker. Kalau mau memandangi kegantengan bapak nanti malam saja kamu bisa sepuasnya memandang wajah bapak"

"Aku juga sukanya yang tua . Jadi ke ge er an bapak dipuji sedikit" ucapku.

"Memang ganteng buktinya anak gadis sepertimu sampai jatuh cinta sama bapak"

Kami terus mengobrol sepanjang perjalanan mengantarkan beberapa box ice cream ke beberapa toko yang memesan stok ice cream dari perusahaan kami. Bekerja dengan pak dede sebenarnya menyenangkan tapi bagi orang yg pertama kali ikut pasti merasa sangat berat sebab harus cepat dan tepat semua diforsir seperti robot.

Beberapa toko sudah kami kirim persediaan stok untuk beberapa hari - seminggu kemudian sebab memang ini strategi pak dede agar tidak terlalu repot saat bekerja sendiri besuk. Walau pasti ada orang yang menggantikan posisiku nanti tapi biasanya hanya kuat beberapa hari.

Laki laki idaman pekerja keras. Perhatian sayang dan setia. Apalagi kontolnya juga diatas rata rata membuat aku rela memberikan semuanya untuk beliau.

"Sudah jadwalnya test nduk ." Ucap pak dede sambil menyetir dan melirik jam tangannya.

"Iya pak. Ini sudah di wa antri 7 orang lagi" ucapku sambil melirik hp.

"Ya sudah kalau begitu kita kesana jam segini jalanan sudah ndak macet".

"Iya pak. "

Setelah sampai rs pak dede memberhentikan mobil box di depan rs.

"Disini saja pak biar reyhan masuk sendiri cepet kok bapak tunggu di alfa depan itu saja kalau parkir atau masuk sini ndak bisa roko an" ucapku.

"Ya sudah . Mulut bapak juga sudah asam pengen roko an . Hati hati ya nduk. Jangan sampai hilang" ucap pak dede

"Reyhan sudah besar pak" ucapku kesal.

"Hahahhaha" pak dede hanya tertawa. Setelah itu menjalankan mobil box untuk parkir di alfa.

Setelah aku mengantri beberapa saat giliranku tiba ada perasaan campur aduk saat itu. Akupun berdoa semoga hasilnya memuaskan. Agar aku bisa kembali ke kampung dan merawat ibuku.
Walau ada perasaan sedih harus meninggalkan pak dede untuk beberapa saat.

Setelah semua selesai aku langsung menuju tempat pak dede parkir. Aku melihat beliau sedang asyik minum kopi dan menghisap rokok di tempat duduk yang di sediakan di alfa.

"Sudah selesai le" tanya nya.

"Sudah pak sebenarnya hasil bisa ditunggu tapi reyhan milih untuk dikirim email saja"

"Ya sudah kalau begitu ayo kerja lagi".

"Bentar pak reyhan belum istirahat reyhan bukan robot. Kopi buat reyhan mana pak? " Ucapku.

"Beli sendiri. Nanti kamu ngak suka kopi pahit seperti punya bapak". Ucap pak dede.

"Ya allah pak kenapa ngak dibelikan sekalian"ucapku cemberut.

"Kalau bapak belikan keburu ngak dingin lagi. Es kopi mu." Ucap pak dede tak mau kalah.

"Ya sudah reyhan beli sendiri." Sambil aku berjalan tapi sebelum aku masuk aku sedikit meminum kopi pak dede.

"Pait ngak enak" ucapku sambil berlalu.

"Hahahha sudah bapak bilang ngeyel" ketawa pak dede sambil geleng geleng kepala.

"Sekalian rokok bapak le. Nanti bapak ganti" teriak pak dede.

"Kebiasaan kenapa ngak beli sekalian tadi" ucapku.

Akupun segera masuk dan mengambil good day kesukaan ku dan berjalan menuju kasir untuk membayar sekalian membeli rokok pak dede. Tapi saat berada di kasir. Mbak dan mas nya terus tersenyum kepadaku. Kadang mereka senyum senyum sendiri. Entah perasaan ku saja atau apa.

"Ada lagi kak yg mau di beli?"

"Sekalian dunhill putih besar  yang 20 mbak"

"Ada lagi "

"Sudah mbak"

"Totalnya jadi 40 ribu mas. Mau di plastik?'

"Ngak usah mbak ini ya makasih".

Akupun langsung keluar namun aku masih melihat mbak dan mas yang jaga masih senyum senyum sendiri.

"Ini pak rokoknya" ucapku sambil duduk dan memberikan pesanan pak dede.

"Makasih ya le."

"Pak memang ada yang salah dengan penampilan ku saat ini?. Kok kasirnya senyum senyum sendiri" tanyaku

"Mungkin hanya perasaan mu saja le. Sudah ayo kerja lagi masih banyak yg harus diantar. Biar cepet selesai dan pulang" ucap pak dede.

"Astaga bapak reyhan baru duduk dan minum" ucapku kesal dan mengikuti pak dede dari belakang.

Kamipun segera kembali dan melanjutkan pekerjaan kami

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang