chap 41

9.8K 132 7
                                    

Tak berapa lama pak dede mengirimkan sebuah pesan kepadaku.

"Bapak minta maaf nduk. Bapak salah memarahimu. Harusnya bapak kasih kamu kesempatan untuk menjelaskan"

Akupun segera menelpon pak dede. Bagaimanapun dia sudah khawatir kepadaku. Terlebih aku sudah berani membentaknya tadi. Aku juga merasa bersalah.
Saat panggilan video terhubung. Kami hanya sama sama terdiam lama hingga aku yang tersenyum sendiri melihat wajah pak dede.

"Maafin reyhan ya pak" ucapku.

"Maafin bapak juga nduk. Bapak banyak salah denganmu. Bapak bingung dengan perasaan ini. Kamu pergi tanpa kabar membuat bapak sering uring uringan di kantor maupun di rumah. Bapak hanya ingin tahu kabarmu". Ucapnya tulus dari hati.

"Maaf pak. Reyhan salah . Reyhan bukan bermaksut pergi dari bapak. Cuma reyhan lagi pengen sendiri"

"Sebenarnya ada apa nduk. Muka kamu terlihat sangat sedih. Sangat pucat. Kamu sedang sakit ? Ditambah kamu menghilang begitu saja dari bapak. Bapak punya salah apa sama kamu nduk" Tanya pak dede.

Aku tidak perlu khawatir pak dede memanggilku nduk. Sebab aku menggunakan headset jadi hanya aku yang bisa mendengarkan suara pak dede. Begitupun pak dede.

"Maaf pak . Reyhan minta ampun sama bapak. Sudah bikin khawatir. Reyhan baru berduka. Ibuk meninggal beberapa hari yang lalu. Reyhan sangat terpukul dan pengen menyendiri"

"Innalillahi kapan itu nduk ? Bapak ikut berduka. Kenapa ndak langsung kabari bapak. Bapak bisa datang ke sana. Bapak bisa menghiburmu nduk. Maafin bapak ya nduk menuduh yang tidak kamu lakukan. Bapak sudah tau alasan nya".

"Iya bukan salah bapak juga salah reyhan yang tidak memberi kabar ke bapak karna reyhan larut dalam kesedihan reyhan sendiri"

"Sebenarnya besuk pagi bapak mau ke rumahmu. Bapak tadi pagi minta copyan ktpmu sama pihak kantor. Bapak ingin menyusulmu. Ini bapak tidur di kostmu bapak kangen banget sama kamu nduk" ucapnya.

"Reyhan juga kangen bapak. Reyhan sudah tidak punya siapa siapa lagi di dunia ini. Kakak juga sudah sibuk dengan keluarganya. Reyhan bingung"

"Nduk apa kamu melupakan bapak?. Kamu masih punya bapak. Bapak akan menjagamu. Bapak akan melindungimu dan memperhatikan mu. Seperti mandat ibumu kemarin sama bapak sebelum kamu menghilang. Tapi janji jangan menghilang lagi dari bapak. kalau ada apapun bilang ke bapak. Bapak bantu sebisa bapak"

"Makasih ya pak reyhan beruntung sekali kenal sama bapak. Tidak tau lagi gimana cara reyhan membalas kebaikan bapak"

"Cukup dengan perhatian mu nduk ke bapak. Selama ini bapak kehilangan perhatian itu"

Akupun tersenyum kepada pak dede.

"Hati bapak sekarang tenang melihat senyum manismu nduk" ucap pak dede.

"sama beban reyhan sedikit hilang melihat bapak. Seakan semua mudah dilalui jika ada di samping bapak".

Kami terus mengobrol lama saat itu sama sama untuk melepaskan rasa yang tidak bisa diutarakan oleh kata kata lagi. Kami sama sama merasa kenyamanan saat berdua seperti ini walau jauh tak terasa sudah 1 jam kami berdua melakukan video call bahkan kami tidak merasa risih atau terganggu malah semakin asyik

"Kapan kamu balik mojokerto nduk?".

"Belum tau pak reyhan bingung mau kembali ke sana atau tetap disini".

"Kamu mau meninggalkan dan melupakan bapak nduk?. Kamu tidak kangen sama ini?" Ucap pak dede sambil menunjukkan kontolnya yang sudah tegang.

"Bingung pak reyhan butuh waktu untuk berfikir lagi"

"Ya sudah nduk. Bapak akan tunggu jawabanmu. Seandainya kamu mau kembali kesini bapak akan menjemputmu ke sana".

"Makasih ya pak"

"Ya sudah nduk sudah malam. Kamu istirahat . Jangan lupa untuk makan. Bapak akan selalu menghiburmu. Bapak akan selalu menemanimu. Kalau ada apa apa segera hubungi bapak kita cari jalan keluarnya berdua".

"Pak" ucapku lirih.

"Kenapa nduk?"

"Ngak papa malu nanti reyhan chat saja"

"Kenapa harus malu sama bapak".

"Takut ada yang dengar"ucapku

"Bapak sudah bisa menduga nduk."

"Ya sudah nanti reyhan chat bapak tapi harus dikirim. Reyhan matikan dulu pak. Bapak juga kerja besuk. "

"Padahal bapak masih kangen nduk tapi ya sudah semua sudah terobati" ucapnya sedih.

"Besuk saja pak kan libur besuk . Bisa telpon lama"

"Janji ya nduk"

"Iya pak. Reyhan matikan dulu".

"Ya nduk bapak tunggu pesan nya".

Tak terasa dua jam sudah kami melakukan panggilan telpon dan video call. Tapi masih lanjut lagi lewat chat. Kami bagaikan sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta. Walau kata kata itu tidak terungkap di telepon tapi dari masing masing kami bisa merasakan nya.

"Pak bolehkah reyhan minta foto bapak sekarang. Foto wajah bapak saat ini dan foto bagian itu."

"Dengan senang hati bapak akan kirim kan nduk"

Tak berapa lama pak dede mengirimkan beberapa foto wajahnya dan foto tangannya yang sedang memegang kontolnya yang sudah keras.

"Nduk kontol bapak sangat merindukan dirimu" caption di salah satu foto nya

"Hanya kontolnya bapak nya ngak kangen" balasku sambil dengan emot marah.

"Bapak ya kangen tapi ini lebih kangen lagi. Bapak juga ingin foto mu nduk. Biar tidur bapak malam ini tenang".

Akupun segera mengirim fotoku sekarang.

"Makasih ya nduk. Kamu segera tidur ndak usah banyak fikiran ada bapak sekarang".

"Iya pak makasih. I love you pak". Balasku sambil aku kasih emot hati dan ciuman.

Selama ini jarang melihat pak dede bucin atau gombal kepadaku. Tapi tanpa di duga pak dede membalas pesanku.

"I love you  too istri bapak"
"Hehehehe"

Kami sama sama mematikan hp. Entahlah jika kami nanti ketemu bakal seperti apa. Aku tidak bisa membayangkan bakal dingin atau yang lainnya.

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang