Hari minggu ini kami langsung berangkat ke rumah pak dede sekedar untuk bersih bersih rumah. Sekalian nanti aku tidur disini menemani pak dede.
"Pak nanti berhenti di warung makan ya aku mau beli sarapan dan buat makan nanti siang" ucapku sambil menepuk bahu pak dede.
"Kali ini pakai uang bapak ya le. Beli lauk saja nanti nasinya masak di tempat bapak" ucapnya.
"Iya pak."
Akupun masuk ke salah satu warung makan membeli sayur dan lauk. Aku memilih lauk yang di sukai pak dede sebab aku sudah hafal betul apa yang pak dede suka dan tidak.
Sesampai di rumah pak dede langsung membuka seluruh jendela. Aku langsung masuk ke dapur milik pak dede. Ya aku sudah sering kesini pak dede dan istrinya sudah menganggap aku anaknya sendiri dan aku tidak perlu canggung karna sudah tau semua tata letak rumah pak dede. Walau di komplek perumahan tapi rumahnya berada di paling ujung.
Aku segera memasak nasi untuk sarapan atau makan siang nanti. Saat aku mau bikin kopi aku lihat gula kosong aku segera berlari untuk beli gula.
"Pak gulanya habis aku mau beli dulu"
"Ya hati hati udah tau tempatnya kan ?"
Saat aku kembali kulihat pak dede sedang menyapu. Baru kali ini aku melihat dia melakukan pekerjaan seperti ini.
"Rajinnya. Bersih bersih kok pakai celana panjang begitu nanti kotor." ucapku.
"Bapak terbiasa seperti ini le. Pakai celana panjang dan singlet kalau dirumah. Oh iya rokok bapak mana le ?" jawabnya
"Memang bapak tadi pesan ? Yang kemarin kan baru beli masa sudah habis ?" Tanyaku.
"Ketinggalan di kostmu " jawabnya sambil ketawa.
"Kebiasaan. Pelupa harus balik lagi". Ucapku kesal
"Itu sudah jadi kewajiban mu mengingatkan bapak" ucapnya sambil tersenyum
Dengan manyun pun aku akhirnya kembali ke warung.
Setelah selesai berberes semua. Hari sudah siang kami makan bersama. Entah mengapa aku semakin dekat dan merasa sangat nyaman seperti ini. Walau hubungan kami masih seperti bapak dan anak. Tapi aku sudah menganggap pak dede adalah suamiku yang harus aku layani dengan baik.
"Han kalau mau istirahat bisa di depan tv atau dikamar anto ya. Bapak mau tidur dulu capek".
"Iya pak. Sebenarnya rehan pengen tidur bareng bapak." Ucapku berbisik.
"Ndak bisa to le . Nanti kalau ada yang datang masuk bisa menimbulkan fitnah. Jangan aneh aneh le bapak istirahat dulu capek banget" ucapnya
"Iya pak bercanda" jawabku
Malam hari walau dikawasan perumahan namun terasa sepi. Sebab rumah pak dede berada di ujung gang. Kali ini aku tidak mau banyak berharap lagi takut sakit hati. Dan aku tidak memberi obat seperti kemarin. Kalaupun pak dede tidak menginginkan lagi aku tidak mempermasalahkan. Bagiku kemarin sudah cukup.
"Le temeni bapak tidur ya bapak sudah ngantuk banget tapi tidur dikamar anto. Bukan di kamar bapak. Bapak masih menghargai istri bapak". Pintanya
"Iya pak. Ngak papa reyhan juga sudah ngantuk biasanya kalau libur juga tidur seharian"
Kami segera ke kamar anto. Memang kalau sudah kebiasaan semua sulit untuk di hilangkan. Pak dede tidur hanya memakai singlet dan celana panjang.
"Bapak tidur dulu ya han. Capek besuk kerja"
"Iya pak silahkan"
Walau sebenarnya aku masih cemberut ternyata pak dede lupa dengan janjinya yang kemarin tapi aku masih bisa menahan diriku. Aku juga belum pantas untuk meminta dan aku sadar diri.
Namun saat aku hendak terlelap tiba tiba hp pak dede berbunyi beberapa kali. Aku langsung bangun dan meraih hp nya.
Ada nama ibuk yang berarti istrinya sedang memanggil video call. Memang selama ini istrinya selalu melakukan video call untuk memastikan tempat pak dede. Dan pak dede tidak pernah keberatan.
Karna itu istrinya aku beranikan untuk mengangkat video call itu sebab hp pak dede tidak pernah dikunci."Halo pak" ucap istrinya
"Haloo buk ini reyhan bapak nya sudah tidur reyhan yang tadi di depan tv lari dengar hp bunyi" bohongku.
"Kamu nak reyhan. Ya sudah kalau begitu bapak kalau setiap minggu tidur lebih awal. Tapi kenapa di kamar anto?"
"Mungkin kangen sama ibuk" jawabku
"Memang bapak tidak bisa ditinggal sebentar. Sudah makan bapak nak ?"
"Sudah buk tadi habis bersih bersih rumah terus makan banyak. Sore nya juga makan banyak lagi".
"Syukurlah. Makasih ya nak reyhan sudah bantu ibuk jaga bapak. Jaga bapak dulu ya nak selagi ibuk disini ngobati andi"
"Iya buk sama sama. Gimana keadaan andi sekarang buk"
"Sudah mendingan rewel nya sudah berkurang."
"Alhamdulillah syukurlah ikut senang"
"Iya nak. Ibuk pamit dulu takut ganggu istirahat nak reyhan sampaikan salam ibuk untuk bapak"
"Iya buk nanti disampaikan".
Istri pak dede pun langsung mematikan panggilanya mengingat suaminya sudah tertidur lelap.
Dalam hatiku bilang aku akan jaga suamimu buk seperti aku menjaga suamiku sendiri. Aku akan memberikan semua tubuhku untuk dia agar tidak kelain hati
Aku segera menyusul pak dede ke tempat tidur aku sudah bahagia bisa tidur berdua seperti ini. Sebelum tidur aku memandang sebentar wajah tampan pak dede sebelum akhirnya aku juga menyusul pak dede dalam mimpiku
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDE
Non-Fictioncerita pribadi pak dede. bapak yang menemaniku baik suka maupun duka. bapak yang menjadi kekasihku. Walau banyak sekali lika liku hubungan namun aku yakin takdir cinta akan dipertemukan