chap 31

12.9K 135 2
                                    

Akhirnya kami pun menyelesaikan semua pekerjaan kami sebelum jam 2 siang. Sehingga kami bisa segera ke kembali ke gudnag dan bertemu dengan staff kantor untuk meminta ijin cuti. Walau sebelumnya pak dede sudah memberitahukan pagi tadi tapi sebagai formalitas meminta ijin kembali.

"Nduk nanti makan nya di rapel saja ya setelah selesai semua urusanmu".

"Reyhan ngikut bapak saja lah. Reyhan capek kerja seperti robot begini"

"Makasih ya nduk hari ini kamu ndak bikin bapak marah. kamu sudah nemeni bapak kerja hari ini dengan baik. Oh iya nduk hasil test mu sudah keluar belum ?" Ucap pak dede .

"Seharusnya sudah coba reyhan lihat di email"ucapku sambil membuka hp.

"Sudah nduk?". Tanya pak dede

"Sudah pak. Ini sudah dikirim" ucapku

"Gimana hasilnya nduk ?".

Aku hanya diam dengan pertanyaan pak dede aku membaca hasil lab tadi dengan hati berdebar namun saat menunjukkan hasil negatif serasa beban di tubuhku hilang semua. Aku sangat bersyukur. Aku berniat ingin mengerjai pak dede kali ini.

"Gimana nduk hasilnya ? Sesuai dugaan bapak?" Tanyanya sambil fokus menyetir dan penasaran.

"Positif " ucapku singkat.

"Yang bener ? Sini coba bapak lihat "

"Iya positif pak. Positif cinta sama bapak. Positif hamil anak bapak" ucapku sambil tertawa terbahak bahak.

"Kamu bikin bapak jantungan. Seneng lihat bapak punya penyakit jantung. Bapak kira hasilnya positif beneran" ucapnya kesal namun sambil tersenyum .

"Bapak kalau sama yang lain seneng bercanda kalau sama reyhan bercanda begitu  dimarahi"

"Bapak ndak marah nduk" ucapnya sambil tersenyum kearahku dan mengambil hpku untuk memastikan hasilnya.

"Gimana mau positif orang berhubungan badan saja belum" ucap pak dede sambil tertawa.

"Bapak nya yang ngak mau . Kalau reyhan siap kapan saja" ucapku menantang

Pak dede hanya membalas dengan senyuman . Entah mengapa senyuman itu ada maksut lain.

Tak perlu waktu lama kami sampai ke gudang dan kamipun langsung bertemu dengan staff yang ada dikantor.

"Gimana pak reyhan takut. Reyhan resign saja"ucapku saat aku tau rencana pak dede.

"Sudah percaya sama bapak. Bapak yakin bisa menghandlenya. Pasti di acc sama kantor".

"Kalau mau bapak begitu reyhan percaya sama bapak".

Kamipun segera bertrmu dengan staff yang sudah janjian sama pak dede.

"Gimana pak dede . Ada yang bisa kami bantu".

"Langsung saja mas ke intinya ya bapak ndak mau basa basi".

"Iya pak . Saya juga buru buru ada kerjaan lain"

"Gini reyhan mau mengajukan cuti beberapa minggu karna ibunya sakit. Saya harap pihak kantor bisa kasih keringanan kepada reyhan"

"Bapak tau kan SOP kerja disini maksimal 7 hari cuti".

"Saya tahu. Begini saja. Biarkan reyhan cuti sampai ibunya sembuh. Paling lama cuti sebulan. Selama sebulan itu biarkan saya kerja sendiri tp kalau ada yang membantu saya lebih senang. Tapi status reyhan masih karyawan aktif disini. Jangan dikeluarkan seandainya dia kembali langsung bisa kerja sama saya"

"Bagaimana ya pak. Susah juga seperti itu soalnya banyak pelamar juga yang ingin masuk".

"Ya mohon mas. Nama baik saya pertaruhkan kalau memang dalam sebulan lebih reyhan belum kembali saya yang akan mengundurkan diri " .

"Ya sudah kalau itu keputusan bapak. Saya menghargai karna bapak senior disini. Tapi kalau dalam 14 hari belum masuk kami ndak bisa gaji pak full pak. Paling hanya separuh atau tanpa gaji. Tapi kalau sebelum 14 hari kami akan memberikan pertimbangan lain. Ini semua karna saya menghargai bapak".

"Terimakasih mas. Ya sudah kalau mas mau kerja lagi silahkan saya pamit undur diri dulu. Mau pulang kerjaan kami sudah selesai"

"Ya pak sama sama. Kalau bukan bapak yang meminta saya sendiri kemungkinan hasilnya akan lain pak" ucapnya sambil sinis kepadaku.

"Ya mas sekali lagi terimakasih"

Aku hanya terdiam dan tertunduk saat itu. Aku merasa sangat berhutang budi sama pak dede. Beliau mau menanggung semua ini demi aku. Bahkan mempertaruhkan pekerjaan demi aku. Belum lagi setelah ini bakal ada banyak sekali rumor yang bakal beredar.

"Ayo le pulang semua sudah clear kamu harus siap siap". Ucap pak dede

Aku hanya berjalan di belakang mengikuti pak dede air mataku mungkin tidak bisa terbendung lagi. Tapi sebisa mungkin aku tahan sampai kostku. Aku sangat terharu kepada pak dede yg sudah berjasa kepadaku.
Dia meminta staff dari kantor untuk tidak mencoret namaku selagi aku cuti yang aku sendiri tidak tau berapa lama.

"Yakin sama bapak le semua akan baik baik saja. Ndak perlu takut". Ucap pak dede mantap sambil menghiburku.

"Iya pak terimkasih banyak pak. Reyhan banyak berhutang budi sama bapak"

"Ya sudah le nangisnya nanti di rumah. Malu kalau ada temen yang lihat dikira bapak menghamilimu" sambil tersenyum.

"Kita makan dulu ya le bapak lapar. Kamu pasti juga seharian kerja keras bantu bapak"

"Reyhan ngikut bapak saja. Kemana bapak bawa reyhan pun. Reyhan ngak nolak. Asal jangan di bawa ke sumur atau jurang"

"Nah gitu anak bapak harus kuat". Ucap pak dede sambil tersenyum aku bisa berkata seperti itu

Sebelum naik motor r15 pak dede aku sempat mencubit pinggang pak dede karna ucapanya tadi yang menghamiliku.

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang