chap 38

10K 115 10
                                    

Saat aku menunggu bis tujuan ku aku memberikan kabar ke kakak perempuanku bahwa aku pulang hari ini.

"Mbak reyhan pulang hari ini. Ini baru nunggu bis di terminal nanti pulang ke rumah naik ojek saja. Ngak perlu di jemput mas dani".

Tak lama kemudian pesan ku dibaca dan kakakku segera membalas.

"Ya le hati hati di jalan ya mbak sama ibuk menunggu di rumah. Sudah dapat surat swab nya kan"

"Sudah mbak. Aman semua" balasku

"Ya sudah mbak tunggu dirumah hati hati pokoknya yang penting selamat sampai rumah. Mbak off dulu mau nyuapin ibuk makan"

"Iya mbak. Salam buat ibuk"

Tak lama kemudian bis yang aku tunggu datang. Ya kali ini perjalanan ku naik bis memakan waktu kurang lebih satu setengah jam - dua jam dari mojokerto menuju kediri.
Sengaja aku pakai bis karna untuk menghemat ongkosku. Uangnya bisa aku tabung untuk merawat ibuku.

Aku segera naik saat ini bis nya masih sepi penumpang. Hanya beberapa bangku yang terisi. Aku segera mengambil tempat di tengah yg dua seat

Baru saja aku duduk sudah banyak pesan masuk di hpku. Kulihat dari grup kerja dan beberapa dari pak dede.

"Sudah naik bis nduk. Hati hati ya dijalan. Bapak sudah kangen kamu. Nanti telpon atau video call bapak kalau sudah sampai"

"Iya pak . Bapak ngak usah khawatir . Bapak fokus kerja jangan mikirin reyhan". Balasku sambil aku kasih emot cium.

Aku hanya membaca pesan di grup kerja . Topik nya masih sama menyindir tentang hubungan ku dengan pak dede. Aku malas untuk membalas atau menimpali satu per satu. Tapi saat pak dede mengetik dan muncul pesan "kalian pada sibuk di grup bukannya ini jam kerja. Pagi pagi sudah ngrumpi seperti perempuan."
Seketika grup mendadak sepi.
Aku hanya tersenyum melihatnya.

Tanpa ku sadari bis yang aku naiki sudah berjalan 15 menit dari terminal dan penumpang nya mulai memenuhi setiap bangku hingga saatnya ada seorang bapak bapak menduduki kursi di sebelahku.

"Kursinya kosong ya dik" dengan suara paraunya.

"Iya pak kosong"

"Boleh bapak duduk disini" ucapnya.

"Silahkan pak." Ucapku.

Si bapak itupun langsung duduk dan meletakkan tas punggungnya di depan pangkuannya.
Akupun sedikit gugup berada di sampingnya walau wajah kami sama sama tertutup masker. Tapi dilihat dari postur , wajah sebagian dan baju yang dia kenakan rapih seperti orang ASN.

"Darimana dan mau kemana dik"

"Dari mojokerto mau pulang ke kediri pak"

"Berarti sama kita dik"

"Iya pak" ucapku.
Sebenarnya aku malu untuk mengobrol dengan orang baru bukannya apa apa . Difikiranku penampilan bisa saja jadi tipu muslihat. Banyak kejadian seperti ini apalagi keadaan ekonomi lagi diguncang dengan wabah virus.

"Di mojokerto kerja atau sekolah dik"

"Kerja pak."

"Kerja di bagian apa dik"

"Saya hanya lulusan smk pak jadi kerja saya kerja kasar hanya sales pengiriman ice cream". Jawabku agak sinis sebab aku paling males kalau di tanya sesuatu yang detail mengenai kehidupanku apalagi sama orang baru dikenal.

"Oh iya iya dik"

"Kalau bapak sendiri?" Tanyaku balik agar dia juga merasa tidak nyaman.

"Bapak hanya kuli di kantor pemerintahan dik." Jawabnya merendah.

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang