Pagi hari aku mendengar bunyi pintu kamar ku diketuk. Aku yang masih ngantuk karna kemarin tidur tengah malam terbangun dan menguap. Kulirik jam dinding sudah jam tujuh pagi.
"Sebentar" ucapku dari dalam dan segera berjalan membuka pintu
"Bapak" ucapku kaget.
"Jam segini anak perawan bapak baru bangun" kata bapak sambil masuk.
"Semalam begadang balas wa bapak" ucapku cemberut.
"Ini bapak bawakan lontong dan sate ayam tadi ibuk beli di pasar suruh ngantar ke kamu"
"Makasih ya pak. Tapi reyhan pengen lontong yang lain" suaraku lirih pelan agar tidak didengar bapak.
Akupun langsung bergegas membuatkan kopi untuk bapak.
"Bilang apa nduk kamu tadi bapak ndak dengar"
"Oh tidak reyhan pengen makan lontong sama bapak" ucapku mengelak
"Makan lontong sama bapak. Atau makan lontongnya bapak" ucapnya menggoda.
"Apaan sih pak. Ngak jelas " ucapku malu.
"Nduk jalan jalan yok. Sudah lama bapak ndak jalan berdua sama kamu"
"Tumben ngajak jalan. Biasanya marah marah" ucapku sambil memberikan kopi
"Diminum pak"
"pengen jalan saja melepas fikiran penat" jawabnya singkat.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak. Akhir akhir ini reyhan melihat bapak berubah. Ditambah kemarin marah marah seperti itu. Reyhan jadi takut sama bapak. Itu bukan bapak yang reyhan kenal selama ini"
"Ndak papa nduk. Kalaupun bapak kelaur dari pekerjaan masih banyak tempat yang mau menampung bapak". Ucapnya bangga.
"Ya sudah kalau ndak mau jujur sama reyhan . Reyhan ngak mau maksa takut bapak marah. Tapi kalau bapak mau cerita reyhan bakal seneng. Reyhan pasti dengerin bapak. Bagaimanapun bapak sudah reyhan anggap bapak sendiri"
Kami sama sama diam suasana disini mulai tidak asyik lagi. Seperti ada yang dipendam oleh bapak.
"Ya sudah pak. Reyhan mandi dulu bapak mau ajak jalan kemana" kataku untuk mencairkan suasana.
"Kemana saja asal pikiran bapak tidak stress lagi"
"Ya sudah kalau seperti itu. Reyhan ikut bapak saja. Bapak mau menginap disini ?" Ucapku melihat tas ransel pak dede di atas motor.
"Itupun kalau kamu mengijinkan nduk" ucap bapak.
"Ya tentu silahkan saja bapak kalau mau menginap disini. Pintu kost reyhan selalu terbuka untuk bapak"
"Makasih ya nduk" ucap pak dede lirih seperti ada perasaan bersalah darinya.
"Reyhan mandi dulu pak. Bapak bisa makan duluan satenya "..
"Ndak bapak ingin makan bareng kamu".
Akupun menghela nafas dalam dalam. Memang sikap pak dede serasa aneh. Tapi aku tidak bisa menebak. Aku selalu berfikir positif selama ini. Akupun segera mandi kali ini memang aku sedikit percepat agar pak dede tidak menunggu terlalu lama.
"Cantiknya anak bapak" ucapnya saat aku sudah keluar dari kamar mandi.
"Ngak usah gombal pak. Reyhan sudah kebal dengan rayuan bapak"
"Ayok nduk kita makan bapak ingin segera berbicara denganmu".
Aku tidak menjawab apapun dengan ajakan bapak. aku langsung duduk dan membuka bungkusan tadi yang dibawa pak dede.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDE
Non-Fictioncerita pribadi pak dede. bapak yang menemaniku baik suka maupun duka. bapak yang menjadi kekasihku. Walau banyak sekali lika liku hubungan namun aku yakin takdir cinta akan dipertemukan