Setelah aku tidur setengah hari aku terbangun karna perutku sudah sangat keroncongan. Badanku sudah mulai enakan mata panda nya pun sudah tak nampak lagi.
Saat aku hendak membuka pintu kamar aku dikagetkan dengan pak dede yang sudah menunggu diluar pintu kostku sambil menghisap rokoknya
"Kamu sudah sehat le " ucapnya
"Kenapa bapak disini bukannya masih jam kerja". Ucapku sinis
"Bapak memang sengaja kesini takut kamu kenapa napa. Bapak telpon berkali kali kamu ndak angkat. Ibuk telpon juga ndak diangkat Ini bapak bawakan masakan ibuk sama brem punyamu kemarin" ucapnya panjang lebar.
"Bapak ndak diijinkan masuk?" Tanya pak dede.
"Maaf pak . Silahkan masuk" ucapku.
"Bapak mau dibikin kan kopi ? " Tanyaku.
"Ndak usah le bapak tadi sudah beli di warung sambil beli rokok"
"Sudah lama nunggunya pak " tanyaku
"Baru sebentar cuma habis segelas kopi dan dua batang rokok". Ucapnya cemberut
"Maaf pak reyhan butuh istirahat tadi".
Kutengok layar di hpku ada lebih dari 20 panggilan dari pak dede dan istrinya. Walau aku masih menyimpan rasa cemburu tapi kehadiran dan kekawatiran pak dede. Membuat aku senang. Ditambah dia rela menunggu di depan pintu selama itu demi aku.
"Itu dimakan dulu masakan ibuk. Kamu sudah baikan ?"
"Sudah pak. Kebetulan tadi mau pesen makanan. Tapi sudah di bawain makanan sama bapak"
"Ya sudah dimakan dulu. Kamu bikin bapak khawatir le".
"Maaf ya pak reyhan masih seperti anak kecil"
"Bukan anak kecil lagi. Seperti anak gadis anak perawan bapak . Suka ngambek ndak jelas".
"Baru kali ini bapak merasa sangat khawatir sama seseorang" ucapnya ketus.
"Bapak juga harus menghandle kerjaan sendiri biasanya ada yang menemani. Ada yang perhatian sama bapak"
"Maaf pak. Reyhan minta maaf".
"Sebenarnya apa yang terjadi le. Bapak ingin dengar masalahmu. Kata kamu selama ini bapak harus jujur ke kamu. Tapi kamu yang ngambek ndak jelas. Ndak mau jujur sama bapak. Ditambah tadi pagi bapak minta seperti biasa kamu tolak. Salah bapak apa?".
"Bapak ngak salah hanya reyhan seperti anak kecil"
"Ndak mau jujur sama bapak .'nduk' ?. Tanya pak dede.
"Bapak manggil apa tadi ? " Tanyaku agar tidak salah dengar.
"Kamu gampang ngambekan sifatmu seperti perempuan. Makanya bapak manggil 'nduk / gendhuk'. "
"Bapak orang pertama di sini yang memanggilku seperti itu " ucapku sambil terus menyuapkan nasi dengan kesal.
"Kamu itu terlalu cantik untuk seorang laki laki le. Makanya banyak yang memanggil seperti itu" ucap bapak.
"Kalau berdua bapak boleh memanggilku 'nduk' karna aku anggap itu panggilan sayang bapak tapi kalau di tempat umum jangan" ucapku masih kesal.
"Lhooo .. mulaikan sifat gendhuknya mulai muncul lagi. Lama kelamaan bapak jadi tau sifat pribadimu dan bapak harus bisa menanganinya"
"Pak .... " Ucapku sambil mencubit pinggang pak dede.
"Cerita ke bapak nduk apa masalahmu. Dan kenapa jadi marah sama bapak"
"Reyhan harus jujur ke bapak? Tapi bapak janji ngak marah sama reyhan "
"Iya bapak janji" ucapnya sambil menganguk.
"Reyhan cemburu sama bapak. Reyhan disana bapak main sama istri bapak sampai 2 kali" ucapku kesal.
"Hahahha jadi hanya karna itu kamu marah sama bapak? Bukan cuma 2 kali. Tapi 3 kali. Jawabnya sambil ketawa
"Pak ... " Ucapku sambil cemberut dan melipat tangan.
"Lucu sekali tingkah anak perawan bapak ini. Iya iya bapak akui salah. Bapak minta maaf sudah membuatmu cemburu dan membuatmu tidak nyaman semalaman di rumah bapak".
"Tapi bukankah itu istri resmi bapak le. Jadi wajar bapak minta jatah ke istri karna sudah lama bapak puasa. Suami istri wajib untuk memberi nafkah batin. Tidak baik jika cemburu buta le akan merusak semua yang sudah kamu bangun. Semua sudah ada porsinya jangan terlalu lebay bapak ndak suka" ucap pak dede dengan tenang.
Aku hanya diam mendengarkan fakta yang di lontarkan pak dede kepadaku. Harusnya aku juga tidak terlalu berharap dan aku tidak boleh terlalu cemburu harus sadar diri.
"Enakan di bapak . Ngak enak di akunya" ucapku kesal.
"Gini le. Bapak sekarang sudah terjebak di antara hal yang bapak sendiri belum tau jawabannya. Kalau disuruh memilih bapak tentu memilih istri bapak karna sudah sah secara agama dan negara. Tapi di sisi lain . Dirimu membawa kebahagiaan yang belum bisa bapak terima. Membawa warna lain di kehidupan bapak. Bapak sudah bilang apapun itu kalau bukan haknya jangan dipaksakan. Jangan terlalu berharap sesuatu yang belum pasti kedepannya. Jalani sepeti air mengalir saja. Bapak juga ndak tau kehidupan kedepan nanti seperti apa"
"Bapak tahu kemarin pasti kamu mendengar dan melihat bapak melakukan itu dengan ibuk. Tapi bapak menutupi semua dari ibuk dan bilang semua aman. Bapak tau kamu menangis. Makanya paginya bapak antar ibuk dan anto kepasar agar bapak bisa bersama mu"
Ya semua yang dikatakan pak dede benar adanya. Aku hanya bisa mendengarkan ceramah pak dede. Tapi ada pesan yang terselip disana bahwa pak dede juga tidak mau kehilangan ku dan aku sudah berada di salah satu tempat di hati pak dede
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDE
Non-Fictioncerita pribadi pak dede. bapak yang menemaniku baik suka maupun duka. bapak yang menjadi kekasihku. Walau banyak sekali lika liku hubungan namun aku yakin takdir cinta akan dipertemukan