chap 18

16K 159 1
                                    

Aku masih asyik nonton tv serta menikmati brem. Istri pak dede pun juga bolak balik kamar untuk merapikan barang bawaan dan menengok andi.

"Ndak dibikin kan kopi pak " tanya istrinya dari luar pintu.

"Ndak buk bapak capek mau tidur"

"Ya sudah pak . Bapak tidur duluan ibuk mau beberes dulu"

Istri pak dede pun kembali ke ruang tamu.

"Nak reyhan kalau mau minum ambil sendiri ya. Sudah tau tempatnya kan anggap seperti rumah sendiri ya. Jangan sungkan sungkan "  ucap istri pak dede sambil tersenyum

"Iya buk nanti reyhan ambil sendiri". Balasku

"Ibuk sudah selesai beberesnya nak. Ibuk mau nyusul bapak istirahat dulu. Nanti jangan lupa tv nya dimatikan ya . Nak reyhan bisa tidur di kamar anto. Ibuk juga mau bikin susu buat andi"

"Baik buk reyhan juga mau tidur. Reyhan juga capek kerja tadi".

"Ibuk sudah tau nak kerja bareng bapak pasti capek orang sifat bapak seperti itu. Dimaklumi ya".

"Iya buk. Reyhan pamit dulu." jawabku sambil mengangguk.

Setelah aku merapikan brem pemberian istri pak dede tadi aku berjalan hendak ke dapur mengambil air putih aku melewati kamar pak dede. Aku sedikit menengok ke arahnya dia fokus melihat hp yang dimiringkan sambil 3 kancing kemeja nya dibiarkan terbuka. Serta ikat pinggang yang sudah di kendorkan dan satu tangannya menggosok pelan bagian selangkangan walau dari luar celana panjangnya. Namun aku segera bergegas mengambil air minum takut dipergoki sama istri pak dede.

Saat aku kembali dan hendak masuk ke kamar anto pun juga pak dede masih melakukan hal itu. Sedangkan istrinya sudah berada di kamar juga walau masih sibuk beberes kamar. Kemudian akupun masuk kamar. Dan menutup pintu. Ya kamar ini saling berhadapan jadi bisa saling melihat dengan jelas.

Aku segera mematikan lampu kamar dan hendak untuk tidur . Namun semua itu hanya sia sia saja mataku tidak bisa diajak tidur pikiran ku menerawang kemana mana melihat adegan pak dede tadi. Padahal tadi aku sudah merasa kantuk yang luar biasa. Tubuhku juga merasa panas dingin.

Pintu di kamar pak dede dan kamar andi memang tidak disediakan kancing dan tidak bisa menutup rapat ini semua ada alasan kalau terjadi apa apa mereka bisa segera bangun tanpa harus susah payah mengetuk karna andi dan anto masih kecil kecil. Hanya ardi yang sudah dewasa dan sekolah di tempat orang tua istrinya sebagai teman di usia senja

Saat aku sedang sibuk dengan pemikiranku tiba tiba ada bayangan yang mendekat kearahku. Dan membuka sedikit pintu kamar. Aku langsung pura pura untuk mendengkur dan menutup mata . Dengan jelas bayangan itu milik pak dede. Namun setelah memastikan aman dia kembali menutup pintu pelan dan kembali menjauh dan masuk ke kamarnya.

Jantungku mulai tak beraturan. Badan ku panas dingin. Aku mulai menduga apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Buk bapak kangen sudah lama ndak dapat jatah"

"Ibuk juga kangen pak . Kangen kontol bapak. Kangen di bikin enak sama bapak"

"Reyhan sudah tidur pak?"

Suara itu samar samar tapi masih bisa aku dengarkan dengan jelas percakapan mereka.

"Sudah. Tadi bapak check sudah tidur. Ayok buk bapak sudah kangen ini" sambil terdengar suara ikat pinggang yg dilonggarkan "kreekkk". dan kemudian suara bug seperti sengaja di jatuhkan.

"Sebentar pak ibuk bikin susu dulu untuk andi"

"Bapak nyusu punya ibuk ya"

"Bapak ini".

Ku dengar ada suara air dituang dan ada suara kocokan . Aku yakin istrinya sedang membuat susu.

"Ayok buk kontol bapak sudah ngaceng ini" ucap pak dede.

"Memek ibuk juga sudah gatal pak. Ayok pak sekarang".

Setelah itu semua hening cuma ada suara decitan kasur sebentar.

Mendengar semua itu mataku semakin panas. Tubuhku juga merasa panas dingin. Nafasku juga sesak. Tapi aku hanya bisa terdiam saat itu juga kalaupun teriak malah bikin heboh.

"Buk coba hisap punya bapak buk" pinta pak dede.

"Ndak pak itu barang kotor ibuk ndak mau" ucap istrinya.

"Ibuk sudah pasang kb kan. Bapak pengen keluar di dalam "

"Sudah pak. Ibuk juga pengen di buahi bapak lagi".

Mendengar itu semua aku merasa aneh. Aku ingin melihat adegan itu tapi disisi lain aku juga takut.
Setelah aku mengumpulkan keberanian walau dengan tubuh gemetaran aku merangkak keluar dari kamar anto dan mencoba melihat adegan panas ini

Aku mencoba merangkak sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara sedangkan di kamar sebelah terdengar suara orang yang lagi ciuman dengan hebat.

Untungnya semua lampu sudah dimatikan dan pintu kamar pak dede sedikit terbuka aku bisa melihat sama samar pak dede menyamping hendak meniduri istrinya.
Aku sudah bisa menduga tadi pak dede memang sengaja melepas celana panjangnya dan menanggalkan begitu saja di depan istrinya karna sudah kepengen. Ya maklum.
sudah 4 bulan tidak mendapat jatah.

Dari posisiku melihat sekarang aku ngak bakal ketahuan karna membelakangi posisi mereka.dan tidak bakal kelihatan . Aku melihat adegan pak dede yang sedang berciuman dengan istrinya . Tangan pak dede yang satu meremas susu istrinya yang satu dipakai untuk menggarap memek istrinya.
Sedangkan istri pak dede merangkul dan mengocok kontol pak dede

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang