chap 49

10.9K 151 8
                                    

Sudah seminggu ini kami berbeda tim nampak sedikit perubahan dari sikap bapak. Dikantorpun kami tidak berani sama sekali menyinggung perasaanya. Sifatnya berubah jadi temprament. Aku melihat ini bukan bapak yang aku kenal . Setiap disuruh mampir ke kostpun jawabanya bapak capek bapak pulang rumah saja. Aku tidak curiga sama sekali. apalagi cemburu semua pikiran negatifku aku buang . Yang terpenting bapak masih menjagaku itu sudah cukup.

Mungkin bapak memang capek sama seperti awal awal mengajariku dulu . Bapak harus kerja double . Tapi ekspresi wajahnya terlihat beda denganku dulu memang capek tapi pak dede banyak senyum. Tapi dengan rio sekarang ekspresinya seolah marah dan kecewa jadi satu.

Hingga akhirnya semua perasaan kecewa bapak meledak setelah dua minggu semua ini berlangsung. Saat kami sedang ngobrol di ruangan menunggu gaji kami turun . Karna sudah tanggal muda. Ada salah satu teman kami yang menyinggung perasaan nya dan membandingkan diriku dengan rio

"Arek iki nek gak niat kerja nang kene gak usah melok aku wae. diajorno bola bali gak gatek an blas. mumet sek ngajarno"
( Anak ini kalau ngak niat kerja disini ngak usah ikut saya. Dikasih tau setiap hari tidak paham sama sekali. Pusing saya yang ngajari)

Semua orang digudang terdiam karna bapak menggebrak meja saat marah.
Akupun tidak berani melakukan apapun saat itu juga. Aku baru melihat bapak semarah ini. Denganku dulu marah tapi tidak meledak begini.

"Nek arek iki iseh sak tim karo aku. Aku yang akan pamit dari kerjaan ini" ucap pak dede sambil mematikan rokok ditangannya dan keluar dari ruangan.
(Kalau anak ini masih satu tim sama aku. Aku yang akan keluar dari kerjaan)

Tak ada seorangpun berani bicara saat itu staff di sana pun juga diam. Baru pertama kali ini pak dede marah seperti itu di kantor dan semua orang takut. Apa yang dilakukan rio sebenarnya membuat bapak marah.

Pihak kantor pun langsung membagikan gaji kami tanpa berkata sedikitpun biasanya mereka bilang tingkatkan lagi penjualannya.

Hingga saat giliranku salah satu staff berbicara.

"Ini gaji pak dede tolong kasihkan ya han. Dan tanya sama bapakmu kenapa bisa marah seperti itu".

"Nanti reyhan tanyakan. Terimakasih" ucapku berlalu.

Aku melihat pak dede masih menungguku diatas motor sedangkan rio tertunduk di salah satu meja. Akupun mengabaikan nya dan berlalu ke pak dede.

"Pak ini gajinya . Reyhan pengen bicara sama bapak kali ini" ucapku

"Makasih  ya le. Bapak ingin tenang saat ini le. Bapak ingin di kostmu".

"Ya sudah nanti aku bilang ke ibuk"

"Ya le . Ayoo pulang" ucapnya dengan senyum yang dipaksakan.

Kamipun berlalu pergi menuju kostku.
Sebelum sampai di kost aku mampir sebentar ke warung makan untuk beli makan malam untuk kami nanti. Sengaja aku beli makanan kesukaan pak dede.

Sesampainya di kost akupun turun dan pak dede pun langsung memasukkan motornya ke dalam.

"Bapak mandi dulu. Bapak kelihatan capek. Nanti reyhan siapkan baju bapak yang tertinggal disini kemarin". Ucapku

Tanpa ada balasan pak dede langsung mandi . Akupun segera membuatkan kopi hangat dan menyiapkan makanan.

Saat pak dede keluar dari kamar mandi wajahnya sudah terlihat fresh seperti pak dede biasanya.

"Bapak sudah makan siang ?" Tanyaku.

Bapak hanya menggeleng.

"Ya sudah bapak makan dulu reyhan mandi"
Jawabku singkat.

"Temeni bapak makan nduk" ucapnya lirih.

Akupun hanya bisa menghela nafas panjang.

"Ya sudah reyhan temeni bapak".

Saat makan pun kami tidak banyak bicara. Bapak makan seperti kesetanan. Baru kali ini aku melihat bapak seperti ini. Sifatnya yang tenang. Yang kalem tidak terlihat lagi berubah jadi grasa grusu.

"Pelan pelan pak." Ucapku sambil senyum

"Pak bukan kah sebaiknya bapak pulang dulu kasih gaji bapak ke ibuk nanti ditunggu sama ibuk. Reyhan ngak enak hati nanti" ucapku lirih.

"Oh kamu ngusir bapak dari sini nduk. Kalau seperti itu bapak pulang. Percuma disini juga tidak di harapkan sama kamu" ucapnya sambil meletakkan piring kasar untung tidak pecah.

"Maaf pak bukan maksut reyhan seperti itu. Biasanya bapak gajian langsung dikasih ibuk. Takut ibuk butuh uang nya" ucapku.

"Ya sudah kalau begitu bapak pulang ingat bapak ndak akan pernah kesini. Makasih nduk. Ucapnya mengambil rokok dan menyalakannya tanpa meminum kopi buatanku.

"Ya sudah kalau mau bapak seperti itu. Reyhan yang salah. Hak bapak untuk kesini atau tidak. Ini bukan bapak yang reyhan kenal. Aku benci sama bapak. Bapak tega membentak reyhan sekarang". Ucapku menangis.

"Maafin bapak nduk. Bapak lagi banyak fikiran. Bukan maksut bapak seperti itu"

"Iya pak. Tapi reyhan minta tolong bapak pulang dulu kasih uang gaji ke ibuk. Reyhan takut saja ibuk ada perlu".

"Iya nduk. Maafin bapak. Kalau begitu bapak pulang dulu nanti balik ke sini".

"Kopi nya di minum dulu" ucapku

"Iya nduk makasih".

Setelah itu bapak langsung mengeluarkan motornya langsung tancap gas pulang ke rumah.
Namun tak berapa lama ditempatku turun hujan yang sangat deras.
Untung saat itu pula pak dede sudah memberiku kabar bahwa dia sudah sampai rumah sebelum hujan turun.

Bapak minta ijin nunggu hujan reda tapi hari ini sudah mulai petang dan hujan pun semakin deras hingga tengah malam. Aku menyuruh pak dede untuk tetap dirumah masih ada hari esok saat hari minggu libur.


KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang