chap 32

13K 147 2
                                    

Kamipun memutuskan untuk membawa pulang makanan kami untuk dimakan di kost ku. Sesampainya dikostku aku segera turun dan membuka pintu aku mempersilahkan pak dede masuk.

"Le bapak kelupaan sesuatu bapak keluar dulu sebentar kamu mandi dulu saja nanti makannya tunggu bapak ya. Bapak hanya sebentar kok". Ucap pak dede.

"Ya sudah pak hati hati ya" jawabku sambil masuk ke kost

Aku tidak heran lagi dengan sifat pak dede . Mungkin karna terlalu banyak beban fikiran yang dia tanggung sendiri makanya jadi pelupa. Tapi aku yakin dia bisa diandalkan dan bisa menyelesaikan semua

Tanpa buang waktu akupun langsung masuk kamar mandi aku ingin segera mandi sebab badanku rasanya asem bau keringat dan gatal karna seharian ini kejar setoran

Entah berapa lama aku mandi aku tidak sadar melihat pak dede yang sudah berbaring di kasur dan menatapku tanpa tanpa berkedip . Apalagi tadi aku membungkuk untuk mengeringkan bagian kakiku.

"Kalau mandi pintunya di tutup . Untung hanya bapak yang melihat. Kalau orang lain mungkin sudah diterkam sudah di perkosa kamu nduk. Melihat tubuh milikmu" ucap nya.

Aku yang kaget pun sedikit meloncat dari tempatku dan mengarahkan tubuhku menghadap ke sumber suara.

"Bapak bikin jantung" ucapku sambil menutup tubuhku dengan handuk.

"Ya kamu itu nduk kalau mandi lihat lihat situasi malah asyik nyanyi ndak jelas."

"Sudah lama pak datangnya". Tanyaku malu

"Sudah bahkan mengeringkan badan saja lama sekali".

"Bapak tau semuanya".

"Iya nduk. Bapak melihat semuanya. Sudah ndak usah malu. Cepet gantian bapak sudah gerah pengen mandi"

Akupun segera memakai boxer ku dan segera memakai baju. saat itupula aku sangat malu ke pak dede.

"Ini pak handuknya" ucapku sambil memberikan handuk kering ke pak dede.

"Lain kali hati hati takut ada setan lewat" ucap pak dede sambil berdiri.

"Jangan ngintip bapak ya" ucapnya sebelum masuk.

"Siapa juga yang mau ngintip" ucapku.

Akupun segera berlalu menyiapkan makanan untuk kami.

"Pak mau dibikin kan kopi. Ucapku agak teriak.

"Boleh nduk" ucapnya dari dalam kamar mandi sambil melucuti celana nya.

Saat aku sedang asyik menyiapkan kopi dan makanan aku tersadar bahwa sabun mandi nya habis aku lupa untuk mengisi ulang sabun nya.
Benar saja setelah mendengar beberapa kali siraman air pak dede kemudian berteriak.

"Nduk sabun nya habis. Bapak baru shampoo an. Mata bapak pedih kamu bisa ambilkan ndak cepat" ucapnya

Aku segera berlari mengambil sabun cair di pojok ruangan yg sudah aku beli sebelumnya. Dan memberikan nya ke pak dede dari luar kamar mandi.

"Ini pak sabunnya" teriakku tak lupa aku sudah memotong bagian ujungnya

"Taruh di dalam nduk. Bapak baru bersihin mata . Mata bapak pedih kena shampoo"

Deg. Jantungku seolah berhenti mendengar kata pak dede.

"Udah cepetan nduk... Ndak usah malu sama bapak".

"Iyy.... Iya pak" ucapku gugup.

Saat aku masuk aku merasa gemetaran gugup dan panas dingin baru kali ini dengan mata telanjang dan dalam keadaan sadar aku melihat pak dede tanpa sehelai benang di tubuhnya. Darahku mulai mendidih panas.

"Ini pak sabunnya" ucapku meletakkan di atas bak mandi .

"Makasih ya nduk" ucap pak dede sambil menghadap kearahku

Aku begitu takjub melihat pemandangan di depanku. Aku melihat pak dede telanjang bulat. Dengan kontol yang menggantung lemas disana. Baru kali ini aku melihat seluruh tubuh pak dede.

"Bapak porno ah" ucapku kesal sambil berlari keluar.

"Salah kamu sendiri kenapa sabunnya di habiskan dan mata bapak pedih kena shampoo" ucapnya membela diri.

"Tadi katanya ndak boleh ngintip tapi malah dipertontonkan sendiri dengan jelas". Ucapku kesal.

Hanya ada tawa yang keluar dari mulut pak dede sambil terdengar guyuran air disana.

"Nduk ambilkan daleman bapak di tas. Sekalian baju dan celana panjangnya" teriak pak dede lagi.

"Ngak mau ambil sendiri takut seperti tadi" ucapku.

"Kalau bapak ambil sendiri dan ganti disana kamu nanti histeris lagi. Lihat bapak bugil. Cepetan nduk keburu dingin".

Dengan malas aku mengambilkan pakaian pak dede. Dan memberikan nya.
Untung kali ini pak dede sudah melilitkan handuk ke pinggangnya dan menungguku di depan pintu

"Makasih ya nduk" sambil tersenyum kepadaku

Walau aku masih bisa melihat bulu bulu halus yang ada di bagian dada dan perut nya pak dede aku segera kembali menyiapkan makanan untuk kami

Entah lah aku merasa aneh dengan hari ini. Dimulai pak dede yang seperti manja kepadaku. Selalu menjahili ku. Hingga tadi siang kasir alfa senyum senyum ngak jelas. Aku mencoba mencerna semua ini dipikiranku.

Setelah kami menyelesaikan aktifitas masing masing . Kami segera duduk dan makan bersama kali ini  kami hanya diam dan fokus untuk makan. Tanpa bicara sedikitpun.

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang