11.

299 42 0
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh
semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝
"Ya terus lo mau gue diem, endingnya nanti gue juga yang di omelin Bunda sama Ayah," balas Defrik tak mau kalah.

Bia jadi terdiam, ya kata-kata Defrik tak salah sih.

"Tunggu di sini sampai besok paling, abis itu lo bisa ke ruang rawat yang biasa," ujar Defrik lembut.

Bia mengangguk, ia menatap adik satu-satunya, "Terus nanti lo kasih tau gue yang tadi, ya?" Pinta Bia. Defrik mengerutkan keningnya tak paham. Maksud Bia yang tadi itu yanv mana?

"Hah? Gimana?"

Bia berdecak sebal, ini Defrik benar-benar tak paham atau bagaimana sih? Masa ia harus benar-benar frontal meminta Defrik memberitahu posisi Galung?

"Ck itu, yang tadi lo bilang mau kasih tau gue pas gue udah keluar dari ICU," Jawab Bia, berharap Defrik menangkap maksudnya.

Detik berikutnya Defrik jadi menjentikkan jarinya, lalu ia tersenyum jahil ke arah Bia. "Ohh tentang Galung? Bilang dong."

"Sok banget pake kode, udah tau gue bukan anak pramuka," lanjut Defrik lagi.

"Yaudah, yang penting sekarang udah tau kan maksud gue," balas Bia acuh.

Defrik merogoh ponselnya, lalu ia melirik ke arah Bia. "Bunda sama Ayah udah di bawah."

"Ck, nanti gue pasti di omelin," gerutunya sebal.

Defrik hanya terkekeh pelan, membayangkan bundanya akan menjadi sangat protektif pada Bia selama ia sakit mungkin akan menghibur dirinya. "Yaudah, gue keluar dulu ya? Kalau ada apa-apa panggil perawat aja," titah Defrik.

Bia hanya mengangguk lemah sebagai jawaban, pusingnya sudah tidak separah tadi. Tetapi lemasnya tak kunjung hilang.

Gadis itu memperhatikan Defrik yang kian menjauh, tetapi tak berselang lama lelaki itu kembali, di ikuti oleh Bunda di belakangnya.

"Teh, ya Allah, kenapa bisa sampe parah gini?" Tanya Bunda gatal ingin sekali mengomeli anak sulungnya itu.

Defrik dengan cepat berbalik, kembali keluar untuk menemani ayahnya.

"Maaf, Bunda," cicit Bia tak berani menjawab selain kata itu. Dia bersumpah kemarin tubuhnya sangat membaik, tetapi kenapa sekarang malah lemas seperti orang yang sekarat?

"Bunda kaget pas dapet kabar kamu masuk ICU tau," omel bunda.

"Iya aku juga ga tau bakal gini, maafin teteh yaa Bundaaaa," bujuk Bia dengan wajah yang memelas. "Eh Bunda udah makan?"

"Iya nanti bunda makan, belum laper juga," jawab bunda seadanya. Dan obrolan mereka saat itu terus mengalir sampai akhirnya Defrik memberi kode supaya bundanya meninggalkan Bia sendirian. Kakaknya itu butuh istirahat.

~~~

Sesuai dugaan Defrik, hari ini Bia sudah keluar dari ICU dan di rawat di ruangan biasa. Tentunya Bia sangat senang meski ada sedikit rasa sedih saat dugaannya meleset. Sadar atau tidak dirinya malah mengharapkan agar Galung menengoknya kemarin, namun nihil bahkan hingga kini ia kembali ke ruangan rawat biasa lelaki itu tak menunjukkan batang hidungnya sedikitpun.

Hati Bia mulai goyah, ia takut pikirannya kalah lagi seperti dahulu. Ia takut hatinya akan menang dan membuatnya terpuruk. Tetapi untuk saat ini Bia tak mau membohongi hatinya. Dirinya sungguh ingin melihat Galung, apa lelaki itu akan pergi lagi?

After Letting You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang