34

169 28 0
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teh almi semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝

Galung yang mendengar itu jadi otomatis langsung melirik ke arah Bia, memandang gadis itu dengan pandangan tak terbaca.

Galung yang hendak membuka suaranya jadi urung karena ternyata makanan pesanan mereka sudah tiba. Di tambah dengan instruksi dari Bia mau tak mau memaksanya untuk kembali bungkam.

"Ngobrolnya ntar lagi, makanan dateng," Sela Bia saat itu.

Galung menurut, keduanya memakan makanan itu dengan tenang. Tak ada yang memulai percakapan, baik Bia atau Galung sama-sama membiarkan hening menyelimuti mereka untuk sesaat.

Meski terlihat hening dan tenang, siapa sangka kedua sejoli itu ternyata tengah berperang melawan diri mereka sendiri. Seolah hanya tubuhnya saja yang tenang, namun isi kepalanya amatlah ricuh.

Galung yang tengah menenangkan dirinya sendiri agar tak melewati batas dan Bia yang setengah mati menahan kenangan yang tidak tahu malu itu supaya tak muncul ke permukaan. Karena jika terus begitu, bukan tidak mungkin pertahanan Bia yang selama ini ia bangun bisa saja rubuh seketika.

"Di abisin Bi, sayang itu makanannya," Titah Galung saat melihat Bia seperti sudah selesai dari acara makannya dan masih menyisakan beberapa tusuk yang belum is sentuh sama sekali.

"Plis deh, lo beli banyak banget. Lo juga tau gue ga bisa makan banyak."

Galung terkekeh kecil melihat Bia yang mendumel seperti itu, menurutnya itu sangat lucu. Setidaknya meski dengan nada yang datar dan terkesan sebal, kini Bia menjawab seluruh percakapannya. Tidak seperti saat awal kembali bertemu, gadis itu benar-benar bungkam seolah Galung adalah hantu yang tak kasat mata.

Tangannya kini sudah bergerak mengambil satu tusuk bakso seafood yang tak di makan oleh Bia. Galung mengunyannya pelan.

"Kalau dulu gue ga balik sama Sintia, apa cerita kita bakal beda sekarang?" Tanya Galung.

"Kalau lo ga balik, gue ga akan tau kalau lo cuma jadiin gue pelarian."

"Kalau gue ga balikan, apa maaf itu masih ada buat gue, Bi?"

Bia memejamkan matanya sebelum menatap Galung dengan tak minat. "To the point deh Lung, jangan muter-muter."

Galung merapatkan bibirnya, ia menghela nafas sebelum membalas tatapan Bia. "Semua kesalahan di hubungan ini ada di gue, gue minta maaf Bi. Maaf buat jadi cowok yang brengsek dan naroh luka di lo."

"Minta maaf mulu, lebaran masih lama," Tutur Bia pelan, kini ia melengos mengalihkan pandangannya yang tak lagi menatap Galung. "Kalau lo cuma mau minta maaf, gue udah maafin. Udah kan? Ayok balik anterin gue ke rum-"

"Ga cuma itu, dengerin dulu." Galung gelagapan melihat Bia yang membereskan barangnya, seolah bersiap untuk pergi.

"Liat gue dulu Bi, sebentar aja," Pintanya lembut.

Dan hal itu berhasil membuat Bia menurut tanpa protes. Gadis cantik itu menatap Galung tepat di manik matanya, ia juga berhasil melihat bagaimana kacaunya lelaki di hadapannya ini.

Galung dan dirinya tak ada yang baik-baik saja.

"Gue pengen kita kaya dulu Bi, maaf buat semuanya tapi gue harap gue masih punya satu kesempatan terakhir. Gue mau perbaiki semuanya, gue mau tebus kesalahan-kesalahan gue yang fatal itu." Galung terdiam beberapa saat.

After Letting You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang