5.

430 55 0
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh boul semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝


Galung membawa sahabatnya itu ke taman di dekat perumahan Bia. Taman yang tak terlalu banyak di lewati oleh orang-orang.

Sebelum kesana, Galung menyempatkan diri untuk mampir ke warung, membeli dua botol kopi untuknya dan Defrik.

"Minum dulu," ucapnya begitu mereka duduk di kursi kosong hari itu.

"Yooo, thanks."

Galung menarik nafas lalu menghembuskanya secara perlahan, mencoba setenang mungkin di hadapan Defrik.

"Gue..,pernah se brengsek itu ke Bia, Def."

Defrik mengangguk, seperti tak kaget sama sekali dengan pernyataan tersebut.

"Bia itu ga pernah sinis sama siapapun, kalo sarkas tandanya dia ngerasa deket banget atau dia udah..., kelewat kecewa," ucap Defrik.

"Liat sikapnya tadi ke lo, gue tau jawabannya itu yang kedua, Bia udah terlalu kecewa sama lo," lanjutnya membuat Galung menunduk.

Botol di tangannya kini sedikit ia remas demi melampiaskan rasa yang tak mampu ia jelaskan.

"Gue mau cerita lengkapnya, biarin gue tau apa yang udah sahabat gue lakuin ke kakak gue," tuntut Defrik.

Gantian, kali ini Galung yang mengangguk.

"Gue pertama ketemu Bia, pas gue lulus SMA, sama kaya hari ini, waktu itu anemianya kambuh."

Defrik tetap diam, tak mau banyak bicara hingga Galung menyelesaikan ceritanya.

"Ga taunya, kita sekampus, kita punya circle disana, gue tau kakak lo ngincer gue dari awal. Di circle itu ada dua orang yang suka gue..,Bia sama Sintia. Bedanya Sintia berani gas gue sedangkan Bia..,dia telat buat ngelangkah."

"Singkat cerita, gue jadian sama Sintia, tapi ga lama..,kita putus. Di situ posisi gue lagi sulit, di circle cuma Bia yang stay sama gue, dia sama sekali ga menjauh barang selangkah pun."

"Gue waktu itu tanpa sadar jadiin dia pelampiasan, gue ngasih harapan sama dia, gue buat dia makin jatuh ke gue..,tapi Sintia ternyata tanpa gue duga datang lagi dan gue balikan sama dia tanpa mikirin perasaan Bia."

Tanpa sadar, Defrik mengepalkan tangannya, mencoba mengontrol emosinya saat ini.

"Tapi lagi-lagi Sintia ninggalin gue..,dan gue pindah kampus, lo tau kan? Satu tahun gue lost kontak sama Bia, sampai ulang tahun gue yang ke 21 dia datang lagi. Dari situ kakak lo bertahun-tahun ngejar gue, tapi dengan gobloknya gue ngedorong dia dari kehidupan gue."

"Gue ga tau apa yang salah, tapi waktu itu, gue beneran terganggu dengan keberadaan dia, sampai suatu hari dia berhenti dan ilang tanpa jejak. Gue kehilangan dan gue dapat karma itu."

Galung menghela nafasnya. "Tahun ini udah tahun ke 4 gue jadi apa yaa.., kasarnya penguntit mungkin? Setiap ada waktu luang, gue selalu cari tau keberadaan Bia, gue ikutin dia, sahabat Bia itu sahabat gue juga, jadi gue ga ketinggalan banyak soal dia, gue tau kapan dia sakit dan sebagian besar jadwal dia, gue tau, bahkan hampir tiap malam gue nunggu di depan rumahnya buat tau dia udah tidur atau belum. Gue..,udah kena batunya, gue paham kecewanya Bia sebesar apa sama gue, karena gue aja, sekecewa itu."

Galung menunduk, tanpa permisi, air matanya luruh begitu saja.

Sedangkan lelaki di sebelahnya masih setia mengepalkan tangannya kuat-kuat, rahanya menegas. Perasaanya tak bisa tergambarkan, bagaimana bisa sumber kesakitan terbesar kakaknya adalah Galung, sahabatnya yang paling tahu segalanya tentang dirinya.

After Letting You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang