39

183 30 6
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝

Bia semakin menundukan kepalanya tak kala bisikan-bisikan sialan itu kian terdengar olehhya, sampai akhirnya seorang guru memberikan komando agar semuanya membubarkan diri saat itu juga.

Berbarengan dengan keluarnya perintah tadi, Bia merasa seseorang merangkul bahunya. Tentu kepalanya refleks terangkat untuk melihat siapa yang kini berada di sebelahnya. Dan ternyata itu Gema dan Alga.

"Sebentar, Bu Sintia, apa bener tadi Bu Bia nampar Bu Sintia? Tapi ko, di video yang saya liat ini malah Bu Sintia yang nampar Bu Bia ya?" Tanya Gema sambil menyeringai saat itu.

Tanpa perlu menunggu persetujuan siapapun, gadis itu memutar sebuah video yang ntah dia dapat dari mana. Dengan volume maksimal, jelas semua yang ada di sana mampu mendengar percakapan Bia dan Sintia sebelumnya. Meskipun tidak amat jelas namun itu cukup untuk membuktikan bahwa ucapan Sintia adalah sebuah bualan belaka, dan juga di dalam video itu jelas sekali Sintia menampar Bia dan bukan sebaliknya.

"Sialan," Desis Sintia pelan. Namun sayangnya beberapa orang mampu mendengarnya dengan jelas, dan kini keadaan berbalik jadi menyerang dirinya.

Tatapan menghakimi juga bisikan-bisikan yang asalnya di lontarkan untuk Bia kini malah berubah tujuan menjadi untuk Sintia. Sementara Bia di tempatnya hanya terkekeh kecil, lihatlah bagaimana manusia begitu cepat mengubah haluannya. Lihatlah betapa mereka dengan mudah percaya dan menilai segala sesuatu seolah mereka tak pernah berbuat salah.

"Saya harap Bu Sintia kedepannya ga lagi bohong, dan saya pikir ini semua udah clear ya? Bu Bia ga ngelakuin semua yang tadi di tuduhin ke dia," Tutur Alga juga mulai membuka suara. Lelaki itu menatap sekitarnya dan berakhir di Sintia. "Di tunggu juga itikad baiknya buat minta maaf, Bu Sintia."

"Dahh udah, sekarang bubar, semuanya bubaarrr." Komando kedua kalinya untuk membubarkan diri itu kini berhasil membuat semuanya angkat kaki, kecuali orang-orang yang bersangkutan, terpaksa harus ikut ke ruangan Restu untuk membahas kejadian ini.

~~~

Bia keluar dari ruangan Restu 30 menit kemudian, tadi di dalam jelas Sintia di marahi habis-habisan oleh Restu dan Arsyad. Dan selamat untuk Sintia, akibat ulahnya sendiri kini ia sukses mendapat batunya. Gadis itu mendapat SP 1 dan tentunya warga sekolah tak akan lagi memandangnya dengan baik.

Namun itu semua tak lantas membuat Bia senang, ia masih bertanya-tanya bagaimana bisa Alga dan Gema mendapat video tadi dan dari mana video itu berasal?

Saat sedang sibuk dengan dunianya sendiri, Bia di kejutkan dengan kedatangan teman-temannya yang terlihat sedang menunggu di kursi yang tak jauh dari ruangan Restu. Kontan saja hal itu mengundang tawa renyah Bia, astaga lihatlah manusia-manusia kurang kerjaan ini.

"Kalian ngapain?" Tanya Bia saat sudah berada di hadapan mereka.

"Lo ga apa-apa Bi?" Tanya Ragil berbisik.

Bia menggeleng sambil tersenyum. "Aman ko, kalau sekarang hehe."

Ia lalu melirik pada Gema dan Alga. "Kalian dapet video itu dari mana?"

"Bukan kita, tapi Galung yang dapet. Ibu yang suka bersih-bersih yang videoin katanya, terus tadi pas kejadian emang Galung mau ketemu Arsyad, terus ga sengaja tau kalau si Ibu ini ngerekam kalian. Udah deh dia yang bujuk sampai akhirnya vidio itu ada di kita, terus gue sama Alga yang ngespiil."

Bia membola saat mendengar penjelasan Gema barusan. Astaga, dari seluruh manusia yang ia harapkan untuk menolongnya tadi, kenapa lagi-lagi Galung terus terlibat di dalamnya? Lihatlah bagaimana lelaki itu melindungi sekaligus membahayakan dirinya, Galung lah alasan atas bahayanya posisi Bia selama ini, namun tak bisa di pungkiri juga bahwa ia selalu berhasil menarik Bia keluar dari zona bahaya tersebut.

"Komedi banget kenapa ya hidup gue ini," Lirih Bia memijat pelipisnya.

"Sekarang ga usah di pikirin lagi, semuanya udah tau gimana busuknya perempuan itu. Mending balik dah sekarang, istirahat dulu aja di rumah." Saran dari Aya barusan hanya di tanggapi dengan anggukan oleh Bia.

Baiklah, sepertinya kini ia harus benar-benar pulang dan beristirahat. Jadwal mengajarnya pun sudah selesai, maka ia menurut begitu saja pada usulan tadi.

"Gue anter deh ya," Kata Ragil bersiap untuk berdiri.

"Gue aja," Ujar seseorang yang kini tengah berjalan dari arah barat.

"Ayok Bi, gue anter ya?" Ajak Galung saat sudah sampai di hadapan semuanya.

Lelaki tampan itu bersorak gembira tak kala Bia mengangguk kecil, pertanda kali ini setuju tanpa harus berdebat seperti yang sudah-sudah. Dan sepertinya nasib Galung sedang bagus akhir-akhir ini, bagaimana tidak? Kemarin ia berhasil mengajak Bia keluar dan kini gadis itu menurut tanpa banyak protes.

Semua teman-teman mereka yang melihat itupun hanya mengangguk dan menitipkan Bia pada Galung sebelum akhirnya membubarkan diri ke tempatnya masing-masing.

Perjalanan Galung mengantar Bia saat itu di isi dengan keheningan, tak ada topik obrolan sama sekali. Galung yang biasanya membuka percakapan pun hanya diam tak membuka mulutnya, seolah sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.

Galung baru membuka mulutnya saat ia sudah berada di depan rumah Bia, di tatapnya dengan sayang gadis di hadapannya ini. Perlahan ia mengulurkan tangannya untuk mengelus pipi Bia yang tadi di tampar oleh Sintia.

"Sorry, gue gagal jagain lo, sorry lo harus ngalamin kejadian ga enak hari ini. Sekarang lo pulang, istirahat hm? Besok kalau lo mau marah sama gue, mau mukul gue atau ngehindarin gue lagi.., boleh. Sekarang pokonya lo istirahat."

Bia mengangguk lemah, tenaganya begitu terkuras karena kejadian tadi. Ia lantas turun dari mobil Galung, namun sebelum melenggang pergi, Bia menunduk sedikit untuk melihat Galung yang masih berada di dalam mobil.

"Thanks, Lung."

Hanya itu yang Bia ucapkan, 1 kalimat dan 2 kata. Singkat namun sukses membuat Galung tersenyum cerah, padahal baru tadi ia berniat untuk tak lagi mengganggu Bia agar gadis itu aman dari Sintia, namun berkat ucapan Bia yang sebenarnya terlampau biasa saja itu berhasil membuat Galung menarik kembali niatnya tadi. Karena ia merasa, perjuangannya tak akan sia-sia.

🐝🐝🐝

Kata sahabat lecil GalBia (Galung Fabia) harus berlayar/jangan nih? Wkwkw

Komen yaa komen hehehee 🐝💜🐝💜🐝

After Letting You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang