28

194 31 1
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teh almi semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝

Hari yang tadinya berjalan dengan lancar itu tiba-tiba berubah menjadi runyam saat berkas file yang satu minggu ini ia kerjakan setengah mati, raip begitu saja. Bia jelas menyimpan file yang sudah ia print di laci mejanya yang terkunci, namun kini tumpukan beberapa kertas itu tidak ada jejaknya.

"Aish, sialan. Yang jail siapa coba, gila aja ini rapat udah mau mulai lagi," Rutuk Bia dengan tangan yang masih sibuk mengobrak-abrik mejanya.

"Bertahun-tahun ngajar, baru sekali ilang kaya gini. Timingnya ga tepat banget astaga." Sekali lagi, Bia terus mendumel. Berharap omelannya akan membuat dunia lelah dan akhirnya memilih mengalah padanya.

Ya, berharaplah sepuas dirimu, Fabia.

Karena nyatanya gadis cantik bermata kucing itu malah mengacak rambutnya frustasi. Pasalnya file di dalam laptopnya pun ikut hilang ntah kemana, sehingga membuat Bia kelabakan seperti sekarang.

"Kenapa lo?" Suara datar milik Alga berhasil membuat Bia spontan menoleh. Wajahnya jelas menunjukan bagaimana frustasinya Bia saat ini.

"Gue boleh ijin rapat hari ini ga sih? File yang nanti harus di kumpulin ilang semua anjrit," Jujur Bia bercerita begitu saja. "Mau nangis, takut di omelin Pak Restu."

Di hadapannya Alga tak berkomentar banyak, lelaki itu malah mengerutkan keningnya. "Mentahannya yang ilang? Emang belom lo print?"

Pasalnya ia cukup yakin bahwa Bia tidak mungkin seceroboh itu, ketelitian gadis itu patut di acungi jempol. Karena nyatanya Bia paling benci jika pekerjaannya tidak sempurna.

"Udah lah gila, masa belom," Sungut Bia spontan menaikan nadanya. "Cuma yaitu, file mentah atau printout nya ilang, Bang."

"Coba cari ulang di laptop lo, kertas yang di printnya ga ketinggalan?" Alga masih tetap mengajukan pertanyaan sambil mendekat, jadi membantu mencari file yang jejaknya hilang itu.

"Engga Bang astaga, gue ga teledor anaknya lo tau." Bia belum menyerah, sekali lagi ia mencoba mencari di laptopnya. Setidaknya jika soft file tersebut masih ada, rasa gondoknya akan terobati meski hanya sedikit.

Alga mengangguk kali ini, setuju juga dengan ucapan Bia tadi. "Ga ada Bi, udah gue cari."

"Yang bilang ada siapa?" Sungut dengan nada sinis nya. Demi Tuhan jangan salahkan Bia jika ia terus menyemprot pada Alga, salahkan saja Alga yang mendekat dengan sukarela padanya.

"Yaudah minta ngumpulinnya agak telat aja, pasti di bolehin sama Pak Restu juga," Saran Alga malah membuat Bia menggeram kesal.

"Ya Allah cape banget masa harus mulai dari awal lagi?" Keluh Bia mulai berbalik perlahan meninggalkan Alga begitu saja.

~~~

Rapat yang ternyata jauh lebih lama dari perkiraan itu akhirnya selesai, pembahasan yang ternyata masih banyak yang harus di selesaikan membuat perkiraan awal begitu meleset. Satu persatu guru mulai pergi keluar dari ruangan begitu rapat di nyatakan selesai, seperti Bia yang kini tengah berlari kecil mengejar restu yang tadi pertama kali meninggalkan rapat setelah menutupnya.

After Letting You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang