40

195 22 1
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝

Setelah kejadian tempo hari, Bia mengambil jatah cutinya untuk beberapa hari beristirahat. Dan selama ia berada di rumah, ia banyak berfikir hal apa yang harus ia lakukan kedepannya?

Baik, anggap saja Bia berlebihan karena kejadian kemarin membuatnya berantakan seperti ini. Namun traumanya dalam hal di hakimi seenaknya seperti kemarin benar-benar mengguncang dirinya. Hingga keputusan finalnya adalah saat beberapa hari kemarin, setelah selesai sarapan ia menghubungi Arsyad, berbicara padanya bahwa Bia akan resign dari sekolahnya.

Ya, karena pada kenyataannya jika Bia terus berada di dekat perempuan itu kesehatan mentalnya akan memburuk. Tentu pilihan itu bukanlah keputusan yang mudah baginya, banyak yang harus ia relakan. Termasuk seluruh murid-murid yang tengah ia ajar sekarang. Tapi sekali lagi, Bia sudah membuat keputusan yang bulat dan Arsyad dengan berat hati menyetujuinya tadi.

Maka kini, Bia sudah resmi menjadi seorang pengangguran.

Tadi, Arsyad sempat meminta maaf padanya karena ia kecolongan oleh Sintia. Tapi setelah di pikir kembali, mungkin salah satu alasan gadis itu sempat memberikan jeda dalam mengganggu Bia adalah karena saat itu Arsyad baru saja menjadi pemilik sekolah. Tentu, gadis itu mencari aman, gadis itu tahu bahwa Arsyad akan melindungi Bia. Maka yang ia lakukan adalah menunggu semua orang lengah, dan tempo hari adalah harinya.

Bia juga mendengar bahwa Sintia tak lagi di temani oleh siapapun, bahkan beberapa murid menampilkan sikap tak sukanya pada gadis itu. Haha, selamat Sintia, kini dirimu hanya tinggal menuai hasil yang kau tebar.

Keputusan Bia untuk resign ternyata tersebar dengan cepat, buktinya ponselnya terus berdering dari tadi dan kini bel rumahnya pun sudah berbunyi berkali-kali.

Sesuai dugaan, kini di hadapan rumahnya sudah berdiri Aya, Gema, Radin, Ragil dan Alga. Bia merotasikan matanya, berpura-pura sebal dengan kedatangan mereka. Namun, tetap membukakan pintu rumahnya dengan lebar.

"Mau minum apa tuan dan nyonya?" Tanyanya begitu melihat teman-temannya itu mengambil posisi di sofa tanpa perlu di suruh lagi. Benar-benar sudah terasa seperti rumah sendiri bukan?

"Ehem yang berwarna enak nih," Ucap Ragil memegang tenggorokannya, berpura-pura sedang kehausan.

"Ehem kopi dingin mantap nih," Timpal Aya namun langsung mengatup bibirnya begitu di pelototi Alga di sebelahnya.

"Iya iya ngga akan kopi anjrit, galak banget," Cicit Aya yang tentunya mengundang tawa dari semuanya.

"Lain kali ga usah di tanyain Teh, udah tau teman-teman lo ngelunjak semua," Saran Radin yang di angguki Gema.

"Tapi kayanya ya, kayanya emang minuman berwarna nikmat sih Teh," Lanjut Gema yang sukses mendapatkan 1 jitakan dari Radin.

"Yeu kunyit. Ga usah di dengerin deh Teh ni abang gue sama Gema. Bawain aja air putih udah paling bener."

"Dih, biasanya lo maju paling depan kalau gratisan. Kaya ga pernah gue jajanin dari orok," Bela Ragil saat itu.

"Beda cerita ya nyet kalau sama lo."

"Cape banget, padahal duit mereka tebel. Tapi tetep aja namanya gratisan mah penasaran." Penuturan Bia barusan kontan saja membuat R bersaudara itu tercengir.

"O jelas dong, harus paling depan."

Berhubung jawaban mereka tidak ada kejelasannya, maka Bia memutuskan untuk membuat 1 teko penuh sirup yang selalu ia sediakan dan beberapa cemilan di kulkasnya.

"Monggo di makan tuan dan nyonya, kalau kurang di mohon beli sendiri, alias lo pada orang kaya ya jangan macem orang susah okeh?" Candanya sambil kini bersandar pada Radin.

"Oh iya Bi, tadi dapet salam tuh," Beritahu Aya yang kini tengah mengambil 1 toples ciki di pangkuannya.

"Hah, siapa?"

"Siapa lagi, fans lo nomer 1 lah," Timpal Ragil sambil ikut mencomot ciki di pangkuan Aya.

"Nomor 2, nomor 1 nya si Galung," Komentar Alga yang kontan di angguki semuanya.

Barulah setelah beberapa saat Bia membola dan menjentikkan jarinya. "Eldo ya?"

Semuanya terkekeh kecil melihat respon itu, merasa gemas dengan Bia yang terlihat seperti anak kecil.

"Dia jadi pindah ngajar ya? Kan dia keterima jadi PNS katanya," Tanya Gema sekalian memastikan.

"Iya, kebetulan banget katanya pindah ke Surabaya, tempat orang tuanya," Kata Ragil memberitahu.

"Terakhir dia meet sama gue, dia bilang udah ga bakal ngejar gue lagi. Kalau di pikir-pikir gue jahat juga ya? Haha."

Benar, terakhir Bia bertemu lelaki itu, ia berkata tak akan lagi memaksa Bia untuk menerima cintanya. Ada kelegaann di hati hati Bia, namun setelah di ingat kembali, Bia merasa amat buruk karena kadang terlalu kentara menunjukan penolakan pada pemuda baik itu.

"Sandra Ayunita, perempuan yang belakangan ini deket sama si Eldo. Yah, semoga aja ga di jadiin pelarian."

Penuturan Alga barusan mendapatkan respon yang berbeda-beda dari teman-temannya. Ada yang langsung menoyor kepala Alga, ada yang menanyakan bagaimana ia bisa tahu dan ada yang langsung terdiam seperti Bia.

Ah, pelarian ya? Semoga tak ada lagi yang merasakan perihnya karena di jadikan pelarian, karena Bia tahu betul bagaimana menyiksanya hal itu. Bagaimana kita ingin marah namun kita paham, urusan hati tak akan bisa di kendalikan oleh siapapun. Dan ia berharap Eldo tak menjadikan wanita manapun sebagai pelarian untuknya mencari kebahagiaan.

"Jadi Teh, rencana lo ke depannya apaan nih?" Tanya Gema mengalihkan topik.

"Gue mau jadi pengacara dulu, kayanya?"

Sesuai bayangan Bia, respon mereka semua sama, yaitu mengenyit bingung. Namun tidak dengan Radin, gadis cantik termuda yang berada di sana itu malah mengangguk setuju.

"Nice, istirahat dulu aja, Teh."

"Pengacara apaan anjir?ko tiba-tiba pengacara."

"Pengangguran banyak acara maksudnya itu," Jelas Radin tanpa perlu di minta lagi.

"Ajiir nemu dari mana lo bahasa kaya gitu Bi?"

Bia terkekeh kecil saat mendengar pertanyaan Aya barusan. "Loh kan anak muda jaman sekarang pada bilangnya gitu, kalian aja kudet."

"Mon maap nih, kita udah bukan generasi muda lagi, sadar umur nyet."

Keseruan itu terus berlanjut, Bian juga sejenak melupakan semua resah dan sakit yang melandanya belakangan ini. Ia tertawa lebar, memperlihatkan senyum indahnya. Dan tanpa ia sadari, 1 orang di sana mengabadikan momen itu dan mengirimkannya pada Galung.


🐝🐝🐝

Heyyy? Wkwkwk bantu buletin jadi 10k readers yuk? Kalau boleh pengen minta biar sahabat kecil follow aku juga hehee.

Makasih sayang2kuu🐝😍💜🐝💜🐝💜💜

After Letting You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang