🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh semangat nulisnya hihi😋😋
Happy reading all,hope you enjoy 😘😘
🐝🐝🐝
Pukul 5 sore Bia baru keluar dari gerbang sekolah, tadi selepas sekolah selesai ia dan murid-murid yang mengikuti kegiatan English Club harus berkumpul sebentar untuk membahas tentang lomba.
Sejujurnya ia ingin lekas pulang, badannya cukup terasa lemas. Efek kemarin bermain sampai malam dengan teman-temannya dan berakhir dengan Bia yang kesulitan tidur.
Niat awal Bia adalah memesan ojek online untuk bisa sampai di rumahnya, namun semua itu urung seiring dengan langkahnya yang juga terhenti. Butuh beberapa detik bagi Bia untuk kembali sadar dan akhirnya melengos malas. Setelah kesadarannya kembali, ia tentu ingin melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti. Tapi sayangnya lagi-lagi langkahnya harus terhalang oleh Galung yang dengan cepat menghampirinya.
Ya, tadi Bia sempat terhenti karena melihat lelaki itu keluar dari dalam mobilnya. Lalu kini ia malah sudah berada tepat di hadapan Bia.
"Hai, Bi. Hehe," Sapanya sambil tercengir seperti orang bodoh.
Sesuai yang sudah di bayangkan, Bia tentu tak menjawabnya. Ia berusaha untuk memilih jalan lain agar bisa segera pergi dari sana. Sumpah tidak lucu jika ia harus ribut di depan sekolah seperti sekarang ini.
"Bi, jangan di cuekin guenya. Bales dong Hai Galung, gitu," Pinta Galung seperti anak kecil.
Ah, lihatlah lelaki ini. Sudah bertahun-tahun terlewati namun sikap merajuknya masih tetap melekat hebat. Bia jadi teringat bagaimana ia dulu benar-benar tak mampu menolak permintaan Galung, wajahnya yang berubah menjadi lucu itu selalu sukses membuat Bia pada akhirnya mengikuti seluruh keinginannya, meskipun itu hal random sekalipun.
Sayangnya, mungkin kini semua itu tak lagi akan berhasil membuat Bia luluh. Karena semuanya, sudah berbeda.
Galung terus saja mengikuti langkah Bia, masih memiliki semangat untuk berjuang supaya gadis itu akhirnya menganggap keberadaannya.
"Bi, ih ga di waro. Biaaa, balik sama gue yukk."
Ntah percobaan ke berapa namun akhirnya Bia berhenti melangkah dan berbalik dengan wajah yang masam, lalu dengan cepat ia masuk ke dalam mobil Galung.
"Lo, bisa ga jangan egois hah? Lo sengaja nyamperin gue ke sekolah kaya gini kan supaya gue ga ada pilihan lain selain ikut sama lo, jangan licik Lung. Sekali-kali belajar mikirin posisi orang, ga semua yang lo mau harus di turutin sama orang lain." Pecah sudah semua amarah Bia hari itu. Sungguh, tadinya Bia tak ingin marah-marah seperti ini. Namun selamat pada Galung yang sudah hadir dan mengganggunya di tengah rasa lelahnya, hingga membuat Bia mengamuk.
Wajah Galung yang tadi sangat cerah seketika sirna, tergantikan dengan helaan nafas yang terdengar lelah. Tadi bahkan ia sempat berjingkrak kesenangan, tapi sekarang ia hanya bisa menundukkan kepala.
"Gue, cuma lagi berusaha Bi. Gue lagi berusaha bikin dinding yang lo buat itu rubuh supaya gue bisa masuk lagi. Gue egois, iya emang, gue sadar. Tapi Bi, gue pengen lo tau sekarang gue ga lagi sama kaya dulu, gue sekarang ga akan ninggalin lo lagi. Gue bakal jagain lo, gue bakal ada terus sama lo. Jadi tolong kasih gue kesempatan, hm?"
Permohonan Galung itu terdengar amat tulus, Bia mampu mendengar nada frustasi di sela-sela Galung berbicara tadi. Seolah ada yang tak mampu Galung ungkapkan dengan kata-kata.
"Lo sama gue udah pernah bahas ini."
"Dan gue masih berharap dapet jawaban yang beda dari lo, Bia," Balas Galung yang kini masih betah menatap wajah Bia dengan tatapan sayang.
"Berhenti Galung, lo ga cape apa?" Tanya Bia kini balas menatap Galung. "Udah berbulan-bulan lo selalu kirim gue chat, nyoba nelpon bahkan video call tiap hari. Lo ngirim gue makanan, lo ada tiap gue sendirian. Ntah lo terlalu gabut atau gimana tapi bahkan lo masih sering diem di depan rumah gue sampe tengah malem. Berhenti Galung, gue tau itu cape."
Benar, sudah beberapa bulan kebelakang rutinitas Galung jika senggang adalah menganggu Bia lewat chat, atau memastikan gadis itu baik-baik saja. Ntah sejak kapan, namun kini hal itu tak melelahkan sama sekali untuknya, silahkan anggap Galung lelaki aneh juga pemaksa. Karena kalian baru akan tahu bagaimana perjuangan yang sebenarnya setelah merasakan penyesalan.
"Lo bahkan berjuang sendirian lebih lama dari gue Bi, lo berkorban juga. Lo tetep maju padahal ga tau ke depannya gimana. Waktu itu bukannya yang lo tau cuma harus terus berjuang tanpa kenal mundur?"
Bia mengangguk pelan, sudah mengira Galung akan balik memberikan pertanyaan padanya.
"Dan pada akhirnya gue berhenti bukan? Gue yang pernah ada di posisi itu tau banget gimana ga enaknya Lung, jadi stop, ya? Cari aja yang lain, cari bahagia yang lain jangan gue," Pinta Bia. Kali ini kata-katanya tak setajam biasanya, kali ini gadis itu meminta dengan lembut. Tentu dengan harapan Galung mau menurut dan berhenti mengganggunya.
"Lo berhenti karena memang gue waktu itu belum sadar Bi, tapi di posisi gue sekarang, gue liat sorot mata lo yang masih terus ngasih gue pegangan buat terus berjuang."
Galung kini membenarkan posisi duduknya jadi sepenuhnya menghadap pada Bia. Di tatap nya gadis cantik itu dengan dalam, walaupun Bia tak balas menatapnya.
"Gue tau gue sebodoh itu, butuh waktu lama buat gue sadar kalau gue cinta sama lo, kalau yang gue mau itu lo, kalau yang sebenernya udah dari dulu gue butuhin buat jadi bahagianya gue itu lo. Gue tau gue kelamaan, tapi gue juga pengen lo tau lo emang layak buat gue perjuangin sampai akhir, jangan suruh gue cari yang lain, hm?"
Ada rasa senang yang membuncah dari dalam diri Galung, rasanya melihat Bia sedekat ini, mendengarnya berbicara seperti biasa tanpa ada nada sinis, benar-benar mengisi full tenaganya untuk terus berjuang. Harapannya kian membesar, namun akankah Bia memberinya kesempatan kembali?
"Sintia, jauhin dia Bi. Dia bisa bikin lo celaka, kalau bisa lo jangan sendirian selama di sekolah. Kalau ada apa-apa juga langsung kabarin Ayah, Defrik atau gue, pokonya lo jaga jar-"
"Lo, udah tau dia bahaya buat gue. Berarti lo tau alesan di balik itu semua kan? Alesan dia kaya gitu sama gue itu lo Galung, jadi tolong lah jagain aja tuh mantan lo. Jangan sampai berulah lagi kaya kemarin, ngerjain orang aja."
"Gue bakal jagain lo Bi, gue ga bakal biarinin nenek sihir ituu macem-macem sama lo."
🐝🐝🐝
Hayo, Kira-kira Galung serius ga yaa sama omongannyaaa

KAMU SEDANG MEMBACA
After Letting You Go
Novela JuvenilStart : 7 Januari 2021 End : Ayo save dulu aja kak, siapa tau jodoh sama ceritaku yakan. Ceritaku yang ini berkaitan ya sama cerita : -Endless Maze -Love Swan -Abyss of Pain -Second Pride -Invisible Rope -Gade of Regret Jadi boleh ya mampir juga ke...