10.

315 45 0
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝


D

efrik memasukan ponselnya ke dalam sneli yang ia gunakan. Kakinya kini melangkah ke kantin, ingin membeli jajanan untuknya karena perutnya sudah mulai keroncongan.
Setelah selesai memesan, ia berniat kembali ke ICU, ingin melihat Bia tadinya. Namun urung ketika tak sengaja ia mendengar samar-samar suara Dias dan Galung yang sepertinya membahas sang kakak, Bia.

Defrik pun kini mendudukan diri di meja yang tak jauh dari mereka, syukurnya baik Galung ataupun Dias tak menyadari keberadaannya sama sekali.

"Sebentar, sebelum gue jawab ijinin gue maki looo, sekaliiiii aja." Defrik mendengar nada Gemas dari ucapan Dias.

"Heh, brengsek lo, Lung. Sumpah."

Sedangkan Galung yang di maki hanya menghela nafas dan memasang wajah sendu yang tak dapat ia sembunyikan lagi.

"Kalau gue jadi Bia, mungkin gue udah amat sangat jaga jarak sih. Gue paham kecewanya dia gimana, dan gue tau gimana ketutupnya hati dia sekarang. Tapi gue ga pernah tau orang yang buat Bia kaya gitu adalah elo,,,ngeh ga sih? Bahkan di saat lo mainin dia, dia tetep jagain lo dengan masih ngerahasiain identitas cowok yang udah buat hidup dia berantakan?"

Di lihatnya oleh Defrik kini Galung mengangguk. "Dia emang sebaik itu. Yas gue baru dua kali ketemu Bia, dan gue malah terus-terusan ngebentak dia. Pasti dia bakal ngejauh kan?" Tanya Galung. Siapapun akan sadar nada ucapan Galung barusan sangat tersirat bahwa ia sangat tertekan dengan hal ini.

"Bia ga benci lo karena lo ngebentak dia, dia pasti paham kenapa lo gini. Cuma satu hal sih, bakal sulit buat lo buka hati dia lagi. Ga mustahil tapi rasanya bakal sulit. Banget," tutur Dias mengutarakan isi pikirannya.

Tanpa sadar, kepala Defrik mengangguk. Menyetujui opini Dias kali ini.

"Iya gue tau. Gue ga yakin bisa atau engga dapetin dia lagi."

"Pelan-pelan aja, jangan terlalu ngegas. Mungkin hati Bia juga berantakan karena lo dateng tiba-tiba? Lukanya yang dulu bisa aja jadi timbul lagi."

"Lagian, gue tuh aneh. Kenapa ya kebanyakan cowo dateng pas cewek udah mulai lupa. Kan kaya percuma perjuangan ngelupainnya itu kaya sia-sia. Endingnya gamon aja," cerocos Dias malah membuat Galung terkekeh sinis.

"Namanya karma datengnya belakangan."

"Yaudah pokonya lo usaha semaksimal mungkin aja, tapi jangan berharap terlalu banyak. Harus sadar juga udah sebrengsek apa lo sama cewe sebaik Bia."

Merasa percakapan itu sudah selesai, Defrik kini bangkit. Melangkah kembali ke tujuan awalnya. Yaitu melihat Bia.

Sebelum ke ruang ICU, Defrik sempat berbelok dulu ke ruangannya untuk menyimpan jajanan yang tadi ia pesan. Dan di sinilah kini Defrik berada. Di ruang ICU, atau tepatnya di kasur tempat Bia di rawat. Defrik menatap nyalang keadaan kakaknya itu. Merasa terbodohi karena tak menyadari keadaan kakaknya ini.

"Ngapain lo liatin gue kaya gitu?" Tanya Bia yang ternyata sudah bangun beberapa saat yang lalu.

Defrik yang tak siap pun jadi terlonjat kecil. Ia lalu mengusap dadanya sendiri. "Astaga teh, kalau mau ngomong tuh jangan tiba-tiba gitu napa?"

Bia kini terkekeh kecil, lucu juga melihat Defrik yang kaget seperti barusan.

"Ya lo ngeliatin gue kaya gue mah mati aja."

After Letting You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang