Semalam grup chat yang mulanya hanya berisi Bia, Dias, Shila dan Gema kini sudah bertambah beberapa orang. Di antaranya ada Aya, Aruna dan Radin.
Semua itu bermula dari Shila yang merengek karena merasa bosan juga kesepian, maka dengan senang hati Dias mengajak mereka untuk berkumpul esok harinya, dan ntah siapa yang memulai kini di grup itu telah bertambah 3 orang. Itu merupakan hal yang bagus, apalagi di saat yang kebetulan juga hari sabtu minggu ke 4 bulan Juli ini semuanya sedang kosong. Maka terbentuklah acara girls time seperti saat ini. Biasa, yang dadakan itu malah selalu paling menjanjikan dan memiliki skala kecil untuk gagal.
Jujur saja, Bia sempat khawatir ia akan canggung dengan Aruna. Karena dia bukan seperti teman-temannya yang lain, yang mampu membaur dengan baik tanpa hambatan. Bukan tidak bisa, namun tak jarang Bia kesulitan untuk memanjangkan seluruh obrolan, kadang ia terlalu takut salah bicara. Namun sepertinya ia melupakan bahwa kini ia berada di antara orang-orang yang cerewet dan tidak bisa diam, maka kecanggungan itu mendekati kata mustahil.
Lihatlah, ketakutannya tak nyata. Lihatlah kini mereka tengah terbahak dengan keras menertawakan Radin yang baru saja terjatuh saat sedang bermain ice skating. Beruntung saja masih ada Aya dan Aruna, mari bayangkan yang berada di dekatnya itu Shila dan Dias mereka tidak akan membantunya dan malah akan puas terbahak saja sepertinya.
Acara girl's time mereka benar-benar di buat secara spontanitas, seperti barusan Aruna yang tiba-tiba mengusulkan untuk ke daerah Lembang. Katanya di sana dingin, dan akan nikmat jika memakan indomie di warung pinggiran di sana. Dan dengan polosnya ke 6 gadis sisanya mengangguk setuju dengan mudah, termasuk Bia.
Tapi baiklah, biarkan mereka menikmati waktu mereka. Membiarkan hal gila yang ada di pikiran mereka terealisasikan. Karena nyatanya hal itu membuat Bia senang. Bia senang ia berada di tengah wanita-wanita hebat ini, Bia senang mengenal mereka, Bia senang karena setidaknya, otaknya yang berisik akan sedikit teralihkan jika sedang bersama teman-temannya seperti ini.
Bia bahkan lupa bahwa kemarin ia baru saja di ancam oleh Sintia, ah atau lebih tepatnya Bia tidak peduli dan tidak ingin mengingatnya.
"Mba, indomi di sana ada yang rasa pedes ga? Yang bungkusnya dulu merah terus jadi pink. Sekarang gue nyari kemana-mana kaga nemu soalnya."
Bia kontan menyikut pelan lengan Gema tak kala gadis itu mengajukan pertanyaan bodoh seperti tadi.
"Eh iya juga ya, mie itu udah raip ga sih? Udah ga ada," Ujar Shila menyetujui.
"Udah paling bener beli mie soto pake cengek pake telor tambah gorengan," Tutur Aya melerai.
Aruna yang tengah mengemudi saat itu hanya bisa terkekeh kecil. "Nanti kita tanyain pas udah sampe, siapa tau ada yakan."
"Tangan lo gimana? Ga luka kan tadi abis jatuh?" Tanya Aya saat itu melirik pada Radin.
"Atit, liat merah huhu." Jawaban dengan nada seperti bocah 3 tahun itu sukses membuat Dias dengan gemas mengusap pelan wajah Radin.
Sumpah, siapapun tolong selamatkan Bia sekarang. Karena ia berada di tengah-tengah mereka, dan sungguh keduanya sejak tadi terus saja ribut seperti Tom and Jerry. Bia sampai pusing sekaligus heran, padahal kan ini kali pertama mereka bertemu, namun sudah seperti teman kecil yang bertemu besar saja.
"Gue ga paham, tapi muka Radin minta gue usap terus dari tadi sumpeh," Kata Dias gemas.
"Kak Shila, belain gue donggg. Sebagai calon ipar yang baik belain gue ayokk, " Bujuk gadis termuda itu mencari bala bantuan.
"Idih, mainnya cari bantuan aja bocah," Tutur Bia jadi ikut mengerjai.
Sementara Shila di belakangnya hanya mampu terbahak dengan wajah yang memerah.
"Ada yang malu nih di bilang calon ipar uhuuyyy, mukanya sampe me-" Goda Gema yang langsung di bekap oleh Shila di sebelahnya.
Otomatis hal itu membuat seluruh kepala menoleh ke kursi mereka yang di paling belakang. "Lo..., jangan-jangan udah jadian ya sama Ragil?" Tanya Aya menyipitkan matanya jahil.
"Belum anjiir kak ya Allah," Katanya langsung membantah. "Ga mau berharap ah, takut kegeeran gue."
Ucapan terakhir Shila berhasil membuat suasana menjadi kian ramai, pun sukses membuat Bia seolah tertampar telak. Ah benar juga, seharusnya dulu ia tak berharap dan merasa percaya diri bahwa Galung menyukainya. Seharusnya Bia tak berani melangkah sejauh itu sampai lupa arah kembali, seharusnya Bia menyerah sejak Galung memilih kembali pada Sintia, bukan malah keras kepala menunggunya dan mengemis cinta.
Kadang Bia bertanya, apa yang akan terjadi hari ini jika dahulu ia tak keras kepala? Apakah ia bisa bahagia dengan lelaki lain? Ntahlah, bahkan Bia sendiri pun kebingungan.
Kesadarannya kembali saat Radin bertanya tentang tugas Bia yang kemarin sempat raip.
"Udah kelar ko, udah gue kasih ke Pak Restu juga," Katanya.
"Udah, biang kerok yang ngilangin datanya juga udah ngaku, ya ga Teh?" Tanya Gema meminta Bia agar berkomentar.
Lantas setelah itu, Gema dengan senang hati menceritakan bagaimana Bia berhasil membuat Sintia diam tak berkutik kemarin. Respon yang di berikan teman-temannya berbeda-beda. Ada yang melongo seperti Aruna, ada yang tak percaya seperti Dias, ada yang siap mengamuk seperti Aya dan Shila namun ada juga yang terbahak seperti Radin.
"Gue salfok sama lo yang bisa ngerjain laporan sebanyak itu sih mana waktunya sempit," Kata Aruna berkomentar.
"Gue sama Kak Aya jadi saksi gimana depresotnya dia ngerjain itu, makannya kesel banget pas denger kunyuk," Dumel Shila dengan nada emosi yang kentara.
"Gue sih heran ya, bisa-bisanya ada yang ngejar orang buat ngaku abis lakuin kesalahan. Bolot apa idiot sih anaknya aduhhh." Dias menggelengkan kepalanya tak paham.
"Nah itu anjir, gue ngebayangin dia pas sadar baru ngaku apa ga ketar ketir ya?" Tanya Radin setelah berhenti terkekeh.
Dan respon itu, sekali lagi berhasil membuat Bia mau tak mau ikut tertawa. Hatinya sungguh menghangat, dan ia harap mereka bisa terus bersama kedepannya. Dan yah, baiklah, Fabia Bertha Ghiyandra, mulai saat ini mari biasakan dirimu dengan segala tingkah konyol namun mengasyikan dari teman-temanmu ini.
🐝🐝🐝
Segitu dulu yaa? Pendek, emang hehe maaff, ntar ku dateng lagiii💜🐝💜🐝💜🐝
KAMU SEDANG MEMBACA
After Letting You Go
Fiksi RemajaStart : 7 Januari 2021 End : Ayo save dulu aja kak, siapa tau jodoh sama ceritaku yakan. Ceritaku yang ini berkaitan ya sama cerita : -Endless Maze -Love Swan -Abyss of Pain -Second Pride -Invisible Rope -Gade of Regret Jadi boleh ya mampir juga ke...