16

267 42 0
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teteh semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝

Setelah satu minggu di rawat, akhirnya Bia di ijinkan untuk pulang. Tentunya dengan catatan harus rajin meminum obat dan menjaga terus kesehatannya.

Bia menyambar tas yang sudah ia siapkan tadi dan merangkul Bunda juga Ayah agar segera keluar dari ruangan yang beberapa waktu terakhir ia tempati.

"Akhirnya, pulang juga huhu," ucapnya senang. Senyuman ceranhnya pun tak luntur sejak tadi, menunjukan rentetan gigi rapihnya.

"Teteh beneran ga mau di rumah Bunda sama Ayah dulu aja?" Tawar Ayah yang sebenarnya berharap anak sulungnya itu mau bermalam di rumahnya dulu untuk beberapa hari ke depan.

"Bia udah ga kenapa-napa Ayah, beneran deh udah bisa lari. Besok juga mau ke sekolah," katanya percaya diri.

"Teteh udah ga kenapa-napa ko, Yah. Beneran udah bisa kaya biasa lagi," ucap Defrik di belakangnya meyakinkan kedua orang tuanya. "Kalo Teteh kenapa-napa lagi nanti Defrik kurung di rumah sakit," candanya.

"Udah ah, ayoo pulang. Bunda sama Ayah nginep di rumah, ya?" Kali ini Bia yang meminta agar Bunda dan Ayah mau menginap di rumahnya.

"Iyaa, Bunda nginep sama Ayah."

"Asikkkk, ayokk ntar Bia bikinin smoothies deh." Bia memeluk lengan Bunda sambik berjalan mendekati mobil Defrik.

"Gue juga mau, Teh," kata Defrik ikut menyusul keduanya, meninggalkan sang Ayah yang hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat sikap Defrik yang masih seperti anak kecil.

Sayangnya, tepat saat Defrik ingin membuka pintu mobil tiba-tiba ada panggilan masuk kepadanya. Lelaki itu menghela nafas sambil mengangkat ponselnya tinggi-tinggi.

Saat ia ingin mengangkat panggilan itu, netranya menangkap Galung yang tengah berjalan keluar. "Gue kali ini absen dulu anterin lo ya, Bunda Ayah Defrik ke sana dulu, maaf."

"Galuungg," panggilnya cukup nyaring membuat semua mata tertuju pada pemuda yang memiliki senyum kotak itu.

Dengan cepat Defrik melesat ke arahnya sambil memberikan kunci mobilnya pada Galung. "Tolong anterin Teteh ke rumahnya, gue ada panggilan dulu." Defrik menepuk pundak Galung sebentar sebelum akhirnya berlari kembali ke dalam rumah sakit.

Meninggalkan Galung dengan wajah innocent khasnya. Untuk beberapa saat lelaki yang sudah berpakaian santai itu menatap kunci mobil yang ada di tangannya dengan bingung. "Terus nanti dia balik gimana?" Monolognya.

Sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, Galung mendekat pada Bia dan kedua orang tuanya. Dengan canggung ia tersenyum, menyapa dengan sopan sambil mencium tangan Bunda dan Ayah.

"Galung, udah lama Bunda ga lihat." Bunda tersenyum hangat sambil mengelus pelan kepala Galung sayang.

"Hehee, agak sibuk Galung Bun. Bunda sama Ayah sehat?" Tanya Galung ramah, cengiran kotaknya tak memudar barang sedikitpun.

"Sehat ko, kamu gimana?" Tanya Ayah yang juga membalas senyuman Galung.

"Baik juga Yah. Oh iya ini mau langsung Galung anterin atau gimana? Barusan Defrik minta tolong anterin Bunda, Ayah sama Bia ke Galung hehe."

After Letting You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang