Cinta pandangan pertama itu memang beneran ada, sama halnya yang dialami oleh Kira. Dia tiba tiba jatuh cinta sama seorang siswa, hanya karena orang itu membantunya.
Simpel bukan? Tapi menurutnya, kejadian itu adalah suatu hal yang sangat spesial.
K...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
24. don't wanna be selfish
🌟🌟🌟
"Sorry Sa, lo nunggu lama ya?"
Ya, orang itu adalah Elsa. Elsa yang terus menerus mengajaknya berbicara, dan akhirnya Kira menyetujuinya.
"Enggak kok, santai aja. Lo mau mesen dulu?"
Kira menggeleng. "Gue nggak haus kok, sebenernya lo mau bicarain apa sama gue?"
Elsara menghela napas sesaat. "To the point aja ya, gue mau nanya sama lo. Lo suka sama Alaksa?"
Kira terdiam sesaat, sebelum menjawab pertanyaan Elsa.
"Bicara yang lo maksud, cuma ngebahas ini?"
Elsa mendengus seraya tersenyum. "Bukan gitu, gue cuma mau mastiin aja kok. Soalnya sikap Alaksa ke elo tuh beda."
Kira mengernyitkan keningnya. "Maksud lo?"
"Dia emang friendly ke semua orang, termasuk cewek. Tapi sikapnya yang tiba tiba nolongin lo waktu lo pingsan, itu bukan sifat Alaksa banget."
Kira terdiam sesaat, ia merasa sedikit tertegun dengan pernyataan Elsa.
"Terus lo mau gue ngapain?"
"Gue cuma mau tau aja, dan lo juga harus jujur sama diri lo sendiri. Lo beneran suka kan sama Alaksa?"
Kira menghela napasnya, seraya mengalihkan pandangannya sesaat. "Kalo emang gue suka sama Alaksa, emangnya kenapa? Harusnya lo tanya ke dia, dia suka nggak sama gue. Kenapa sikapnya kayak gitu ke gue, jangan malah tanya ke gue. Gue mana tau kenapa sikapnya kayak gitu ke gue."
Setelah mengucapkan kata kata itu, Kira segera menenteng tasnya dan hendak berlalu dari sana.
"Maaf kalo kata kata gue nggak enak. Tapi yang harusnya di tanya itu lo, yang harusnya jujur sama diri sendiri itu lo. Lo suka kan sama sahabat lo sendiri?" Tambah Kira.
Elsa terdiam tak menjawab, ia hanya menatap Kira dengan tatapan yang tak Kira tau artinya.
Tanpa berkata apa apa lagi, Kira segera berlalu dari kafe. Ia segera mengirim pesan pada supirnya untuk segera menjemputnya di sekolah.
Kira menghela napas berat, ia sedikit menyesal karena menolak ajakan pulang bareng dengan Alaksa dan malah memilih bertemu dengan orang yang malah membuatnya emosi.