Chapter 63

175 40 2
                                    

"Hanae ingin pulang.... Hik.... Hik.... Mama....." Rengeknya malam ini, ingin rasanya Chuuya marah padanya. Namun setiap menatap matanya ia tak tega melakukannya.

"Hahh...." Desah Chuuya berusaha menetralkan rasa kesalnya.

Chuuya berjongkok menyamakan tingginya pada gadis itu.
"Baiklah Hanae Chan, kita akan bertemu mama mu. Tapi besok ya." Bujuknya.

"Tidak... Ak mau sekarang... Hik... Tolong Hanae mau pulang." Pintanya.

"Hey dengar.." Chuuya menyentuh kedua bahu putrinya.
"Ini sudah larut malam, Mama mu pasti sudah tidur. Angin malam juga tidak baik untukmu, jadi besok saja ya." Bujuknya.

"TIDAK..... HIKS....." Tolak Hanae gadis kecil itu bahkan mendorong tangan Chuuya menjauh darinya.

"Cih sifatnya itu mirip ibunya." Batin Chuuya.

Karena terdesak Chuuya akhirnya menuruti gadis itu. Membawanya keluar dari markas mafia, entahlah hati kecilnya diselimuti rasa tidak terima, seolah hatinya menjerit enggan melepaskan.

"Apa yg kalian lakukan malam malam begini?"
Dari balik kegelapan malam, tampak siluwet seorang wanita yg mengenakan kimono.

"Ah Anee san, dia..." Chuuya berucap sambil menatap gadis kecil di sisinya.

"Gadis kecil." Koyou kemudian berjongkok di hadapannya.
"Kau mau pergi ke mana ?" Tanya Koyou.

"Ak ingin pulang... Ingin bertemu Mama..." Jawabnya sedikit merengek.

Wanita yg mengenakan kimono itu hanya diam dan tersenyum anggun sambil menutup mulutnya.
"Aah, sayang sekali padahal ak baru membelikan hadiah untukmu." Ucap Koyou.

"Hadiah apa ?" Tanya Hanae sedikit penasaran.

"Jika kau mau, kau harus menunggu sampai pagi." Ucap Koyou.

"Anee san, pasti punya hadiah istimewa untukmu. Jadi mengapa tidak menunggu ?" Tanya Chuuya.

"TIDAK MAU...." Tolaknya.
Sekali lagi pria pemarah itu menghela nafas kasar.
Jika ia tak ingat gadis kecil itu maka mungkin lehernya sudah patah sebelum Anee san selesai bicara.

"Oh Mama ya, hmm... Bagaimana jika kita membaca dongeng sebelum tidur?" Tawar Koyou.

Asap berwarna merah muda mulai menghiasi udara di malam hari, menciptakan warna berbeda di malam itu.

"Apa itu?" Tanya Hanae menatap keluar jendela.

"Ku rasa, itu kabut yg berbahaya." Ucap Koyou dengan nada dibuat serius.

"Berbahaya?" Tanya Hanae keheranan.

"Iya... Ku dengar, gadis kecil akan hilang di bawa kabut itu menuju hutan yg dipenuhi binatang buas." Jawab Koyou. Wajah gadis itu sudah sedikit takut dan percaya akan apa yg dikatakan Koyou.

"Bahkan Chuuya tak bisa menyelamatkanmu." Lanjut Koyou.

"Benarkah itu?" Tanya Hanae pada Chuuya.

Chuuya kembali berjongkok.
"Tentu saja." Jawabnya.

Gadis kecil itu kemudian merapatkan tubuhnya pada Chuuya dan meminta untuk kembali ke kamar.

"Yare yare... Dari seorang bawahan eksekutif mafia baru kali ini ak di minta melakukan hal konyol." Celetuk Tomoe.

"Gadis kecil memang sanggat lugu." Sahut Koyou sambil berjalan pergi.

Sekilas Tomoe mengingat apa yg dikatakan Dazai untuk segera membawa pulang Hanae.

"Bagaimana ini?" Batin Tomoe penuh kegelisahan

••••

Di malam yg sama, (Name) pun belum juga terlelap. Pikirannya melayang memikirkan segala hal termasuk putrinya sendiri.

Cahaya bulan malam ini mengingatkannya juga pada seseorang yg telah mengisi hidupnya.

"Kenapa hati ku begitu lemah." Keluhnya sambil mengusap rambutnya penuh kekesalan di iringi air matanya yg menetes.

Di markas mafia, Chuuya masih juga belum terlelap sedangkan Hanae sudah terlelap di pelukan Koyou.

"(Name)..." Batin Chuuya memanggilmu.

"Jika tidak memulai, semua ini tak akan selesai. Istrimu pasti sudah terhasut iblis itu." Ucap Koyou memecah kesunyian. Tak ada jawaban dari pria bersurai senja hanya angin malam yg menyahut perkataan Koyou.

"Kita harus bicara (Name)." Batin Chuuya.

.
.

.
.

.
TBC

Trying To Accept You | Nakahara Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang