Chapter 74

385 39 7
                                    

"Rasanya dingin dan lapar. Tinggu .... Ada sesuatu di ujung sana."

"Cahaya apa itu? Indah sekali. Ahhh sepertinya ak akan mati.. Tapi mengapa ak menyesal? Bukankah ini yg ku mau. Hahh Maafkan ak Dazai san ak sudah lelah maaf tak mengajakmu bunuh diri. Chuuya kun maaf telah menyakiti dan tak mempercayai mu yaaah saat ak berusaha justru takdir yg membencinya."

"Mama ... Papa ... Kakak ... Ak akan menyusul kalian. "

Perlahan tubuhmu di bawa oleh cahaya yg begitu silau kau juga dapat melihat keluargamu yg telah menyambut hangat dirimu.

🌥️🌈🌥️🌈

Kerumunan orang mengitari tubuh seorang wanita, beberapa orang mengatakan kasihan dan beberapa yg lain hanya terdiam.

Dazai dan Chuuya segera menerobos masuk dalam kerumunan memastikan mimpi buruk mereka tak menjadi kenyataan.

Namun .....

Takdir kehidupan lebih kejam dari yg mereka duga.
Wanita yg amat dikenali dan dicintai telah terbujur kaku di hadapan mereka.

Chuuya begitu sanggat terpukul bahkan ia meneriaki semua orang untuk pergi. Sedangkan Dazai ia menyembunyikan rasa kecewanya padamu.

Chuuya segera merengkuh tubuhmu yg telah dingin, ia menangis memelukmu bahkan memaki kebodohannya yg tak pernah jujur padamu hingga membuatmu seperti ini.

"(Name) kumohon bangunlah!" Permintaan konyol dari Chuuya membuat Dazai sedikit terusik lamunannya.

Chuuya meninju ke tanah berkali kali, meluapkan emosi.
"(Name) ku mohon bangunlah." Pinta Chuuya.

"Sudahlah Chuuya, di-"

"APA DIA SUDAH MATI BEGITU!!!! AK MEMANG BODOH SUDAH MENCINTAINYA TAPI AK TAK BISA MELEPASNYA SEKARANG SAAT IA KEMBALI PADA KU IA MALAH PERGI JAUH DARI KU DAN AKU.... AKU TAK BISA MENJEMPUTNYA..."

Entah itu tangisan atau kekesalan tapi dapat terdengar suaranya yg begitu dalam terasa begitu pahit untuk didengar.

"Aku kehilangannya....." Lirih Chuuya.

"(NAME)!!!!" Teriak Chuuya.

🌥️🌈🌥️🌈

"Siapa yg berteriak pada ku ?"

Kau bergumam sendiri di tengah padang rerumputan.

"Pasti Chuuya kun.." Tebak mu.

Kau menutup lembaran lembaran buku, kemudian berjalan pergi diiringi rerumputan yg ikut hilang.

•••••

Meski semua orang telah pergi, Chuuya masih ada di sana di tempat pemakaman. Ia bahkan menangis di sana dan memanggil nama mu setiap ia menangis.

"Aku selalu menjagamu tapi sekarang tak akan ada yg menjagamu. Lalu aku hanya bisa merindukan mu, ya hanya merindukanmu. Jika bisa ak ingin pulang lebih awal dan mengejar mu saat kau pergi, namun ak selalu terlambat. (Name) jika manusia bisa bereinkarnasi maka aku akan menunggumu untuk kembali lagi ke bumi tapi rasanya konyol.. Kau tak kasihan padaku yg selalu merindukan mu? Sekarang lihat siapa yg kejam aku atau kau?"

Chuuya bicara panjang lebar seolah kau akan menjawabnya. Namun hanya hening yg tersisa dan hanya luka yg terbuka.

"(Name) kau ingat? Saat kau menangis kau selalu ingin memelukku tapi sekarang saat aku menangis, aku hanya melihat batu."

Lagi lagi Chuuya bicara sendiri.

"Kau selalu memarahi ku saat aku mabuk, tapi nanti tak akan ada yg melakukan itu mungkin aku akan mabuk lagi dan merokok. Dulu kau juga marah saat kau mencium bau rokok."

Chuuya terus mengoceh seolah kau mendengarnya.

"Kau tau (Name), ak selalu memperhatikan mu walau dari kejauhan. Tapi sekarang melihatmu senyum mu pun ak tak akan bisa lagi."

Chuuya memang sudah kehilangan akal karena bicara dan tertawa sendiri.

Pria itu mengeluarkan mawar yg ia bawa dan meletakkannya di atas pusara mu.

"1000 bunga mawar pun ak akan membelikannya jika kau memintanya (Name)."

Sebelum ia pergi ia mencium batu nisan mu dan berjalan pulang sambil membuka bungkusan rokok.

.
.
.
.
.
.

The End

Trying To Accept You | Nakahara Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang