Day 15

2.1K 256 123
                                        

Huweeeee
Maapin Neoo baru bisa up sekarang 😭🤧

Yaa Allah, rasanya mau napas aja susah banget, mana sekarang keponakanku dititip di rumah karena emak-bapaknya mulai intens ngajar ke sekolah lagi, menghadeh..

Yuk, ah..

Langsung aja, jangan lupa tinggalkan jejak yaa cintakuuuu 💚💚💚

Happy Tummy, Happy Reading!~
( ˘ ³˘)♥


.
.
.
.
.




Day 15



.
.
.
.




Haechan merealisasikan janjinya pada Lami hari ini. Ia benar-benar datang ke kediaman keluarga pacarnya yang berlokasi di UN Village Hill dengan menaiki sebuah taksi dan berbekal sekotak kue Strawberry Cheesecake yang ia buat dari rumah.

Acara memasak hari ini sangat menyenangkan baginya, ia jadi bisa merasakan keramaian keluarga berkat segala ocehan Lami, dan hangatnya perlakuan seorang Ibu berkat segala curahan kasih sayang yang dilimpahkan Irene padanya.

Dengan bantuan Lami juga Irene, mereka berhasil menyelesaikan berbagai menu makan siang yang sangat lezat, yakni Sundubu Jjigae, Shin Bulgogi, Japchae, Gyeran mari, Yangnyeom Tongdak, Galbi, Kimbap, Kongnamul, serta turut menyajikan sepiring potongan Kimchi, dilengkapi potongan buah-buahan sebagai pencuci mulut, khusus untuk Mark, Haechan bahkan sengaja membeli semangka di tengah perjalanan tadi.

Saat tengah mencuci tangannya, bersiap untuk bergabung dalam acara makan siang dengan keluarga Mark, Haechan dikejutkan oleh sepasang lengan yang memeluk pinggangnya dari belakang, dan hampir memekik kaget kala menoleh sang pelaku berhasil mencuri sebuah kecupan kilat di bibirnya.

"Ish, ngagetin aja kamu!" Haechan menepuk pelan lengan Mark, pemuda itu pun lantas melepaskan pelukannya, dan kembali mencuri kecup, kali ini di pipi juga pelipisnya.

"Kenapa ga bilang mau ke sini, 'kan aku bisa anterin tadi sebelum berangkat ke rumah pak Leeteuk." Ujar Mark, menarik gadisnya ke dalam peluk sesaat setelah gadis itu melepas appron-nya. Ia istirahatkan dagunya di atas kepala Haechan, membawa tubuh mereka bergoyang kecil ke kiri dan kanan tanpa peduli ada yang memergoki, ditemani senyum hangat di kedua wajah masing-masing.

"Ga, ah. Lagian aku pengen sendirian, belajar jadi bolang. Gimana tadi bimbingannya?" Haechan dengan lembut mengusap punggung lebar itu, membuat sang empu bergumam nyaman seraya memejamkan matanya.

"Lumayan kok, By. Kalo di rumah, pak Leeteuk agak santuy jelasinnya, ga pake ngeden." Mendengar penuturan Mark, Haechan pun terkekeh geli, dan menepuk pelan lengan atas sang pacar.

"Ada aja, kamu mah. Ayo, ih. Udahan peluknya, ga enak ditungguin Mamih, Papih, sama Lami di meja makan."

Dengan berat hati pemuda berdarah Kanada-Korea itu melepas pelukannya, namun tetap kembali mencuri sebuah kecupan, kali ini agak lama di kening gadisnya.

"Ekhem!" Irene di sana, sudah bersedekap dada membuat sepasang kekasih itu dengan berat hati membuat jarak.

"Nanti lagi lovey-dovey nya, ya. Sekarang kita lunch dulu, kasian Papih kamu nungguin itu." Tegurnya membuat rona merah di pipi si cantik, sementara Mark hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan canggung.

Selepas makan siang bersama, kini Haechan, Mark, dan Lami tengah berdiam diri di ruang keluarga, sementara sepasang orang tua itu lebih memilih bercengkrama di halaman belakang, mungkin juga ingin memadu kasih tanpa gangguan anak-anak mereka.

30 Days (MarkHyuck GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang