Day 8

2.1K 273 75
                                        

Selamat hari kemerdekaan, Negeriku Indonesia!~

Merdeka!!

Di rumah kalian ada lomba 17-an ga, nih?

Di rumah Neoo sepiiii kek bukan lagi 17-an..

Maaf Neoo baru banget update sekarang, mental sempet down lagi karena dia chat aku lagi, seenak jidat ngomong kangen, seolah-olah aku yang ninggalin dia, bukan sebaliknya..

Hhh...

Ga ada abisnya ngomongin bedebah kek dia..

Udah, skip aja!

Langsung aja dibaca yaa..
Jangan lupa tinggalkan jejak, cintakuuuu 😘😘😘

Happy Tummy, Happy Reading!~


-
-
-


Day 8


-
-
-




Mark menatap punggung itu dengan tatapan tajamnya, sepenuhnya abai dengan panggilan teman-temannya yang mengajaknya untuk duduk bersama mereka.

Langkahnya ia bawa untuk mendekati sosok itu, menghempas kasar ranselnya pada meja panjang itu.

Pemuda tampan yang semula tengah fokus dengan gawainya pun mendongak, menatapnya datar, kemudian mendengus dan kembali mengabaikannya.

"Gue mau ngomong sama lu, Cas." Ujar Mark dingin, seperti saat ia menolak ajakan gadis-gadis itu untuk berkencan. Seakan Lucas adalah orang asing yang sangat ingin dihindarinya, alih-alih sahabat sejak lama.

Lucas kembali menatapnya datar, kemudian bersedekap dada, menatapnya datar nan tenang.

"Ya ngomong aja, lu lagi cosplay jadi cewek yang mau nembak gebetannya atau apa? Formalitas amat."

"Apa yang lagi lu lakuin?" Lucas mengernyit.

"Maen.. hp?" Ia balik bertanya dengan ragu, sungguh tak habis pikir dengan pertanyaan Mark yang dinilainya sangat tidak penting itu.

Alih-alih mendengus geli atau tertawa kecil seperti hari-hari sebelumnya, Mark hanya menatapnya lurus dan tajam.

"Ngapain lu godain pacar gue mulu?"

Ah, ternyata soal Haechan. Wah, Lucas jadi semakin bersemangat saja membuat sahabatnya ini naik pitam.

"Kenapa lu yang sewot? Haechan nya aja fine-fine aja."

Mark menahan diri untuk tak menarik kerah kaus yang dikenakan pemuda asal Hongkong itu.

"Jelas gue sewot, gue pacarnya Haechan. Dan pacar gue juga ga suka lu godain dia apalagi terang-terangan di media sosial. Gue kira lu ga gini orangnya, ternyata bajingan juga."

Lucas berdecih seraya menyeringai, "Bajingan gimana maksud lu? Ada gue ganggu Haechan pake fisik? Gue cuma ngomongin fakta kalo dia cantik, harusnya itu ga masalah buat lu, harusnya lu seneng pacar lu dipuji orang."

"Kalo orang muji tulus, ikhlas, gue seneng atas pacar gue. Tapi kalo mujinya dengan niat terselubung kaya lu, gue ga akan tinggal diem, Cas."

Mereka bersitegang, saling melempar argumen, tanpa memedulikan tatapan teman sekelas mereka yang penuh rasa penasaran.

Jelas saja mereka penasaran, Lucas dan Mark itu sahabat kental yang bahkan sulit sekali dijauhkan, di mana ada Lucas, di situ pun ada Mark. Istilahnya mereka itu bak saudara kembar siam.

30 Days (MarkHyuck GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang