(lanjutan) Day 6

2.3K 341 53
                                    

Haaaaii..
Maafin yaa baru sempet up sekarang..
(╥﹏╥)

Hayooo.. ada yang bisa nebak ga Haechan nya kenapa?

Wkwkkwk..

Sok banget maen tebak-tebakan dahal mah kaga ngasih reward apa² 🤧

Eh iya, aku punya rencana mau ngadain mini game gitu, intinya ya tebak-tebakan, tapi berhadiah gitu..

Tapi nanti aja, deh.. kalo udah masuk ke chapter Day 10 😚😚

Nunggu rame dulu, biar seru maennya wkwk ƪ(˘⌣˘)ʃ

Dah, ah.. tuman banget banyak bacot Neoo mah (ب_ب)

Mangga, dibaca..

Jangan lupa tinggalkan jejak cintakuuuu
( ˘ ³˘)♥

Happy Tummy, Happy Reading!~
( ◜‿◝ )♡


-
-
-


Mark nampak serius dengan kacamata bulat bertangkai hitam terpasang di wajah tampannya, di hadapannya ada Park Leeteuk ---Dosen pembimbingnya-- yang juga sibuk memeriksa hasil ketikan mahasiswanya.

"Kamu yakin mau nyusun rumusan masalah seperti ini, Mark?" Tanyanya, membuat pemuda itu membenarkan letak kacamatanya, ikut melihat layar laptopnya.

"Ga sinkron sama judulnya ya, Pak? Melenceng dari judul?"

"Ga melenceng sebenarnya, cuma rumusan masalah kamu ini tuh dasar banget, kurang mencakup luas, loh. Saya tidak merekomendasikan kamu pakai rumusan masalah ini."

Mark menggaruk kepalanya yang terasa panas. Sudah hampir dua jam ia duduk berdua di ruangan Dosennya dan membahas skripsinya. Bokongnya terasa panas juga pegal, belum lagi kepalanya juga mulai pusing.

"Saya mau kamu susun ulang rumusan masalahnya, perluas bahasannya, buat lebih terperinci dan berbobot." Titah Leeteuk final, membuat Mark mengerang dalam hati. Ayolah, kepalanya sudah sangat pusing.

Namun, gerakan tangannya yang hendak menghapus halaman berisi rumusan masalah itu terhenti kala merasakan getar intens dari ponselnya.

"Maaf, Pak. Saya boleh izin angkat telepon sebentar?" Leeteuk pun mengangguk sebagai tanda persetujuan.

Mengernyit kala mendapati nama Lami di layar pemanggil.

Kenapa Lami nelepon gue? Apa minta dijemput, ya?

Menggeser ke atas ikon hijau di layar, sejurus kemudian mendekatkan ponsel pada telinga.

"Halo, Dek. Kenapa? Kakak masih bimbing---"

// "Ha-halo.. hhiikksss.. kaaakk.." //

Isakan Lami di seberang line membuat Mark kaget sekaligus bingung. Perasaannya mendadak tidak enak.

"Lami, Dek, kenapa nangis?"

Tak langsung menjawab, gadis itu kembali terisak.

// "Kak.. kak Haechan.. hiks.." //

Mematung kala mendengar nama gadisnya disebut sang Adik, belum lagi dengan isak tangis itu, semakin memperkuat firasat buruk Mark.

Please.. please.. jangan Haechan..

// "Kak Haechan.. astaga Tuhaaann.. banyak banget darahnya, kaaaakk.." //

Deg.

30 Days (MarkHyuck GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang