Day 24

1.2K 145 194
                                        

Haiiii haaiiiii... sayang-sayangnya Neoo apa kabar??

maapin yaa terlalu banyak janji tapi baru bisa up sekarang :")

adakah yang masih nungguin book ga jelas ini?

yuk ah, langsung aja dari pada kebanyakan bacot si Neoo ini .. :")

oh iya..

Seharusnya day 23 kemarin itu hari minggu di universe 30 Days, cuma neoo nya amnesia, lupa alur, lupa tanggal, lupa hari, lupa segala-galanya :"

Jadi, anggap aja Day 24 nya itu hari minggu yaa.. wkwkwk


Well, happy reading!~

.

.

Haechan terbangun dalam pelukan Mark, kekasih tampannya itu semalam merengek, memintanya untuk menginap dengan alasan masih merindukannya, dasar lelaki.

Dadanya berdesir hebat kala mengingat apa yang dilakukan mereka semalam. Tidak, tidak seintim itu, namun cukup membuat wajah terasa terbakar.

Semalam, Mark berada di atasnya, mengungkungnya, mencium setiap inci wajahnya, bahkan leher dan ceruk pun turut menjadi sasaran. Ia yakin, pasti sekarang terdapat beberapa bercak kemerahan di sekitar leher, tulang selangka, dan ceruknya. Uh, dasar Mark-mesum-Lee.

Untung saja ia bisa menghentikan tangan lelakinya yang hendak menyelinap ke dalam kausnya, sehingga mereka tidak berkelana terlalu jauh malam tadi.

Sial, mengingat betapa seksinya Mark Lee semalam mampu membuat jantungnya berpacu dua kali lebih cepat. Dan.. Demi Tuhan, wajahnya terasa panas sekarang!

Mendengar embusan napas halus nan teratur membuat Haechan tahu bahwa lelakinya masih menjelajah alam mimpi, maka dengan perlahan dan berhati-hati sekali ia merubah posisi tidurnya, sehingga kini ia bisa leluasa memandangi wajah tampannya.

Tampan sekali Haechan akui, sama sekali tak bisa menampik fakta kuat tersebut. Bahkan karena ketampanannya lah terkadang Haechan merasa rendah diri, merasa tak pantas untuk bersanding dengan sang pangeran kampus. Namun, sesering itu pula lah Mark selalu mengingatkannya untuk berhenti berpikiran seperti itu.

Mark dengan segala pesonanya yang kian hari kian membuat Haechan terperosok semakin dalam pada sosok itu. Mark yang baik, meski terkadang terkesan dingin dan tak tersentuh, Mark yang selalu perhatian dengan caranya sendiri, Mark yang selalu sabar dan mengerti serta memenuhi segala keinginannya. Haechan bersumpah takkan sudi menukar kebahagiaannya bersama Mark saat ini bahkan dengan istana bermandikan berlian dan intan permata.

"Aku tau aku ganteng, tapi jangan lupa kedip, Sayang." Suara Mark sontak membuat Haechan tersentak kaget. Sejak kapan lelaki ini bangun?

Malu karena tertangkap basah tengah mengamati wajah tampan itu, yang bisa Haechan lakukan hanya menutupi wajah Mark yang tengah menyeringai bangga dengan bantal yang tadi ia tiduri.

"Idiiihh pede banget, bapak Mark Lee."

"Emang iya kan, ibu Haechan Lee?"

"Ish! Suka gonta-ganti nama margaku kenapa sih?"

Mark tersenyum lebar, "ya ga apa-apa, namanya juga latihan sebelum membina rumah tangga yang harmonis sama kamu, By."

Gemas, Haechan mencubit pipi tirus itu dengan wajah tersipunya. "Alus banget, aluuuss.. Masih pagi, bukannya sarapan malah nge-gombal."

Tawa Mark menjadi melodi indah di telinga Haechan, membuatnya secara tidak sadar ikut tersenyum bahagia.

"Kita hari ini mau nge-date apa lanjutin yang semalem aja?" Tanya Mark, mungkin lebih tepatnya menggoda.

30 Days (MarkHyuck GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang