.
.
.
.Mark mendengus geli melihat gadisnya yang tengah berkaca menggunakan kamera ponselnya, sedari tadi gadis itu tampak sibuk mematut dirinya, memastikan apakah riasannya baik-baik saja atau tidak.
Cuaca hari ini cerah agak terik, membuat gadisnya sedikit khawatir jika riasan di wajahnya akan luntur terkena keringat.
Meskipun Mark sudah berkali-kali mengatakan bahwa riasan bukanlah segalanya, namun gadis itu hanya mendelik garang dan mulai berceloteh mengenai betapa pentingnya riasan bagi perempuan.
"Yah, rusak deh hp-ku." Ledek Mark, sontak membuat gadisnya mendelik sinis.
"Pelit banget kenapa, sih? Kenapa, hah? Takut banget hp-nya aku bajak ya? Takut chat dari si mantan terindah aku baca, ya?" sinisnya, membuat Mark merotasikan bola matanya.
"Ga, sih. B aja. Cuma emang ga capek apa ngaca mulu? Ga kasian kameraku rusak? –aduuuhh!" Mark mengaduh kala Haechan tanpa aba-aba langsung mencubit lengannya lumayan keras.
"Mulutnya nyebelin banget kenapa, sih? Mau dicabein, hah?"
Mark mendengus geli, kemudian menjepit kedua pipi gadisnya dengan satu tangan, hingga bibir berbentuk hati itu terlihat mengerucut lucu.
"Bawel banget kenapa, sih? Ga mau dicabein, maunya cium aja."
Haechan menepis pelan tangan pacarnya, kemudian mendorong pipi kanan si tampan yang hendak memajukan wajah untuk menciumnya.
"Heh, ciam cium mulu, kamu! Lagi cosplay jadi soang apa gimana? Demen banget nyosor, sih. Dasar modus!"
Mark tertawa geli melihat ekspresi jengkel di wajah gadisnya, dengan gemas mengacak surai lembut itu.
"Ini kaya nya mending ga usah jalan ke taman aja, deh. Dari pada kamu sibuk ngurusin make up yang takut kelunturan."
Mendengarnya Haechan langsung merengek seraya memeluk lengan pacarnya, "ih ga mau, 'kan udah rencana main ke taman. Aku bosen ke Mall terus."
Menghela napas, tangan Mark terulur untuk mengusap sayang kepala gadisnya. "Ya kamu nya aja gini, By. Aku cuma ga mau kamu ngerasa ga nyaman karena di sini lumayan terik."
"Ga, kok. Bener, deh." Haechan memberikan senyuman lima jarinya, sungguh menggemaskan sekali, pikir Mark.
"Ga usah senyum kaya gitu." Ia cubit pipi tembam gadisnya, sang empu pun mencebik karenanya.
"Dih, kenapa sih? Orang senyum salah, ga senyum salah."
"Jelek soalnya," ledek Mark, yang mana sungguh berkebalikan dengan apa yang diutarakan hati kecilnya.
Mendengarnya Haechan sontak mendelik garang, dengan senang hati menghadiahkan cubitan, kali ini di lengan atas pacarnya yang agak keras karena otot.
Tiba-tiba ponselnya berdering, menampilkan nama Yohan di sana, teman sekelasnya. Haechan dengan segera memberikan ponsel itu pada sang empu.
"Apaan?" Tanya Mark tanpa basa-basi.
// "Gawat, Mark! Masa tugas kelompok kita ngilang dah!?" //
Kening Mark berkerut agak dalam, membuat Haechan juga dibuat penasaran dengan apa yang dikatakan Yohan di seberang line.
"Kok bisa?"
// "Ga tau, perasaan mah udah gue save kemaren sebelum kita balik. Pas mau gue buka ga ada, anjir! Lu di mana deh? Sini apa, bantuin gue." //

KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days (MarkHyuck GS)
Fiksi PenggemarDalam waktu 30 hari apapun bisa terjadi, bahkan pada sepasang insan yang notabenenya adalah musuh bebuyutan.. kisah Mark Lee dan Kim Haechan yang penuh warna dimulai~ Semi baku // non-baku bxb // gs Haechan gs Jaemin gs Daehwi gs Felix gs MarkHyuck ...