Part : 37

284K 38.1K 14.4K
                                    

Hello, besstiee ...
Selamat malam Minggu, jomblowan-jomblowati yang budiman.

Sedikit 18+

- Happy Reading -

Pak Arkan menatap Shella intens, ia tersenyum tipis lalu menyelipkan anak rambut Shella yang menghalangi wajah cantiknya.

"Kalo di dunia ini ada aku lebih dari satu, kamu ikhlas?" Tanyanya.

Shella menggeleng, "enggak sih, kaya nggak rela aja gitu yang dapetin orang kaya kamu nggak cuma Shella. Nanti Shella nggak bisa sombong dong, karena yang kaya kamu itu pasaran"

"Apa yang kamu dapetin dari sombong?"

"Nggak ada sih, tapi kadang kita kaya pengin buktiin sama orang-orang yang pernah atau bahkan masih tetep nyepelein kita. Kita pengin ngasih liat ke mereka, ini loh aku yang sekarang, istri Dosen muda, anak tunggal kaya raya"

Pak Arkan terkekeh, "terus kalo mereka tau, kamu bangga?"

"Bangga lahh sayang, waoow banget nggak sih, Shella yang dulu dihina, disepelein, dijelek-jelekkin, eh bisa dapet suami yang ganteng, tajir melintir, kaya tujuh turunan, tujuh tanjakan, tujuh belokan, kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara"

"Emang kamu pernah dihina?" Tanya Pak Arkan.

Shella memalingkan wajahnya, tangannya bergerak menggenggam sebelah tangan Pak Arkan.

"Dulu waktu SMP nilai aku jelek-jelek, terus aku duduknya sama yang nilainya bagus-bagus. Jadinya kaya ngerasa dibandingin banget gitu. Entah itu sama guru, sama temen, dan sama tetangga juga"

"Makannya aku nggak mau punya temen cewek, eh pas masuk SMA ketemu sama Lita. Kirain Lita juga sama kaya cewek lain, ternyata dia enggak. Dan aku seneng--"

"Kenapa?"

"Seneng karena ternyata nilainya Lita lebih jelek dari aku" jawab Shella membuat Pak Arkan tertawa.

"Astaghfirullah Shella, kamu nyari temen yang nilainya jelek?"

Shella mengangguk, "karena yang nilainya jelek nggak bakalan sombong, nggak bakal ngerendahin Shella juga"

"Tapi sekarang nilai kamu sama Lita bagus-bagus"

"Ya karena dari kelas Dua SMA, aku sama Lita belajar buat ambis, dan Alhamdulillah masih awet sampe sekarang"

Pak Arkan mengusap-usap sebelah pipi Shella, "sekalipun nilai itu bukan segalanya, tapi kamu nggak boleh nyepelein nilai gitu aja. Kamu dikuliahin kan pake uang, pasti yang bayar biaya Kuliah kamu bangga kalo nilai kamu bagus-bagus"

"And you must remember, ada banyak orang yang pengin banget ada di posisi kamu"

Shella tersenyum, ia menoleh lalu mencium sebelah pipi Pak Arkan, "makasih"

"Sama-sama"

"Btw, sekarang yang bayarin biaya Kuliah Shella siapa?"

"Menurut kamu siapa?" Tanya Pak Arkan balik.

"Kamu yah?"

Yes! Mr. Husband | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang