43. saling menyalahkan

726 83 3
                                    

Raka langsung berlari setibanya di mansion albert yang sudah ramai, tidak lupa banyak karangan bunga yang berjejer disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka langsung berlari setibanya di mansion albert yang sudah ramai, tidak lupa banyak karangan bunga yang berjejer disana

Raka dan keluarganya sangat terkejut mendengar berita tentang meninggalnya wiliam albert tadi pagi, tepatnya pukul 9.20

Saat raka masuk, ia langsung mengkap sosok kanya yang memeluk lututnya sendiri sambil membenamkan wajahnya. Disana juga sudah ada anaya yang memeluknya, beserta sekar dan abila. Sedangkan keysha dan clara sedang membantu devita

Raka berjalan pelan kearah jenazah wiliam yang sudah ditutupi oleh kain kafan putih

Ia menunduk, tidak menyangka akan secepat ini, padahal baru saja kemarin ia masing mengobrol dan bercerita bersama wiliam

"Tante, saya turut berduka cita" Ucap raka

"Sandra" Nevy langsung memeluk sandra yang masih menangis

"Kenapa ini bisa terjadi?" Tanya nevy mengusap punggung sandra

"Tidak perlu cerita sekarang" Nevy mengerti, sandra tidak sanggup menceritakkan semuanya sekarang

"Raka" Panggil rama

"Kenapa, yah?"

"Tenangin kanya dulu" Raka mengangguk, ia berjalan kearah kanya

Sekar yang melihat kehadiran raka langsung berdiri, "kanya gak ngomong sama sekali dari tadi, gue makin khawatir sama dia" Ucap sekar

Raka langsung mengambil duduk disamping kanya, mengelus puncuk kepala gadisnya

"Sayang" Panggil raka lembut, tapi tidak ada sahutan, kanya masih tidak bergeming sama sekali

"Sayang" Raka langsung memeluk kanya, membawa kanya bersender didadanya

Kanya sama sekali tidak membalas pelukkan raka, mantanya yang sembab dengan tatapan yang kosong, membuat raka mencelos melihatnya

"Arya dimana?" Tanya raka, tetap tidak mendapat sahutan apapun.

"Kak arya ada dikamarnya" Jawab anaya

Raka mengangguk sambil terus memeluk kanya, memberi gadis itu kekuatan.

"Lebih baik kamu nangis, tumpahin semuanya. Aku gak suka ngeliat kamu diem kaya gini, aku makin khawatir" Ucap raka

"Sayanggg"

"Raka"

Raka menoleh, melihat daniel. Ia menaikan sebelah alisnya "kenapa?"

"Bantuiin diluar, banyak wartawan" Ucap daniel

"Sebentar" Daniel mengangguk kemudian kembali pergi

"Bil, temenin kanya dulu"

"Iya, aku pasti temenin kanya" Ucap abila

Love story | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang