18

272 35 3
                                    

Lee jin Wook dan anak anak nya sedang sarapan di meja makan.

"Yah," panggil Raffa membuka pembicaraan.

"Kenapa?"

"Ayah masih nyari pembunuh bunda?"

"Tentu saja. Ayah tidak akan nyerah sampai ayah mendapatkan nya,"

"Tadi malam kita berlima berdiskusi, dan kita setuju untuk bantu ayah nyari orang itu. Boleh kan?"

Lee jin Wook yang sedang memotong roti yang ada di piring nya, seketika ia menaruh kembali alat makan yang ada di tangan nya. "Kalian yakin?" ragu Ljw.

Raffa mengangguk. "Kita yakin."

"Tapi kalo kalian terluka gimana? Ayah udah janji sama bunda kalian untuk tidak membiarkan kalian terluka."

"Kita gaakan terluka. Percaya sama kita. Ayah tau sendiri kan kemampuan kita gimana?" ucap Al.

"Iya yah. Kita janji bakal jaga diri," ucap kelvin.

Ljw menghela nafasnya. "Yaudah ayah izinkan kalian. Tapi ingat janji kalian!"

"Siap yah"

"Oh iya, ayah lupa ngasih tau. Malem ini kalian di undang ke acara ulang tahun anak om Yuda."

"Yang anak nya cewek itu? Yang suka sama bang Raffa?" tanya Zean.

"Ah males banget ketemu sama tu orang. Pasti temen temen nya juga kecentilan sama kita kita, kaya kejadian dulu," ucap kelvin dengan wajah malas.

#Flashback

Sekarang Raffa dan adik adik nya sedang berada di sebuah acara yang di buat oleh om Yuda.

Saat sedang menikmati minuman dan makanan yang sudah di hidangkan untuk para tamu tamu. Tiba-tiba segerombol cewek cewek menghampiri mereka berlima.

"Hai Raffa," sapa salah satu cewek itu. Dia adalah Celsy, anak om Yuda. tapi Raffa hanya membalas dengan senyuman malas.

"Oh iya girls. Kenalin ini anak anak nya temen bokap gua yang tadi."

"Hai, kenalin gua Elsa," ucap gadis itu mengulurkan tangannya pada kelvin.

"Elsa Frozen?" tanya kelvin tak berdosa. Seketika para saudara nya ingin tertawa mendengar ucapan kelvin, tetapi mereka berusaha menahannya agar cewek itu tidak malu.

"Beda server sayang," sahut Elsa membelai tangan kelvin seperti sedang menggoda.

Kelvin mengerutkan keningnya, ekspresi nya seperti jijik. Tangannya mengusap-usap tangan yang cewek tadi pegang. "Gausah pegang pegang, bukan muhrim."

"Kenalin gua Sofia," ucap gadis itu tersenyum pada Zean sambil mengulurkan tangannya.

"Sofia the first? Pastes baju lu ungu ungu," ucap Zean.

"Untung ganteng."

"Capek gua nahan tawa," ucap Al menyembunyikan wajah nya di belakang bahu Devano.

"Btw ini siapa namanya? Ganteng banget, trus pendiem lagi," ucap gadis lain pada Devano, tapi Devano tidak merespon ap ap, ia hanya mengeluarkan ekspresi datar nya.

"Ikut gua yuk." Gadis lain menarik tangan Al, entah ia ingin membawa Al kemana.

"Eh mau kemana? Main tarik tarik aja," ucap Al menepis tangan nya.

"Joget bareng gua yuk. Numpung lagu nya seru nih," ucap gadis itu lalu berjoget dihadapan Al tanpa malu.
Sedangkan Al ia hanya berdiri menatap gadis itu seperti berkata 'apansih ajg kek lonte'

MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang