Seylla sedang melihat lihat sekeliling kamar Devano. Meja belajar Devano tersusun rapi dan ada foto foto Devano bersama keluarga nya. Buku buku Devano sangat banyak sampai sampai rak buku nya penuh dengan buku pelajaran semua, tidak ada buku semacam novel atau komik disitu. Berbeda dengan Seylla, serajin rajin nya Seylla belajar tapi rak buku nya tidak hanya buku pelajaran, banyak novel novel juga, karna ia sangat suka membaca novel novel seperti itu.
Seylla juga melihat pajangan pistol pistolan dan motor motoran di atas meja belajar Devano. Kamar Devano sangat harum dan rapih. Baru kali ini ia melihat kamar laki laki sangat rapih berbeda dengan kamar om nya itu, ia sering melihat kamar om nya saat main ke rumah om nya. Ganteng tapi kamar kaya kapal pecah, baju berhamburan. Seprai, selimut, bantal, guling, berantakan, aplgi ps dia baru bangun, itu bantal guling terpental pental ke bawah, dia tidur atau tauran sih?
Tanpa Seylla sadari, rasa marahnya sudah mereda. Tapi tetap saja ia masih kesal sama Devano. Apaan coba berantem berantem gak jelas gitu, gaada hasil nya, yang ada bikin badan sakit sakit. Oiya kan Devano Mafia, berantem berantem kaya gitu mungkin biasa aja bagi dia. Tapi tetep Seylla gak suka, masalahnya mereka berdua berantem karna Seylla, dia kan jadi merasa bersalah.
Devano baru saja mengeluari kamar mandinya, dia udah pake baju sama celana ya!
"Bosen ya? Maaf gua jadi bikin Lo nunggu gini," ucap Devano menghampiri Seylla yang sedang duduk.
Seylla tidak merespon Devano, ia hanya meliriknya lalu kembali memainkan handphone nya.
"Mau langsung keluar?" tanya Devano.
"Langsung ngomong disini aja biar cepet selesai. Soalnya gua sibuk gak bisa jalan dulu," ucap Seylla dengan ekspresi yang masih datar.
Devano menghela nafasnya pelan. "Yaudah."
Mereka berdua duduk di pinggir kasur Devano, posisi Devano menghadap ke Seylla tapi gadis itu malah menghadap ke depan.
"Tatap gua Sey," pinta Devano.
"Cepetan ngomong."
"Tatap gua dulu." Seylla tetap tidak ingin menatap Devano, namun laki laki itu menggeser tubuh Seylla agar mereka berhadapan.
"Ck paansih!"
"Kalo kaya gini enak ngomongnya," ucap Devano sambil mengaitkan rambut Seylla ke belakang telinganya.
"Gua minta maaf," ucap Devano terhenti sebentar, karna ia sedang menyusun kata kata yang tepat.
"Gitu doang?" ucap Seylla mengangkat alisnya.
"Belum selesai Sey. Gua sambung ya."
"Gua minta maaf. Gua berantem kaya tadi karna gua gak suka dia deketin lo, gua cemburu liat Lo deket sama cowok lain selain gua, apalagi dia kenal sama keluarga lo, gua tambah cemburu. Sebenarnya gua udah berusaha nahan emosi gua, tapi tetep gabisa, rasanya hati sama kepala gua panas banget."
"Lo tau kan gua gini karna apa. Karna gua sayang sama lo, gua gak suka punya gua di sentuh orang lain. Emang kedengerannya gua kaya posesif tapi mau gimana lagi, ini karna perasaan gua udah terlalu dalam. Lo bener bener berhasil buat gua kaya gini, satu satu nya cewe yang bisa bikin gua luluh plus bucin, cuma Lo doang."
Seylla masih mempertahankan eskpresi datar nya, tetapi matanya tidak bisa bohong. Ia benar benar luluh dengan kata kata Devano, kalo bisa terbang, udah terbang tuh dia. Tapi memang Devano sekarang ini sangat manis, ditambah dengan senyuman yang jarang ia perlihatkan. Seylla merasa bangga karna hanya dia perempuan yang bisa membuat Devano memperlihatkan senyumannya dan ia bisa mendapatkan hati seorang Devano si kulkas tiga pintu, ia makin merasa bangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia
ActionOn going Mafia girls @BaeSuzy @HanSohee @LeeSungKyung @LeeJieun (IU) @GoYounjung Mafia boys @LeeJongSuk @Songkang @LeeSeungGi @KimBeom @Rowoon