MINE | Chapter 03

206K 12.5K 492
                                    

Nara sedang menikmati waktu istirahatnya bersama Salma di kantin sekolah sambil makan sepiring nasi uduk dan es teh manis sebagai minuman pendamping. Jika biasanya ia mengobrol dengan temannya sambil membaca cerita Wattpad, namun kali ini tidak karena ponselnya mati. Dayanya habis akibat lupa di charger tadi pagi.

"Si mantan Ketos nanyain tentang Elo ke temen sekelas," kata Salma sambil menyeruput es tehnya.

"Bang Yuda? Kenapa?"

"Mana Gue tau, mau kenalan mungkin. Naksir kayaknya sama Elo."

Nara tidak menanggapinya terlalu serius. "Bukannya dia udah punya cewek? Kalo nggak salah ceweknya wakil Osis. Siapa namanya?"

"Udah putus, Ra. Si Renata namanya, itu cewek selingkuh sama cowok dari sekolah lain, jadinya diputusin deh sama bang Yuda."

"Tau darimana?"

"Beritanya booming loh padahal."

Nara hanya mengangkat bahu tak peduli.

"Yuda udah sesempurna itu tapi Renata malah selingkuh gitu aja. Waw, nggak habis pikir Gue."

"Biarlah, bukan urusan kita."

"Memang bukan, tapi gue excited karena Yuda nanyain elo. Anak-anak pada bilang kalo Gue yang paling deket sama Elo, jadi dia deketin gue buat minta nomor telepon Lo, gimana?"

"Jangan dikasih."

"Kenapa?"

Nara memutar matanya, tenggorokannya masih terasa kering padahal ia sudah menghabiskan seluruh es tehnya. "Gue udah nggak tertarik buat menjalin hubungan sama siapa-siapa."

"Kenapa?" tanya Salma lagi.

"Selera gue udah beda. Idaman gue sekarang Sugar Daddy, yang banyak duitnya," kata Nara menaik turunkan alisnya.

"Sugar Daddy?"

"Om-om tajir yang banyak duitnya, Sal."

"Kebanyakan baca novel sih, selera Lo makin lama makin aneh. Ngekhayal aja biasanya, palingan juga kalo dideketin sama om-om tua malah lari."

Nara hanya mengangkat bahu sambil menggeser gelas minumannya yang sudah kosong. "Enggaklah, kenapa juga lari?"

"Emangnya Elo mau nikah sama Om-om yang meskipun kaya raya tapi udah tua?" tanya Salma ingin tau.

"Kenapa enggak, kalo masih ganteng. Dan yang gue cari kan duitnya," ucap Nara tanpa berpikir panjang.

"Sejak kapan Lo doyan yang tua-tua?"

"Belom lama sih baru-baru ini aja," ujar Nara sambil tersenyum lebar. Andaikan saja Salma tau kalau sebenarnya dirinya saat ini sudah menikah dengan seorang pengusaha kaya raya. Kira-kira bagaimana reaksi Salma nanti begitu tau yang sebenarnya?

Nara tebak Salma pasti akan mengamuk karena merahasiakan hal sepenting ini darinya. "Pokoknya jangan sampe nomor Gue Elo kasih ke bang Yuda ya, Sal!"

"Insya Allah."

"Ih!"

"Padahal semua cewek pengen punya cowok."

"Kalo cuma cowok tapi nggak bisa ngasih Gue makan dan nggak bisa ngasih Gue duit buat apa? Gue lebih butuh uang daripada cowok," tutur Nara bersungguh-sungguh.

"Ya bener sih," sahut Salma setuju, kepalanya manggut-manggut.

***

Waktu ujian selesai, bel pulang juga sudah berbunyi. Nara keluar lebih dulu untuk menunggu Salma yang sedang dimintai tolong oleh guru.Mereka berencana pergi ke toko buku setelah ini. Jadi sambil menunggu Salma, Nara duduk disebuah kursi panjang taman depan dekat tempat parkir yang kini sudah sepi karena semuanya sudah pulang. Berulang kali ia mencoba menyalakan ponselnya yang mati, tapi nihil.

MINE  [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang