MINE | Chapter 21

122K 5.7K 568
                                    


Empat puluh lima menit kemudian Nara sampai dirumah. Segera ia mengirimkan pesan pada Rios untuk memberi kabar bahwa dirinya sudah dirumah dengan selamat sebelum pergi mandi.

Setelahnya membersihkan diri, Nara naik ke tempat tidur, berniat untuk istirahat sejenak.

Tapi mau seberapa kerasnya ia mencoba terlelap, otaknya menolak. Kepalanya terasa sakit berdenyut-denyut, perutnya kembali mual sampai membuatnya ingin muntah. Namun ia memilih diam di kasurnya meski perasaan mual ini sangat menggangu. Entah kenapa akhir-akhir ini dirinya sering mual.

Nara kembali mengingat beberapa serangkaian kejadian disekolah yang menurut otaknya sangat berkesan hingga semuanya terus berputar-putar dalam kepalanya yang sedang pening.

Ia mengingat scene saat Galih dan Nayla berhubungan intim, lalu pertemuan pertamanya dengan Galih di rumah Pak Fernandes, kemudian adegan tadi saat Galih tengah berbicara dengan Nayla.

Dan yang paling mengganggu adalah obrolannya dengan Salma soal, hamil.

Nara masih belum tahu jawabannya. Kata hamil itu membuatnya gundah. Ia sangat gundah sampai tak sadar kalau perutnya terus saja berbunyi karena lapar.

Dengan satu tarikan napas panjang, Nara turun dari tempat tidur dan pergi ke bawah berpikir untuk makan siang.

Bibi terlihat rapi sekali sewaktu Nara berpapasan dengannya diruang tengah, dan sepertinya sedang terburu-buru mau pergi

"Bibi mau kemana?" tanya Nara mendekati wanita paruh baya itu, mengambil kesimpulan bahwa bibi akan pergi belanja setelah meneliti dompet dan goodie bag ditangannya.

"Mau belanja ke supermarket, Non. Sekalian nanti mampir ke pasar."

"Belanja?" Nara tampak antusias mendengarnya, "Aku mau ikut ya? tungguin sebentar. Aku ganti baju dulu!" Dirinya kembali naik ke atas sambil berlari kencang.

Bibi memanggilnya dengan raut bingung, tapi Nara sudah berada di jarak yang sangat jauh hingga tidak mendengar panggilannya.

Sepeninggalan Nara, bukannya tetap menunggu, bibi malah buru-buru pergi sebelum Nara kembali. Pasalnya bibi tidak mau Nara keluar bersamanya.

Bibi bukannya tidak mau pergi dengan Nara, hanya saja Rios sudah berpesan padanya saat kaki Nara keseleo sewaktu mengejar copet beberapa waktu lalu, kalau misalnya Nara meminta ikut keluar lagi ia tidak boleh mengizinkannya. Jadi bibi sedang menjaga amanah dari majikannya itu.

Tidak lama setelah bibi pergi, Nara turun dengan penampilan rapi yang lebih tertutup. Celana jeans dan kemeja lengan panjang. Namun saat tidak melihat keberadaan bibi ditempat tadi, ekspresi wajah antusiasnya langsung berubah jadi datar.

"Bi?" panggilnya sambil mencari-cari, namun hanya kesunyian yang didapat.

Saat itu ponsel di tangannya berdering.

Nara melihat ada panggilan masuk dari bibi, "bibi dimana? Aku udah siap ini," ucapnya segera setelah mengangkat telepon.

"Bibi udah di jalan, Non. Maaf, ya?"

"Ih, kok gitu? Aku ditinggal?" Nara nampak kecewa pada bibi yang main pergi begitu saja tanpa menunggu dirinya.

"Maaf ya, Non. Soalnya buru-buru, udah kesiangan. Terus bibi juga takut Pak Rios ngamuk kalo tahu Non Nara ikut keluar, jadi Non Nara dirumah aja, ya?"

MINE  [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang