Setelah malam kepulangan Rios, tidak ada hal spesial yang terjadi. Semenjak ditemani tidur oleh Rios, Nara hampir tidak pernah bermimpi lagi.
Rios tidak bertanya soal mimpi itu karena Nara terlihat tidak ingin membicarakannya.
Beberapa hari berlalu, Nara kembali sekolah sedangkan Rios kembali bekerja seperti biasanya. Tapi Nara menjadi lebih sibuk dibanding Rios, banyak ujian menuju kelulusan, jadi ia harus belajar setiap malam.
Dan mereka masih tinggal di rumah Maya.
Walaupun rumah itu kecil, tapi Rios terlihat nyaman berada disana. Ia juga tidak mengajak Nara untuk kembali rumah mereka, hingga malam itu Nara mengajukan pertanyaan karenanya.
"Betah tinggal disini?"
Rios berada diatas kasur dan sedang bekerja dengan laptopnya, karena tidak ada ruang kerja, jadi ia harus bisa bekerja di manapun dirinya duduk.
Sementara itu Nara duduk lesehan dilantai yang dilapisi karpet karena nakas belajarnya rendah.
Ia sedang membaca sebuah buku cetak pelajaran biologi, tapi sambil menunggu pertanyaannya dijawab oleh Rios, ia naik ke tempat tidur dan duduk didepan kaki pria itu yang berselonjor.
"Hah? Betah tinggal disini?" ulangnya dengan kuat.
"Betah," jawab Rios tanpa meninggalkan layar laptopnya untuk melihat Nara.
"Rumah ibu kecil, kamar ku kecil, ranjangnya juga kecil sempit, terus kamar mandinya pisah dari sini."
"Terus?"
"Mas nggak mau pulang kesana? Aku yakin Mas nggak nyaman disini."
"Kamu mau pulang kesana?"
"Belum, aku masih mau disini."
"Ya udah, Mas juga disini."
"Kenapa?"
"Kenapa?" Rios mengulangi pertanyaan Nara dengan nada yang sama, kali ini ia melihat Nara, "Because you're here, baby. I'm not going anywhere without you. Dimanapun kamu tinggal, Mas akan pulang ke kamu."
Nara menelengkan kepalanya dengan mata masih mengarah ke Rios, ekspresi dan sorotnya nampak terkesima oleh barisan kata-kata Rios tadi.
"You're my home." Ditambah yang satu ini.
"Oh so sweet," kata Nara mengulas secarik senyum yang terlihat meragukan perkataan Rios.
Rios melihatnya malah seperti Nara sedang meremehkan ucapannya, ia siap bertindak, namun ternyata Nara sudah lebih dulu bertindak.
Perempuan itu merangkak melewati kaki panjang Rios dengan kedua tangan dan lututnya, mengambil laptop Rios lalu meletakkannya di tempat kosong disamping Rios duduk agar dirinya bisa duduk di atas pangkuan pria itu.
Ia menempelkan bokongnya tepat diatas kejantanan Rios, membuat pria itu merasa tidak nyaman karena perbuatan Nara yang satu ini bisa membangunkan adiknya yang sangat baperan.
Dan kalau bangun Rios yakin Nara tidak akan mau tanggung jawab mengingat istrinya ini masih belum memaafkannya karena tidak memberi kabar sewaktu perjalanan bisnisnya kemarin.
Sejak awal pulang ia ingin sekali melihat perut gemoy Nara sambil menelanjanginya, tapi Nara tidak membiarkan perutnya itu dilihat olehnya dan Nara tidak mau ditelanjangi apalagi diajak berhubungan intim.
Kasihan sekali Rios, tapi sekali-sekali memang harus diberi pelajaran.
"Kamu bisa tinggal disini selama yang kamu mau, tapi kamu harus inget kalo bibi di rumah sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE [TERBIT]
RomanceSUDAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA PUBLISHER *** "Saya nikahkan dan kawinkan Kyra Alinara binti Kaif dengan ananda Manu Rios Fernandes dengan mas kawin berupa cincin emas 24 karat, 100 triliun uang, 1 unit rumah mewah, 5 unit gedung apartemen, 50% saham da...