MINE | Chapter 20

154K 6.3K 252
                                    

Rasanya aneh sekali setelah tahu kalau Galih adalah anak Pak Fernandes, adik tiri Rios yang artinya Nara sebagai istri Rios memiliki status sebagai kakak ipar guru itu.

Sangat lucu. Walaupun tidak ada yang tau fakta itu, tapi Nara merasa risih.

Terlebih selama pelajaran berlangsung Galih terus saja menatap ke arah Nara yang membuat Nara tidak nyaman.

Namun setelah diamati, ternyata bukan Nara yang diperhatikan Galih melainkan Nayla yang duduk disamping Nara.

Nara yang menyadari hal itu lantas menoleh pada Nayla. Ia mengernyit mendapati Nayla terus saja memegangi perutnya. Dan temannya ini kelihatan seperti orang sakit.

Setelah satu jam Galih memberi materi dikelas Nara, guru itu berkata akan pergi ke kelas sebelah dan berpesan supaya tidak ribut.

Sepeninggalan guru mereka, kelas Nara masih tenang untuk beberapa saat sampai beberapa siswi mulai mengobrol.

Saat itulah Nara mengajak Nayla berbicara, namun Nayla malah sewot dan langsung pergi meninggalkan kelas.

"Ya ampun, itu anak susah banget diajak ngomong baik-baik," ujar Nara sambil berdecak sebal.

***

Istirahat pertama, Nara dan Salma memilih duduk bersantai di bawah pohon rindang taman sekolah di area yang cukup sepi sambil menyantap jajanan yang mereka beli di kantin sekolah.

Angin sepoi-sepoi bertiup lembut menyejukkan udara yang sedang panas-panasnya.

"Udah denger belom?" Salma memulai topik pembicaraan baru setelah hampir sepuluh menit tadi mereka membahas hal-hal tidak penting.

"Belom, apaan?"

"Katanya ada siswi yang lagi bunting, beritanya udah sampe ke sekolah lain."

"Hah?" Nara tercengang seketika, "siapa?"

"Nggak tau. Tapi katanya sih siswi itu ada dikelas kita."

"Astaga?!"

"Serem, ya?" ujar Salma menatap Nara dengan sorot lain.

"Lo dapet info darimana? Awas loh, Sal! Jangan asal nuduh!" kata Nara memperingati.

"Kok gue?"

"Ya elo dapet infonya darimana? Siapa yang nyebarin berita kayak gitu?"

"Mana gue tau, Ra. Pokoknya dari mulut ke mulut! Gue juga kaget banget waktu denger itu, dan gue langsung keinget elo."

"Lah, kok gue?"

"Bukan elo kan yang bunting?"

"Astaghfirullah, Salma!" Nara meradang karena dituduh yang tidak-tidak oleh temannya sendiri.

"Gue serius nanya, Ra. Bukan elo kan yang hamil? Gue takut soalnya," ujar Salma bersungguh-sungguh dengan raut cemas.

Nara memutar matanya lalu mendengus, "bukan!"

"Oke, gue percaya."

"Ya harus dong!"

"Tapi meskipun sekarang elo nggak hamil, kalo misalnya suatu saat elo kayak gitu gimana?"

Nara tak menjawab, baru kali ini Ia mendapat pertanyaan seperti itu. Dan ia tidak tahu jawabannya.

"Ra? Kok diem?"

"Ya nggak papa sih. Kan gue udah nikah juga," ujar Nara dengan raut santai, kata-katanya terdengar sangat jauh bahkan di telinganya sendiri.

"Iya, gue tau kalo lo udah nikah. Tapi mikirlah, Nara! Lo ini masih sekolah!"

MINE  [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang