"Halo?" sapa Gibran sepupu Rios di dalam telepon. "Yos?""Apa?"
"Rumah Lo kosong, ya?"
"Ada Nara."
"Nggak ada kayaknya, Gue udah bunyiin bel dari tadi sambil teriak-teriak juga tapi nggak di bukain pintu."
Rios mengangkat tangan kanannya untuk melihat arloji. Sekarang jam sepuluh malam. Jam segini dan Nara tidak ada dirumah?
"Lo mau ngapain ke rumah gue?" tanya Rios pada sepupunya.
"Pengen ngajakin Lo minum, Gue bawa wine."
"Gue lagi nggak di Jakarta."
"Gue tau Lo udah di jalan pulang sekarang. Buruanlah! Gue tungguin sampe Lo muncul!"
"Gue mau nginep di hotel."
"Banyak tingkah! Punya rumah juga pake nginep di hotel segala, emangnya Lo nggak khawatir sama Nara yang Lo tinggal dirumah sendirian?"
"Enggak."
"Bohong bener!"
"Gue matiin teleponnya!"
Rios memutus sambungan teleponnya karena tidak ingin mendengar suara Gibran lebih lama. Tapi Mengingat ucapan Gibran tadi yang berkata kalau tidak ada orang dirumah membuat dirinya kepikiran Nara. Apa iya Nara tidak ada dirumah? Apakah Nara sedang keluar dan belum kembali seperti waktu itu? Tapi sampai jam sepuluh malam? Kalau iya, Nara kemana?
Rios mengendurkan simpul dasinya yang terasa mencekik leher. Sebelumnya ia tidak terlalu memikirkan Nara karena sibuk. Ia bahkan lupa kalau dirinya ini sedang menjaga jarak dari Nara dengan mengabaikannya. Dan sekarang setelah teringat hal itu, Rios jadi tidak enak hati.
***
"Nara! Kamu nggak mau pulang apa gimana sih? Betah banget disini."
Itu adalah suara Maya yang sejak tadi mengganggu Nara yang sedang tidur di kamar karena pasalnya Nara sudah menginap dirumahnya selama hampir seminggu sejak selesai ujian dan tidak ada tanda-tanda ingin kembali ke rumah Rios.
"Rumah mu bukan disini lagi, Ra! Kalo udah nikah itu ya rumahnya ikut suami, bukan ngintilin ibunya terus." Maya berkacak pinggang di ambang pintu kamar Nara.
"Ya ampun, baru juga ini aku pulang. Ngintilin darimana?" sahut Nara.
"Nanti kalo Rios pulang terus nyariin kamu di rumah nggak ada, gimana? Pulang aja sana!"
Nara menarik selimutnya lebih tinggi untuk menutupi seluruh tubuhnya. Dirinya sedang tidak bersemangat untuk diajak membahas pria itu.
"Ra?"
"Ini udah malem, Bu. Dirumah juga aku sendirian. Lagian kalo Om Rios emang nyariin nanti juga bakalan nelpon kok," kata Nara mengeraskan suaranya.
"Bener?" tanya Maya untuk memastikan. "Kamu nginep disini bukan karena lagi ada masalah, kan?"
Bukan tanpa alasan Maya bertanya demikian. Ia sudah memerhatikan Nara sejak putrinya itu datang tiba-tiba ke rumahnya dan bilang akan menginap selama beberapa hari. Waktu is bertanya kenapa Nara tiba-tiba ingin menginap, Nara hanya menjawab kalau dirumahnya tidak ada orang. Bibi pulang kampung dan Rios ke luar kota.
Maya bertanya lagi kenapa sikap Nara agak pendiam tidak seperti biasanya, dan Nara menjawab kalau dia hanya lelah karena habis ujian. Tapi menurut Maya pasti ada sesuatu yang membuat putrinya terlihat murung selama menginap dirumahnya. Tetapi jika bertanya, Nara selalu memberikan jawaban yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE [TERBIT]
RomanceSUDAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA PUBLISHER *** "Saya nikahkan dan kawinkan Kyra Alinara binti Kaif dengan ananda Manu Rios Fernandes dengan mas kawin berupa cincin emas 24 karat, 100 triliun uang, 1 unit rumah mewah, 5 unit gedung apartemen, 50% saham da...