Nara terus saja mengumbar senyum manis selagi mengantarkan Rios ke depan hotel. Ia menggandeng tangan Rios tanpa mengendurkan senyum, membuat Rios terheran-heran.
"Kenapa si senyum terus dari tadi?" tanya pria itu sangat ingin tahu.
"Lagi pengen aja," jawab Nara menahan senyum manisnya yang ingin mengembang lebih lebar.
Aslan berjalan dibelakang mereka, menjaga jarak sambil mengawasi kedua orang itu yang sedang asik mengobrol.
Mereka baru saja sampai di lobi hotel, dan coba tebak siapa yang tidak sengaja mereka temui? Seorang pria yang pasti.
Awalnya Rios tidak menghiraukan pria itu, tapi begitu mulutnya bersuara, barulah mata Rios membulat. Tidak salah lagi dia adalah Gibran.
"Widihh buset, gue kira gue yang rabun, nggak taunya beneran ada Nara," ucap Gibran bersorak kegirangan, pura-pura tidak tahu dia akan bertemu dengan Rios di hotel itu.
"Eh, ngapain lo disini?" Rios mendelik, "bukannya di Surabaya?"
"Udah kelar dong," sahut Gibran sambil tersenyum pada Nara, Nara pun membalas senyumnya, "gimana kabarnya, Ra?"
"Baik, Om. Om Gibran sendiri gimana?"
"Baik dong, pastinya. Eh, kamu kok makin cantik aja sih, Ra? Pangling deh. Udah lama nggak ketemu juga."
Nara hanya mesam-mesem di puji sepupu Rios itu.
"Mau pada kemana nih? Jalan? Atau breakfast? Jam setengah sembilan ya..."
Rios langsung memutar matanya jengah, atau lebih tepatnya malas. Ia sedikit terkejut Gibran muncul disini, "kok cepet amat kelarnya?"
"Gue udah seminggu di Surabaya, Yos. Jadi ya udah selesai lah sekarang, gimana sih?"
"Terus ngapain lo disini? Bukannya di kantor?"
"Ini hari minggu, bego! Gue ambil cuti seminggu, mau liburan dulu!"
"Siapa yang ngasih izin?"
"Gue sendiri."
"Si Bangke!"
"Bodo amat!"
"Nggak ada akhlak lo!" hardik Rios tidak terima.
Nara dan Aslan hanya cengo melihat kedua orang itu.
Tapi kemudian Gibran menyapa Aslan, sapaan singkat antara atasan dan bawahan.
Namun percakapan mereka tidak berlangsung lama karena Aslan mengingatkan Rios soal waktu kepergiannya.
"Kemana?" tanya Gibran.
"Kuta," jawab Rios malas.
"Libur, Yos! Minggu malah kerja, gimana sih?" tukas Gibran memanas-manasi.
Walaupun agak jengkel, tapi Rios tidak menggubris pria itu. Ia hanya memutar badannya menghadap Nara untuk berpamitan.
"Inget ya, abis sarapan kamu tidur."
Nara mengangguk mengiyakan meski dirinya tidak yakin.
"Awas aja kalo keluar."
Gibran langsung menyahut, "dikira bocah kali, masa mau dikamar aja. Kan bosen, ya nggak, Ra?"
Kepala Rios memutar untuk melirik Gibran, "congor lo bisa diem nggak sebentar?"
"Ya lo aneh-aneh aja, udah nyampe disini malah Nara disuruh diem-diem dikamar, rugi goblok! Tenang aja Ra, nanti Om ajakin kamu keliling, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE [TERBIT]
RomanceSUDAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA PUBLISHER *** "Saya nikahkan dan kawinkan Kyra Alinara binti Kaif dengan ananda Manu Rios Fernandes dengan mas kawin berupa cincin emas 24 karat, 100 triliun uang, 1 unit rumah mewah, 5 unit gedung apartemen, 50% saham da...