MINE | Chapter 19

271K 7.4K 350
                                    


Nara memakan potongan terakhir roti tawar selai cokelatnya sampai tak tersisa.
Setelahnya ia menelan pil terakhir pereda nyeri yang dibelikan Rios untuknya empat minggu yang lalu saat kali pertama mereka bercinta.

"Om Rios udah pergi ya, Bi?" tanyanya pada bibi yang baru datang dari depan.

"Belum Non, ada di garasi lagi manasin mobil."

Nara manggut-manggut sambil mengisi botol air minumnya yang akan dibawa ke sekolah dan menyelipkannya ke saku tas.

"Hari ini non Nara nggak mau bawa bekal beneran?" tanya bibi didepan kulkas dan sedang memeriksa stok sayurannya.

"Nggak usah bi, nanti aku jajan aja. Mungkin bakalan pulang cepet hari ini," sahut Nara sedikit berharap ucapannya terkabul, "aku berangkat ya? Assalamualaikum, bi."

"Wa'alaikumussalam," sahut bibi, "hati-hati dijalan ya, Non?"

Nara tersenyum lebar sambil menganggukkan kepalanya.

Lalu dirinya melesat pergi untuk mencari Rios sebelum berangkat sekolah.

Kata bibi tadi Rios ada di garasi, jadi Nara pergi kesana untuk memeriksa. Namun ternyata tidak ada siapapun disana, begitupun dengan BMW Rios yang semalam menginap di ruangan garasi itu.

Nara memutar otaknya sejenak. Lalu ia mencari Rios dikamar pria itu, tapi ternyata Rios juga tidak ada disana. Kamar yang sangat rapi dan wangi itu kosong.

"Udah pergi, kah?" gumamnya pelan pada dirinya sendiri.

Nara menilik jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan kanannya, pukul 07.15.

Seharusnya Rios masih ada dirumah setidaknya sampai jam delapan atau jam setengah sembilan nanti. Tapi karena tidak mendapati keberadaannya di rumah, mungkin dia memiliki urusan penting di kantornya yang mengharuskannya pergi sepagi ini.

Nara tak mau ambil pusing dan segera keluar dari kamar Rios untuk kemudian pergi meninggalkan rumah. Dirinya baru saja menjejakkan kedua kaki di teras rumah sewaktu matanya melihat BMW Rios terparkir anteng dihalaman.

Mobil itu menyala dan tak lama kaca di bagian kabin sopir perlahan turun, menampakkan Rios yang ternyata berada disana.

Nara pun berjalan mendekat sementara Rios tetap berada didalam kabin sopirnya.

"Yok buruan masuk," titah pria itu.

"Masuk kemana?"

"Masuk ke mobil, Sayang,"

Tetapi Nara belum bergerak menuruti perintah Rios, "aku mau sekolah loh, Om."

Tentu saja Rios tahu, karena itu ia menyuruh Nara masuk ke mobilnya. Tapi Nara terlihat enggan.

"Kok malah bengong? Ayok masuk!"

"Om mau nganterin aku sekolah gitu?"

"Iya Sayang," sahut Rios, karena sudah tidak sabar ia pun keluar dari mobilnya.

"Kenapa?" Nara malah bertanya karena heran.

"Sekali-sekali nganterin istri sekolah nggak ada salahnya, kan?" ujar Rios sembari membawa Nara mengitari mobil lalu membukakan pintu mobil untuknya.

MINE  [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang