Sebenarnya tidak ada yang penting, tapi Nara cukup sibuk hari ini. Pertama karena teman-temannya, dan kedua, wali kelasnya.
Seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris bernama lengkap Helen Atmawijaya, S.Pd. yang kini juga menjabat sebagai wali kelas 12 IPA II, memanggil Nara ke ruangannya begitu bel istirahat berkumandang.
Nara terjebak disana dalam interogasi ketat Miss Helen.
Pikir Nara ia akan di interogasi habis-habisan oleh wali kelasnya itu karena absen tanpa keterangan, namun ternyata tidak.
Begitu duduk di sofa panjang ruangannya, wanita berseragam batik itu langsung menyuguhkan segelas teh hangat pada Nara, menyapa ramah, bertutur kata lembut dengan begitu sopan sambil mengajaknya berbincang-bincang santai.
Nara agak ngeri, pasalnya Miss Helen bukanlah tipe guru yang lemah lembut seperti ini. Wajahnya yang elegan dan glamor tidak mencerminkan kepribadian tersebut, dan tentu, karakternya memang galak.
Jadi sudah pasti sikap baiknya ini adalah sebuah bentuk pencitraan, tapi pencitraan terhadap apa?
Lalu, apakah kau tahu apa yang membuat Nara sangat amat terkejut?
Ditengah perbincangan yang menurut Nara tidak asik itu, Miss Helen menyinggung salah seorang pengusaha; termasyhur, konglomerat dan berkharisma--katanya, di tanah air tercinta mereka ini, kalau ia tidak salah dengar tadi nama sang pengusaha tersebut adalah Manu Rios Fernandes.
Wajah Nara langsung memerah seperti kepiting rebus ketika Miss Helen terus saja menyebut-nyebut nama Manu Rios sambil memuja-mujanya.
Seterkenal itukah suaminya ini?
"Katanya, kamu ini keponakannya Pak Manu ya, Ra?"
Pupil mata Nara mengembang jelas, "Keponakan? Siapa yang bilang begitu, Miss?"
"Kepala sekolah. Kata beliau Pak Manu bilang kalau Kyra Alinara adalah keponakannya, kamu sedang sakit dan dirawat dirumah secara intensif, jadi tidak bisa masuk sekolah."
Seolah tertohok Nara oleh pemberitahuan Miss Helen, ia membisu.
Sakit dan dirawat dirumah secara intensif? Seolah-olah dirinya ini terkena penyakit menular.
"Kyra?" Miss Helen menepuk lengan Nara pelan ketika Nara malah asik bengong.
"Ya, Miss."
"Beneran kamu keponakannya Pak Manu?"
Keponakan? Really?
Nara mencoba untuk mengulas senyum meskipun hatinya menolak, berhasil, namun senyumnya itu tampak sepat.
"Kalau Mas--maksud saya, Om Rios berkata demikian, artinya iya, saya keponakannya."
***
Nara mencebbikan bibirnya sebal sambil menutup pintu ruangan Miss Helen.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE [TERBIT]
RomanceSUDAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA PUBLISHER *** "Saya nikahkan dan kawinkan Kyra Alinara binti Kaif dengan ananda Manu Rios Fernandes dengan mas kawin berupa cincin emas 24 karat, 100 triliun uang, 1 unit rumah mewah, 5 unit gedung apartemen, 50% saham da...