Pekerjaan Rios agak terbengkalai sejak kejadian yang menimpa Nara itu. Ia terlalu sibuk menjaga Nara, menemaninya dan mengawasi istrinya itu sampai sampai tidak punya waktu untuk pergi ke kantor.
Rios sudah meminta tolong pada Gibran selaku wakilnya untuk mengisi kekosongan jabatannya di kantor selama dirinya tidak ada. Ia juga memerintahkan Aslan untuk mengawasi para pemegang saham di perusahaannya yang sangat merepotkan itu. Tapi ia tidak bisa berlama-lama meninggalkan tempatnya karena para pemegang saham yang sangat menjengkelkan itu pasti akan berusaha mencari-cari kesalahan dirinya dan menekannya.
Sistem kepemimpinannya yang keras membuat mereka berusaha untuk terus menyingkirkannya dari jabatan CEO, padahal perusahaan itu murni milik keluarganya dan ialah yang membawa kesuksesan besar pada perusahaannya ini. Tapi orang luar terkadang memang tidak tahu diri. Semoga saja Gibran bisa diandalkan, jadi ia bisa sedikit bersantai sambil menjaga Nara.
Lima belas menit.
Rios selalu memberi waktu pada Nara selama lima belas menit untuk berada di kamar mandi. Dalam lima belas menit jika Nara tak kunjung keluar, ia akan langsung masuk untuk memeriksanya. Tidak peduli Nara sedang apa di kamar mandi, Rios pasti melakukannya.
Seperti halnya sore ini.
Rios sudah menghabiskan satu batang rokok sambil menunggu Nara keluar dari kamar mandi. Lewat sedikit dan Rios langsung memutar kenop pintu kamar mandi.
Nara terlonjak kaget saat Rios membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Padahal ia sedang melilitkan sehelai handuk untuk membalut tubuhnya.
Air di ujung rambutnya pun masih menetes-netes tanda ia baru saja selesai mengguyur badannya.
"Om!" tukas Nara keras sambil memegangi lilitan handuknya yang terasa longgar agar tidak melorot.
"Ngapain kok lama banget?" Rios masih berdiri di ambang pintu sembari menatap lurus Nara.
"Ini baru selesai," ucap Nara memberitahu.
"Kelamaan."
"Aku mau pake baju dulu," ucap Nara lagi.
"Pake bajunya di luar aja."
"Nggak mau."
"Nara, jangan sampe Om tarik keluar ya." Rios berkata dengan wajah seriusnya.
Nara membuang muka ke arah lain, "nggak sabaran banget," cetusnya pelan. Ia kembali melihat Rios.
Saat itu Rios sudah berdiri disampingnya entah sejak kapan. Nara jadi kaget karena jarak Rios yang sangat dekat dengannya itu dan tanpa sadar ia melangkah mundur untuk menjauhi Rios. Namun tangan panjang Rios dengan cepat meraihnya.
Nara terkesiap saat Rios mengangkatnya dan mendudukkannya di ruang datar samping wastafel. Tangannya sontak mencengkeram pundak Rios sewaktu wajah Rios mendekati wajahnya. Seakan sudah tahu Rios akan melakukan apa, Nara cepat-cepat menahan dada Rios.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE [TERBIT]
RomanceSUDAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA PUBLISHER *** "Saya nikahkan dan kawinkan Kyra Alinara binti Kaif dengan ananda Manu Rios Fernandes dengan mas kawin berupa cincin emas 24 karat, 100 triliun uang, 1 unit rumah mewah, 5 unit gedung apartemen, 50% saham da...