***Pukul 03.00 dini hari.
Lagi-lagi rintik air menghujani kota Jakarta, suara guntur terdengar menggelegar di angkasa dan menggema di kaki langit, kilat dan petir pun ikut unjuk diri.
Tak lama hujan deras melanda jalan raya yang pada dini hari itu terpantau cukup ramai.
Semua hiruk pikuk ini menemani perjalanan Aslan yang sedang membawa Nara ke rumah sakit bersama Maya.
Nara demam tinggi, sekujur tubuhnya terasa sangat panas, tapi ia kedinginan, badannya menggigil, bahkan meskipun Maya sudah menyelimutinya tebal dan memeluknya, hal itu tidak cukup membuat Nara merasa hangat. Sakit kepalanya makin parah.
Ia sudah sadar dari pingsannya, tapi dengan rasa sakit yang diderita tubuh, hati, pikiran serta mentalnya membuatnya kembali tidak sadarkan diri.
Membutuhkan waktu hampir dua puluh lima menit untuk mereka sampai di rumah sakit.
Aslan mengemudikan mobil dalam kecepatan tinggi namun tetap memperhatikan keselamatan dirinya dan penumpang yang ia bawa.
Aslan sama paniknya dengan Maya saat Maya bilang bahwa Nara sakit dan butuh di bawa ke rumah sakit setengah jam lalu, dirumah.
Saat menggendong Nara ia bahkan bisa merasakan betapa panasnya badan Nara ketika kulit mereka tak sengaja bersentuhan.
Sesampainya dirumah sakit mereka langsung menuju IGD setelah seorang perawat menghampiri mereka dan menunjukkan jalan.
Setelah dokter melakukan pemeriksaan terhadap dirinya dan kondisi kandungannya, Nara dipindahkan ke ruangan VVIP untuk istirahat sampai sadar selagi cairan infus masuk ke dalam aliran darahnya.
Aslan kembali ke kamar Nara sekitar pukul 04.00 sesudah mengurus administrasi.
Maya duduk di kursi di sisi ranjang untuk berjaga, sang Ibu tak henti-hentinya memerhatikan Nara, terlihat sangat mencemaskan keadaan putri semata wayangnya.
Aslan tidak bicara apa-apa, ia duduk di sofa yang ada di depan ranjang Nara. Ia sudah mencoba menghubungi Rios untuk memberitahukan keadaan Nara, tetapi bosnya itu sedang tidak bisa dihubungi.
***
Pukul 06.45 pagi, Nara bangun.
Dokter langsung memeriksa keadaannya.
Aslan sudah pergi karena ada urusan di kantor, dan tak lama datang bibi sambil membawakan bubur ayam untuk Nara dan makanan untuk Maya sarapan.
Nara tidak bersuara semenjak bangun, ia hanya diam selama sarapan. Setelah itu ia memutuskan untuk duduk bersandar ditempatnya tidur selagi Maya mengupas buah-buahan untuk dirinya ngemil.
"Aku mau pulang," katanya kemudian, ia menatap ibunya.
"Nanti agak siangan ya....."
"Ke rumah Ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE [TERBIT]
RomanceSUDAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA PUBLISHER *** "Saya nikahkan dan kawinkan Kyra Alinara binti Kaif dengan ananda Manu Rios Fernandes dengan mas kawin berupa cincin emas 24 karat, 100 triliun uang, 1 unit rumah mewah, 5 unit gedung apartemen, 50% saham da...