17 : It's Okay

18.9K 2.8K 148
                                    

She's imperfect, but she triesShe is good, but she liesShe is hard on herselfShe is broken and won't ask for help

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

She's imperfect, but she tries
She is good, but she lies
She is hard on herself
She is broken and won't ask for help

-She Used to Be Mine by Sara Bareilles-

•°•°•°•°•Serambi Masjid•°•°•°•°•

-
-
-


Pagi ini beberapa polisi dan badan penyidik mengunjungi rumah Ilana untuk menyampaikan hal-hal terkait kasus kematian Bapak. Beberapa barang bukti sudah disiapkan di dalam kantung plastik bening.

Di sana, Cakra, Budhe Laras, Ilana dan Fillah sudah berkumpul di ruang tamu. Mereka ketar-ketir dengan apa yang akan polisi sampaikan. Pun dengan suasana di ruangan itu yang berubah menjadi mencekam.

"Pagi ini kami akan menyampaikan hal terkait kasus kematian Pak Malik Fadlurrahman. Ada beberapa analisa yang terkait hasil penyidikan, yaitu hasil forensik, TKP, dan pengakuan saksi."

Kabid Humas polisi membuka kantung plastik yang berisi barang bukti, lalu mengeluarkan amplop berwarna coklat yang berisi tentang laporan hasil forensik. "Berdasarkan hasil tes visum, luka sepanjang sepuluh sentimeter yang menembus kepala jenazah dikarenakan tertusuk pisau. Hal ini terkait pisau dengan lumuran darah yang kami temukan tergeletak tidak jauh dari TKP."

Orang-orang di sana tercekat melihat sebuah pisau yang ditunjukkan oleh polisi. Masih ada sedikit darah yang sudah kering, menempel pada pisau tajam itu.

"Berdasarkan hasil lab, kami menemukan sidik jari dari Bu Dewi yang adalah istri Pak Malik. Bu Dewi pada saat itu tidak berada di TKP, dan setelah kami cari, kami menemukannya sedang berada di klub malam dalam keadaan mabuk. Awalnya, beliau menyangkal saat kami menanyakan kebenaran bahwa pada saat kejadian beliau pulang ke rumah. Namun, hal itu dibantah oleh kenyataan bahwa Bu Dewi terlihat gugup saat kami menemukan bercak darah di bagian lengan bajunya. Darah ini terdapat DNA dari Pak Malik." Kabid Humas mengeluarkan baju atasan berwarna putih dari kantung plastik. Warnanya begitu kontras dengan bercak darah yang menempel di lengan baju.

"Dan berdasarkan pengakuan saksi pertama, mereka yang pada saat itu sedang melaksanakan ronda malam, melihat Bu Dewi yang berlari dari dalam rumah dengan langkah yang sempoyongan. Mereka sempat menanyakan ada apa gerangan dengan Bu Dewi yang tampak ketakutan, namun Bu Dewi hanya berbicara tidak jelas kemudian pergi, sehingga saksi tidak menanggapinya lebih lanjut. Mereka juga tidak sempat melihat bercak darah di lengan Bu Dewi.

Berdasarkan saksi kedua yang adalah tetangga dekat, sering melihat Bu Dewi diantar jemput oleh seorang laki-laki yang tidak ia kenal. Pada saat itu Pak Malik tidak ada di rumah. Namun, selang beberapa hari, saksi sering mendengar keributan antara Pak Malik dan Bu Dewi. Hampir setiap malam. Dan beberapa saat sebelum kejadian, saksi melihat Pak Malik sempat bergelut dengan laki-laki yang mengantar jemput Bu Dewi. Namun, beberapa saat kemudian, tepatnya sebelum kejadian pembunuhan, saksi melihat Bu Dewi dan laki-laki tersebut pergi dari rumah dan meninggalkan Pak Malik sendirian. Kemudian, tepat pada waktu kejadian, saksi kedua mendengar suara lengkingan diiringi rintihan dari dalam rumah Pak Malik, yang membuatnya penasaran dan akhirnya memilih masuk ke dalam bersama saksi pertama. Di sana mereka melihat tubuh Pak Malik yang sudah terkapar dengan bersimbah darah.

Serambi MasjidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang