12 : Cadar

23.5K 2.9K 193
                                        

“Hal baru yang aku sukai adalah tingkahmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hal baru yang aku sukai adalah tingkahmu.”

•°•°•°•°•Serambi Masjid•°•°•°•°•

-
-
-

Setelah sarapan dan menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah, dengan dibantu Fillah, kini Ilana mulai bersiap-siap untuk pergi bersama suaminya itu.

"Kiya."

Dari belakang, Fillah memanggil. Menghampiri istrinya yang tengah mengenakan kerudung segi empat syar'i. Setiap kali melihatnya, Fillah merasa bersyukur lantaran mempunyai istri yang pandai menutup aurat.

Ilana menoleh sebelum selesai mengancingkan jarum pentul pada kain wolfis di bagian bawah dagunya.

"Sebenarnya saya beli sesuatu untuk kamu," ucap laki-laki itu memberitahu. Membuat sudut mata Ilana melirik ke tangan kanannya yang memegang sebuah paper bag berwarna coklat.

Tanpa menanggapi Ilana yang memasang wajah bingung dan seolah-olah bertanya 'apa?', Fillah mengeluarkan isi paper bag-nya. Menunjukkan isinya yang ternyata sebuah kain hitam yang tidak terlalu tebal tapi tidak tipis.

Fillah kemudian memajukan langkah lebih dekat menuju Ilana, sampai tepat di depan perempuan itu. Matanya memandang paras cantik Ilana sejenak, tersenyum saat Ilana menunjukkan ekspresi bingung, kemudian dengan cekatan memasang kain hitam itu pada wajah Ilana dan mengikatkan talinya di belakang kepala sang istri.

"Saya nggak mau wajah kamu dilirik sama laki-laki lain selain saya," ucap Fillah dengan mata berbinar menatap perempuan cantik bak bidadari di hadapannya.

"Ila pakai cadar, Gus?" Ilana bertanya. Rasanya masih tak percaya, tiba-tiba Fillah memakaikannya cadar.

"He'em. Saya nggak mau menunjukkan wajah kamu di depan publik, apalagi kita mau pergi ke luar pesantren yang pasti akan banyak orang," jawab Fillah. "Kecantikan kamu itu spesial hanya untuk saya. Nggak akan saya bagi-bagikan ke orang lain."

Ilana tertegun sekaligus malu. Apakah barusan laki-laki itu mengatakan kalau dirinya cantik?

Tanpa sadar, semburat merah muncul di pipinya, yang untungnya sudah tertutupi cadar. Matanya melirik tak tentu arah. Ia menjadi salah tingkah.

Namun yang pasti, alasan yang membuat Ilana semakin terkagum-kagum kepada Fillah adalah karena suaminya itu ingin menjaga dirinya agar tak menjadi tontonan banyak orang. Berpakaian syar'i saja sudah baik, apalagi mengenakan cadar.

Ilana pernah membaca, jika perempuan adalah fitnah terbesar. Sebab, wajah perempuan dapat memancing nafsu laki-laki, baik itu yang mahram atau ajnabi. Disebutkan pula dalam beberapa madzhab bahwa cadar hukumnya wajib atau sunnah untuk menghindari fitnah yang ditimbulkan kaum perempuan.

Serambi MasjidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang